Kegagalan: Ketidakpercayaan yang mendalam dan ketakutan terhadap dunia luar.
2. Otonomi vs. Rasa Malu dan Keraguan (18 bulan -- 3 tahun) Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan otonomi atau kemandirian. Mereka mulai belajar untuk mengontrol tubuh mereka (misalnya, toilet training) dan menjadi lebih mandiri dalam berbagai aktivitas. Jika orang tua memberikan kebebasan yang cukup namun tetap memberikan bimbingan yang tepat, anak akan merasa otonomi dan percaya diri. Namun, jika orang tua terlalu mengendalikan atau terlalu banyak mengkritik, anak dapat mengembangkan rasa malu dan keraguan terhadap kemampuan diri mereka.
Keberhasilan: Rasa percaya diri dan kemampuan untuk membuat keputusan.
Kegagalan: Perasaan malu dan ketidakmampuan untuk membuat pilihan sendiri.
3. Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun) Pada tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan rasa inisiatif saat mereka mulai mengeksplorasi dunia sekitar mereka dan mencoba hal-hal baru. Mereka mulai mengambil keputusan tentang apa yang ingin mereka lakukan. Jika orang tua mendukung eksplorasi ini dan memberikan ruang bagi anak untuk mencoba tanpa takut dihukum, mereka akan merasa memiliki inisiatif. Sebaliknya, jika orang tua terlalu kritis atau menghalangi eksplorasi, anak akan merasa bersalah atas tindakan mereka.
Keberhasilan: Keinginan untuk mengambil inisiatif dan mencoba hal baru.
Kegagalan: Rasa bersalah yang berlebihan dan rasa takut akan kegagalan.
4. Kerja Sama vs. Inferioritas (6-12 tahun) Pada tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan keterampilan sosial dan bekerja sama dengan teman sebaya. Mereka belajar bekerja dalam tim dan mulai merasa kompeten dalam aktivitas yang mereka lakukan. Jika anak merasa dihargai dan diterima oleh teman-temannya, mereka akan mengembangkan rasa kompetensi. Namun, jika mereka merasa gagal atau tidak diterima oleh teman-temannya, mereka bisa merasa inferior dan kehilangan rasa percaya diri.
Keberhasilan: Rasa percaya diri dalam kemampuan dan keterampilan sosial.
Kegagalan: Rasa inferioritas dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi secara sosial.
5. Identitas vs. Kebingungan Identitas (12-18 tahun) Remaja dihadapkan dengan pencarian identitas diri yang lebih mendalam, mencari tahu siapa mereka dan bagaimana mereka ingin dilihat oleh orang lain. Jika mereka berhasil mengintegrasikan pengalaman dan peran yang berbeda, mereka akan mengembangkan identitas yang kuat. Namun, jika mereka gagal untuk memahami siapa mereka atau merasa bingung tentang peran mereka di dunia, mereka akan mengalami kebingungan identitas.