bola Asia fisik kalah tinggi dan kalah besar dibandingkan orang Eropa sehingga umumnya tidak unggul dalam hal ketangguhan bermain di lapangan, sebenarnya tidak berlaku jika diterapkan pada Korea dan Jepang.
Adagium bahwa pemain-pemain sepakAnggapan seperti itu runtuh ketika dihadapkan pada contoh pemain Korea Selatan Son Heung-min dan Takefusa Kubo dari Jepang.
Song Heung-Min (32) tidak hanya andal di lini terdepan sebagai seorang striker, akan tetapi ia adalah juga kapten tim Liga Primer Inggris Tottenham Hotspur. Heung-Min juga kapten timnas Korea Selatan.
Dia dikenal dengan kecepatan permainannya, efektif penyelesaian akhirnya di gawang lawan, serta produktif baik dari kaki kiri maupun kanannya. Dan yang penting, Heung-Min menonjol kemampuannya sebagai playmaker.
Sama halnya Takefusa Kubo (23) yang di kalangan penggemarnya di Jepang disebut-sebut sebagai "Messi-nya Asia". Pemain kelahiran Kawasaki di Prefektur Kanagawa di bagian timur Pulau Honshu ini lebih populer disebut Take Kubo. Ia sangat berbahaya serangan sayapnya.
Maka tidak heran, di La Liga Spanyol Takefusa Kubo adalah kapten tim Real Sociedad, dan kebetulan juga ia kapten timnas Jepang.
Take Kubo ikut dalam timnas Jepang yang akan menghadapi tim asuhan Shin Tae-Yong di Stadion Gelora Bung Karno pada Jumat (15.11.2024) petang mulai 19.00 WIB nanti. Dan tidak hanya Take Kubo yang berpengalaman Eropa. Dari 27 pemain yang dipanggil pelatih Hajime Moriyasu untuk masuk timnas, praktis hanya dua saja yang bermain di liga Jepang. Kesemua pemain lainnya bermain di Eropa!
Coba bedah satu-satu dari mana saja mereka bermain. Junya Ito (31) dia main di klub liga utama Perancis Stade de Reims. Pelatih Moriyasu dan direktur tim nasional Masakuni Yamamoto mengungkapkan saat mengumumkan skuad Jepang beberapa saat lalu, bahwa "Ini adalah waktu yang tepat untuk menampilkan kembali pemain sayap (Junya Ito) yang memiliki kecenderungan mencetak gol-gol penting bagi tim nasional...," kata Moriyasu, seperti dikutip di laman Japan Football Association (JFA).
Masuknya Junya Ito ke timnas ini menjadi berita utama di Jepang, lantaran pemain produktif ini sudah cukup lama "diparkir" lantaran peristiwa pelanggaran susila saat Piala Asia 2024 awal tahun. Junya Ito dituduh melakukan hubungan seks dengan dua wanita yang diberitakan terlalu mabuk.
Berita ini dibantah keras oleh Junya Ito, dan bahkan Ito menggugat para penuduhnya dengan gugatan itu tuduhan palsu. Pada bulan Agustus 2024, jaksa di Jepang menyatakan tuduhan atas diri Junya Ito itu kurang bukti, sehingga pemain sayap penyerang Stade de Reims itu dibebaskan.
Furuhashi Terpendek
Absennya penyerang andalan Jepang dan top scorer di penyisihan Piala Dunia 2026 kali ini, Ayase Ueda (26) memang merupakan kehilangan besar bagi Jepang, di samping juga absennya beberapa pemain andalan pertahanannya. Ueda mencetak total 8 gol di urutan kedua top scorer di bawah Almoez Ali dari Qatar yang 9 gol.
Akan tetapi rupanya tanpa hadirnya Ayase Ueda, Jepang tak kekurangan striker ataupun gelandang penyerang yang produktif mencetak gol. Tinggal pilih, ada sepuluh striker andal mereka yang kesemuanya bermain di liga eropa, termasuk Takefusa Kubo si "Messi Asia" dari Real Sociedad Spanyol.
Bahkan Hajime Moriyasu memastikan, telah memanggil penyerang produktif dari Glasgow Celtic Kyogo Furuhashi (29). Reputasi Furuhashi pun jelas, sejak bergabung di Celtic tahun 2021, dari 105 kali memperkuat klubnya ia mencetak 57 gol!
Furuhashi, menurut pelatih Moriyasu, ia jarang dipanggil masuk timnas karena kesibukan tingginya di Celtic. Dalam tahun 2024 baru kali ini Furuhashi dipanggil masuk timnas. Akan tetapi dari catatan rekornya, selama 21 kali bermain di timnas sejak 2019, Kyogo (panggilan akrabnya) telah mencetak setidaknya 5 gol.
Dan catatan istimewa lagi bagi Kyogo, ia kini adalah pemain yang terpendek di antara 27 pemain Jepang yang kesemuanya di atas 1,72 m. Kyogo Furuhashi yang kelahiran Ikoma di Prefektur Nara 20 Januari 1995 ini tingginya 'hanya' 1,70 m.
Jika dibandingkan dengan striker-striker timnas Indonesia, maka pemain-pemain kita tidak kalah. Kyogo Furuhashi persis sama tinggi dengan striker kita, Witan Sulaeman (23) dan Egy Maulana Vikry (24) yang keduanya juga bertinggi badan 1,70 m. Tetapi sedikit lebih tinggi dari pemain naturalisasi kita dari PEC Zwolle Belanda, Eliano Reijnders yang 1,68 m..
Kalau soal pengalaman bertanding? Jangan tanya lagi, semua striker Jepang adalah pemain-pemain yang berpengalaman di Eropa. Ambil saja Takumi Minamino (29) dia pemain sayap menyerang dari klub Perancis utama, AS Monaco. Ketika ia bermain untuk klub Liga Primer Inggris Liverpool (1 Januari 2020), Minamino ikut memenangkan The Reds sebagai juara Liga Primer pada musim kompetisi 2019-2020.
Klub-klub Eropa yang diikuti striker-striker Jepang lainnya juga tak kalah menggetarkan. Yuki Ohashi (28) dari Blackburn Rovers, Kaoru Mitoma (27) dari klub Liga Primer Inggris Brighton & Hove Albion FC, Koki Ogawa (27) dari NEC Nijmegen Belanda, Daizen Maeda (27) dari Glasgow Celtic, Ritsu Doan (26) dari SC Freiburg dari Bundesliga Jerman, Keito Nakamura (24) dari Stade de Reims Perancis, dan Takefusa Kubo (23) dari Real Sociedad Spanyol.
Menang Tinggi Badan
Soal tinggi badan sebenarnya justru pemain-pemain timnas Indonesia tidak kalah. Hanya tiga dari sepuluh striker Jepang yang diturunkan melawan Indonesia kali ini yang tinggi badannya 1,8 meter ke atas. Mereka adalah Yuki Ohashi (1,81 m), Koki Ogawa (1,86 m), dan Keito Nakamura (1,8 meter). Lainnya tingginya 1,7 semuanya, Kyogo Furuhashi (1,7 m), Takumi Minamino (1,72 m), Ritsu Doan (1,72 m), Takefusa Kubo (1,73 m), Daizen Maeda (1,73 m), Junya Ito (1,76 m), dan Kaoru Mitoma (1,78 m).
Bandingkan dengan pemain-pemain lini depan Indonesia. Ragnar Oratmangoen (1,8 m), Ramadhan Sananta (1,82 m) dan Rafael Struick (1,85 m). Lainnya 1,7 ke atas, Egy Maulana Vikry (1,7 m), Witan Sulaeman (1,7 m), Marselino Ferdinan (1,78 m), Hokky Caraka (1,78 m). Dan justru Eliano Reijnders (adik Tijjano Reijnders AC Milan) malah terpendek di antara delapan striker Indonesia, hanya 1,68 m.
Penjaga gawang? Wah, ini rame. Soal tinggi badan, sama, tetapi reputasi kiper Jepang Zion Suzuki (22) memang meyakinkan. Kiper berdarah ayah Ghana, ibu Jepang ini bergabung dengan klub Seri A Italia, Parma sejak musim kompetisi 2024 ini. Sudah setidaknya 9 kali bermain di bawah mistar gawang Parma. Dan Zion menjadi langganan kiper Jepang sejak di tim U-15, U-16, U-17, U-19, U-23 dan kini kiper timnas.
