Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menunggu Concerto Grosso "Indonesia United" Vs Bahrain

4 Oktober 2024   09:18 Diperbarui: 4 Oktober 2024   09:33 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permainan yang akan ditampilkan oleh "dirigen" Shin Tae-Yong sepertinya justru Concerto Grosso. Ciri utama Concerto Grosso adalah orkestra yang biasanya berupa orkestra besar, yang terdiri dari 2-4 instrumen solo, yang berinteraksi dengan pemain instrumen lain dengan struktur gerakan dinamis, cepat, lambat, cepat. Tergantung situasinya.

Disebut stategi Concerto Grosso lantaran permainannya lebih bercorak dialog. Berupa percakapan permainan antara "concertino" (permainan ringan, tetapi sulit dari para solois) dan "ripieno" (permainan berat, kuat, solid) dalam sisi pertahanan tentunya.

Jejak yang Buruk

Timnas Garuda kali ini bertandang ke Bahrain, mungkin dengan komposisi terbaru, dan mungkin juga timnas terkuat selama ini. Meski demikian, tentu akan menjadi beban mental tersendiri, lantaran dalam pertandingan terakhir Bahrain vs Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia (2012) timnas kita dibantai 10-0 zamannya Indonesia dilatih oleh Aji Santoso. Sebuah catatan angka terburuk dalam sejarah pertandingan timnas Indonesia selama ini.

Dari empat kali pertandingan melawan Bahrain, hanya satu kali Indonesia pernah menang, itu terjadi di Piala Asia (2007) 2-1. Selebihnya, kalah di Kualifikasi Piala Dunia (2011) 1-2, dan sebelumnya di Piala Asia (2004) 1-3. Pertemuan terakhir tahun (2012) yang 0-10 itupun teramat menyakitkan...

Timnas Indonesia di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Amerika kali ini, memang bukan Timnas Indonesia murni. Akan tetapi "Indonesia United", yang starter 11-nya banyak terdiri dari pemain-pemain diaspora Indonesia di Eropa. Meskipun pasukan ke Bahrain, dan juga China setelah Bahrain, paro-paro. Separuh lokal, separuh diaspora.

Pemain nasional saringan dari kompetisi liga dalam negeri lebih sedikit, seperti Rizky Ridho (Persija), Ernando Ari (Persebaya), Nadeo Argawinata (Borneo FC), Muhammad Ferrari (Persija), Wahyu Prasetyo (Malut United), Pratama Arhan (Suwon FC), Asnawai Mangkualam (Port FXC), Ricky Kambuaya (Dewa United), Marselino Ferdinan (Oxford United), Witan Sulaeman (Persija), Egy Maulana (Dewa United), Malik Risaldi (Persebaya), Dimas Drajad (Persib) dan Hokky Caraka (PSS Sleman Yogya).

Selebihnya adalah pemain-pemain diaspora, yang kesemuanya warga negara Indonesia di Eropa, dengan andalan kiper terbaru Maarten Paes (dari Dallas FC di Amerika Serikat). Mereka adalah (Belakang) Jay Idzes (Venezia), Jordi Amat (JDT Malaysia), Mees Hilgers (FC Twente), Calvin Verdonk (NEC Nijmegen), Shayne Pattinama (KAS Euphen), Eliano Reijnders (PEC Zwolle), (Tengah) Thom Haye (Almere City), Nathan Tjoe-A-On (Swansea City), Ivar Jenner (FC Utrecht), (Depan) Ragnar Oratmangoen (FCV Dender), Rafael Struick (Brisbane Roar).

Layak ditunggu "Concerto Grosso" Indonesia menghadapi tuan rumah Bahrain, yang di atas kertas seharusnya mereka pemenangnya ini... *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun