Mohon tunggu...
Jingga OktavianaRamadhani
Jingga OktavianaRamadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Empati Martin Hoffman : Memahami Aspek Psikologis dalam Menanggapi Perasaan Orang Lain

18 Januari 2025   12:33 Diperbarui: 18 Januari 2025   12:33 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Empati pada tahap ini lebih melibatkan pemahaman tentang sebab-akibat emosional, di mana anak-anak belajar bahwa tindakan tertentu dapat menyebabkan perasaan tertentu pada orang lain. Misalnya, seorang anak mungkin mulai memahami bahwa teman yang kehilangan mainannya merasa sedih, dan ia bisa berusaha untuk menghiburnya.

4. Tahap Empati Kompleks (Usia Remaja dan Dewasa)

Pada tahap remaja dan dewasa, empati mencapai tingkat yang lebih kompleks. Remaja memiliki kemampuan untuk memahami lebih mendalam perasaan orang lain dan meresponsnya dengan cara yang lebih terstruktur dan matang. Mereka tidak hanya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, tetapi juga dapat memahami konteks yang lebih luas yang memengaruhi perasaan orang tersebut.

Empati pada tahap ini juga melibatkan kemampuan untuk merasakan perasaan yang lebih kompleks, seperti rasa bersalah, penyesalan, atau kebingungan yang mungkin dialami oleh seseorang. Remaja dan dewasa dapat menunjukkan empati yang lebih bersifat sosial dan moral, di mana mereka tidak hanya berempati pada tingkat emosional tetapi juga mempertimbangkan tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu orang lain.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Empati

Hoffman mengidentifikasi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan empati pada individu, termasuk:

1. Pengalaman Sosial dan Keluarga: Keluarga memainkan peran penting dalam membentuk dasar empati. Interaksi antara orang tua dan anak yang penuh perhatian, pengasuhan yang responsif, serta pemberian contoh yang baik dalam menghadapi perasaan orang lain dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan empati.

2. Keterpaparan terhadap Keberagaman Sosial: Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang beragam secara sosial dan budaya cenderung lebih mudah memahami dan merasakan perasaan orang lain dari berbagai latar belakang. Pengalaman sosial yang lebih luas memungkinkan individu mengembangkan perspektif yang lebih kaya mengenai perasaan dan kondisi orang lain.

3. Pengaruh Media: Paparan terhadap media, baik melalui cerita, film, atau berita, dapat memperluas wawasan anak tentang kondisi sosial yang berbeda dan merangsang empati terhadap individu di luar lingkungan dekat mereka.

4. Keterampilan Sosial dan Kognitif: Kemampuan kognitif untuk memahami perspektif orang lain sangat penting dalam pengembangan empati. Semakin berkembang kemampuan kognitif seseorang, semakin besar kemampuan mereka untuk mengerti dan merasakan perasaan orang lain.

Manfaat Empati dalam Kehidupan Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun