Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fadli Zon dan 300 Milyar Dana Abadi Kebudayaan

18 Januari 2025   09:26 Diperbarui: 18 Januari 2025   16:09 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kementerian Kebudayaan menjanjikan akan lebih terbuka membantu fasilitasi kegiatan-kegiatan komunitas masyarakat dari berbagai latar belakang kebudayaan di tanah air dengan "dana abadi kebudayaan". Kemenbud juga berharap  bisa melakukan kolaborasi untuk lebih memajukan berbagai budaya lokal yang di Indonesia ini jumlahnya ribuan.

"Kita sangat terbuka untuk bekerja sama, dan kita mempunyai dana abadi  kebudayaan, yang akan kita ubah skemanya untuk lebih inklusif, agar bisa diakses oleh banyak pihak," kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon, saat menghadiri salah satu pameran keris terbaik di pendopo dalem Yudonegaran Yogyakarta, bertema "Keris Ageming Satriyo", Jumat (17.01.2025) malam.  Pameran digelar persis pada hari ulang tahun Gusti Yudho ke-67. 


Dana Abadi Kebudayaan yang dimaksud Fadli Zon adalah dana dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang tahun ini khusus dianggarkan untuk memfasilitasi berbagai kegiatan kebudayaan, sebesar Rp 300 milyar pertahun pada 2025.

"Nanti kita akan ubah skemanya, agar lebih terbuka bisa diakses publik untuk berbagai kegiatan kesenian," kata Fadli Zon saat menjawab pertanyaan wartawan di door step interview, di pendopo Yudonegaran Yogya.

'Maksudnya, diumumkan secara terbuka karena ini merupakan dana APBN, terutama pertanggungjawabannya, pengisian-pengisian formulirnya, proposalnya dan semacam itu. Dan juga tujuan kegiatannya, agar transparan, akuntabel dan tepat sasaran,' kata Menbud ini pula.

Tentu saja berbagai kegiatan kesenian yang diajukan masyarakat itu terbuka untuk dinilai oleh kurator, apakah kegiatan ini layak untuk dibantu dan sebagainya. Dengan begitu kegiatan kebudayaan akan semakin semarak di  seluruh Indonesia.

Bentuk kegiatan yang dimaksud di antaranya adalah, Festival-festival, penggerakan di dalam ekosistem kebudayaan, bisa bidang musik, filem termasuk pula kegiatan pamean keris.

"Pokoknya secara keseluruhan ekspresi kebudayaan. Ini bukan bidang yang tertentu saja, dan bukan orang yang itu-itu saja. Kita ingin bisa diakses oleh seluruh komunitas kebudayaan di seluruh Indonesia. Meskipun tentu melalui proses seleksi," kata Fadli Zon.

Pameran Keris Swadaya

Tetapi pameran "Keris Ageming Satriyo" yang dihadiri Menbud Fadli Zon ini bukan merupakan kegiatan yang difasilitasi oleh Dana Abadi Kemenbud. Tetapi pameran yang justru dibiayai oleh sumbangan sponsor para kolektor sendiri.

Sebanyak 99 pusaka yang jarang dipamerkan, seperti pusaka-pusaka pribadi GBPH (Gusti Bendara Pangeran Haryo) Yudhaningrat, adik Sultan Hamengku Buwana X dan tuan rumah pameran, serta adik-adik sultan yang lain seperti GBPH Prabuningrat , menjadi  tontonan bagi masyarakat di Yogyakarta dari 17-19 Januari 2025. Pameran di pendopo ini  juga dimeriahkan dengan bursa keris, yang tidak kurang menarik keris-kerisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun