Bersejarah
Meskipun menjuarai turnamen enam timnas putri peringkat terbawah ASEAN, namun prestasi yang digoreskan tim Garuda Pertiwi asuhan Satoru Mochizuki ini bolehlah sebagai goresan sejarah baru sepak bola putri Indonesia.
Bagi pelatih Satoru Mochizuki yang mencatatkan debut kepelatihannya atas timnas putri Indonesia sejak 20 Februari 2024, ini merupakan catatan keberhasilan pertamanya. Satoru adalah eks pelatih tim wanita Universitas Jepang dari 2014-2017.
Satoru mengawali melatih timnas putri U-17 Indonesia, saat gelaran Piala Asia U-17 tahun 2024 di Bali 6-19 Mei 2024.
Tim Indonesia tak berhasil lolos dari penyisihan grup, karena gagal meraih poin.
Saat itu, Tim Indonesia U-17 beruntun mengalami kekalahan-kekalahan telak, kalah 1-6 dari Filipina, 0-12 dari Korea Selatan, serta 0-9 dari Korea Utara.Â
Indonesia berada di Grup A Piala Asia U-17 bersama Filipina, Korea Selatan dan Korea Utara.Â
Satu-satunya gol dicetak oleh pemain putri berdarah Jerman kelahiran Tangerang Banten 24 April 2009, Claudia Scheunemann di gawang Filipina.
Panggil diaspora
Setelah kegagalan di Piala Asia U-17 di Bali itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir bertekad membangun lebih baik prestasi tim sepak bola putri Indonesia, dengan memanggil tiga pemain diaspora asal Belanda, Noa Leatomu, Estella Loupatty, dan Djenna de Jong. Juga Sydney Hopper pemain asal Amerika Serikat dengan garis keturunan Indonesia dari ibunya.
Sydney Hopper, mencetak satu dari tiga gol kemenangan bagi tim Garuda Pertiwi Indonesia di gawang Kamboja di final Piala AFF 2024 di Vientianne.Â