Baik Zion Suzuki maupun andalan gawang Indonesia, Maarten Paes (26) sama tinggi. Maarten Paes 1,91 m dan Zion Suzuki 1,90 m. Dua kiper cadangan Jepang lainnya, Kosei Tani (23) dari Machida Zelvia tingginya 1,9 m, serta kiper cadangan lainnya Keisuke Osako dari Sanfrecce Hiroshima 1,86 m.
Kiper-kiper lain timnas Indonesia juga berimbang dengan Jepang. Nadeo Argawinata (27) tinggi 1,86 m, dan M Riyandi (24) tinggi 1,86. Sebenarnya jika Ernando Ari masuk timnas pun, tidak kalah jauh dari kiper Jepang Keisuke Osako. Ernando Ari (22) tingginya 1,8 m.
Justru pemain-pemain belakang timnas Garuda sebenarnya boleh dibilang tidak kalah unggul dalam hal tinggi badan. Memang hanya Jay Idzes yang 1,91 m itu di pertahanan Indonesia, sementara ada dua pemain Jepang yang seimbang, Kochi Machida (27) tinggi 1,9 m dan Kota Takai (20) yang 1,92 m. Selebihnya imbang dengan pemain-pemain Indonesia yang tinggi pemain belakangnya rata-rata di atas 1,8 m, kecuali dua Sayuri, Yakob Sayuri (1,71 m) dan Yance Sayuri (1,68 m). Selebihnya di atas 1,7 m dan 1,8 m. Kevin Diks (28), pemain terbaru timnas Indonesia yang baru pekan lalu resmi menjadi WNI, juga secara fisik bisa diandalkan. Ia tingginya 1,82 m..
Secara keseluruhan dari 27 pemain yang dipanggil Hajime Moriyasu bermain untuk matchday lawan Indonesia di GBK kali ini, Jepang hanya memiliki 14 pemain yang tinggi badannya 1,8 m ke atas. Sementara Indonesia malah ada 17 pemain yang tingginya lebih dari 1,8 m...!
Memang, sepak bola tidak hanya bertumpu pada ukuran fisik, tetapi juga kemampuan teknik, taktik, dan kecerdasan bermain. Banyak pemain Asia yang mungkin tidak memiliki keunggulan fisik yang signifikan jika dibandingkan dengan peman-pemain Eropa. Tetapi sebenarnya tak sedikit pemain Asia yang memiliki teknik bermain tajam, kelincahan karena lebih pendek, dan visi permainan yang sangat baik. Sehingga memungkinkan mereka untuk bersaing di level tertinggi, level dunia sekalipun.
Daftar Lengkap
Coba perbandingkan sendiri saja pemain-pemain "Samurai Biru" dengan timnas Garuda di bawah ini, lengkap dengan umur dan tinggi badannya:
Tim "Samurai Biru":
KIPER:
Keisuke Osako (Sanfrecce Hiroshima) Â 28 Juli 1999 (25) Â 1,86 m
Kosei Tani (Machida Zelvia) Â 22 November 2000 (23) Â 1,9 m
Zion Suzuki (Parma) Â 21 Agustus 2022 (22) Â 1,9 m
BELAKANG:
Yuto Nagatomo (FC Tokyo) Â 12 September 1986 (38) Â 1,7 m
Shogo Taniguchi (Sint Truiden) Â 15 Juli 1991 (33) Â 1,83 m
Ko Itakura (Borussia Monchengladbach) Â 27 Januari 1997 Â (27) Â 1,88 m
Koki Machida (Union SG) Â 25 Agustus 1997 (27) Â 1,9 m
Daiki Hashioka (Luton) Â 17 Mei 1999 Â (25) Â 1,84 m
Ayumu Seko (Grasshoppers) Â 7 Juni 2000 Â (24) Â 1,85 m
Yukinari Sugawara (Southampton) Â 28 Juni 2000 Â (24) Â 1,79 m
Kota Takai (Kawasaki Front) Â 4 September 2004 Â (20) Â 1,92 m
