2. Teori Pembelajaran Sosial Albert Bandura
Albert Bandura mengembangkan teori pembelajaran sosial yang berfokus pada bagaimana individu belajar melalui observasi dan peniruan perilaku orang lain, terutama orang-orang yang mereka anggap sebagai model. Faktor utama dalam teori ini adalah modeling (pemodelan), di mana individu mengamati dan meniru perilaku orang lain yang memiliki keterampilan sosial dan emosional yang baik. Dalam konteks sosial-emosional, individu belajar tentang bagaimana cara mengelola emosi mereka, berinteraksi dengan orang lain, dan mengatasi konflik dengan mengamati bagaimana orang lain berperilaku dalam situasi sosial yang serupa.
3. Teori Kecerdasan Emosional Daniel Goleman
Daniel Goleman mengembangkan konsep kecerdasan emosional (EQ), yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional memiliki lima komponen utama: kesadaran diri, pengelolaan emosi, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Goleman percaya bahwa kemampuan untuk mengelola emosi dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain sangat menentukan kesuksesan individu dalam kehidupan pribadi dan profesional. Goleman juga mengemukakan bahwa kecerdasan emosional dapat dipelajari dan dikembangkan, sehingga faktor-faktor seperti pendidikan dan pengalaman hidup memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan sosial-emosional.
Determinan yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial-Emosional
Ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial-emosional seseorang. Faktor-faktor ini dapat berasal dari lingkungan keluarga, sosial, pendidikan, serta faktor biologis dan psikologis. Berikut adalah beberapa determinan utama yang berperan dalam pembentukan keterampilan sosial-emosional seseorang:
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah faktor paling fundamental dalam perkembangan sosial-emosional seseorang. Sejak masa bayi, interaksi dengan orang tua atau pengasuh sangat memengaruhi bagaimana seorang anak belajar untuk mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh kasih sayang dan stabilitas emosional cenderung memiliki kemampuan sosial-emosional yang lebih baik. Sebaliknya, anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan konflik, kekerasan, atau ketidakstabilan cenderung mengalami kesulitan dalam mengelola emosi mereka dan membangun hubungan yang sehat.
Beberapa faktor dalam lingkungan keluarga yang berpengaruh pada perkembangan sosial-emosional antara lain:
Gaya pengasuhan: Pengasuhan yang penuh perhatian dan suportif akan meningkatkan rasa percaya diri anak dan kemampuan mereka untuk mengelola perasaan. Sebaliknya, pengasuhan yang tidak konsisten atau terlalu keras dapat menghambat perkembangan sosial-emosional anak.
Peran orang tua sebagai model: Anak-anak sering meniru perilaku orang tua mereka. Jika orang tua menunjukkan keterampilan sosial yang baik, anak-anak akan cenderung meniru perilaku tersebut.