TENGAH:
Wataru Endo (Liverpool) Â 9 Februari 1993 Â (31) Â 1,78 m
Hidemasa Morita (Sporting Lisbon) Â 10 Mei 1995 Â (29) Â 1,77 m
Daichi Kamada (Crystal Palace) Â 5 Agustus 1996 Â (28) Â 1,84 m
Reo Hatate (Celtic) Â 21 November 1997 Â (26) Â 1,73 m
Ao Tanaka (Leeds) Â 10 September 1998 Â (26) Â 1,8 m
Joel Chima Fujita (Sint Truiden) Â 16 Februari 2002 Â (22) Â 1,75 m
DEPAN:
Junya Ito (Stade Reims) Â 9 Maret 1993 Â (31) Â 1,76 m
Takumi Minamino (AS Monaco) Â 16 Januari 1995 Â (29) Â 1,72 m
Kyogo Furuhashi (Celtic) Â 20 Januari 1995 Â (29) Â 1,7 m
Yuki Ohashi (Blackburn Rovers) Â 27 Juli 1996 Â (28) Â 1,81 m
Kaoru Mitoma (Brighton) Â 20 Mei 1997 Â (27) Â 1,78 m
Koki Ogawa (NEC Nijmegen) Â 8 Agustus 1997 Â (27) Â 1,86 m
Daizen Maeda (Celtic) Â 20 Oktober 1997 Â (27) Â 1,73 m
Ritsu Doan (SC Freiburg) Â 16 Juni 1998 Â (26) Â 1,72 m
Keito Nakamura (Stade Reims) Â 28 Juni 2000 Â (24) Â 1,8 m
Takefusa Kubo (Real Sociedad) Â 4 Juni 2001 Â (23) Â 1,73 m
Timnas "Garuda":
KIPER:
Nadeo Argawinata (Borneo FC) Â 9 Maret 1997 Â (27) Â 1,87 m
Maarten Paes (FC Dallas) Â 14 Mei 1998 Â (26) Â 1,91 m
M. Riyandi (Persis Solo) Â 3 Januari 2000 Â (24) Â 1,86 m
BELAKANG:
Jay Idzes (Venezia FC) Â 2 Juni 2000 Â (24) Â 1,91 m
Jordi Amat (Johor Darul Ta'zim FC) Â 21 Maret 1992 Â (32) Â 1,85 m
Mees Hilgers (FC Twente) Â 13 Mei 2001 Â (23) Â 1,85 m
Rizky Ridho (Persija Jakarta) 21 November 2001 Â (22) Â 1,83 m
Muhammad Ferarri (Persija Jakarta) 21 Juni 2003 Â (21) Â 1,81 m
Justin Hubner (Wolves U-21) 14 September 2003 Â (21) Â 1,87 m
Calvin Verdonk (NEC Nijmegen) Â 26 April 1997 Â (27) Â 1,74 m
Pratama Arhan (Suwon FC) Â 21 Desember 2001 Â (22) Â 1,72 m
Shayne Pattynama (KAS Eupen) Â 11 Agustus 1998 Â (26) Â 1,85 m
Sandy Walsh (KV Mechelen) 14 Maret 1995 Â (29) Â 1,84 m
Yance Sayuri (Malut United) Â 22 September 1997 Â (27) Â 1,69 m
Yakob Sayuri (Malut United) Â 22 September 1997 Â (27) Â 1,71 m
Kevin Diks  (Copenhagen FC) 6 Oktober 1996 (28)  1,82 m
TENGAH:
Thom Haye (Almere City) Â 9 Februari 1995 Â (29) Â 1,87 m
Nathan Tjoe-A-On (Swansea City) Â 22 Desember 2001 Â (22) Â 1,82 m
Ivar Jenner (FC Utrecht) Â 10 Januari 2004 Â (20) Â 1,86 m
Ricky Kambuaya (Dewa United) Â 5 Mei 1996 Â (28) Â 1,74 m
DEPAN:
Ragnar Oratmangoen (FCV Dender) Â 21 Januari 1998 Â (26) Â 1,8 m
Marselino Ferdinan (Oxford United) Â 9 September 2004 Â (20) Â 1,78 m
Witan Sulaeman (Persija Jakarta) 8 Oktober 2001 Â (23) Â 1,7 m
Egy Maulana (Dewa United) Â 7 Juli 2000 Â (24) Â 1,7 m
Rafael Struick (Brisbane Roar) Â 27 Maret 2003 Â (21) Â 1,85 m
Hokky Caraka (PS Sleman) Â 21 Agustus 2004 Â (20) Â 1,78 m
Eliano Reijnders (PEC Zwolle) Â 23 Oktober 2000 Â (24) Â 1,68 m
Ramadhan Sananta (Persis Solo) Â 27 November 2002 Â (21) Â 1,82 m
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H