Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menunggu Concerto Grosso "Indonesia United" Vs Bahrain

4 Oktober 2024   09:18 Diperbarui: 6 Oktober 2024   10:12 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertandingan sepak bola bisa diibaratkan sebuah pentas orkestra, saat dirigen meramu anggota timnya dalam sebuah konser, bisa bentuknya Concerto atau Simfoni tergantung materi pemain yang dimiliki orkestra tersebut.

Pentas orkestranya bisa berbentuk Concerto jika tim memiliki pemain virtuoso seperti Cristiano Ronaldo. Artinya Orkestranya memainkan partitur yang menonjolkan satu instrumen solo (seperti piano, biola, atau trompet) yang berperan sebagai "pemain utama" dalam interaksi dengan orkestra.

Dalam analogi kali ini tentunya yang dimaksud sebagai salah satu solois adalah Ronaldo si CR7 itu. Jadi, strategi utama dalam partitur Concerto adalah "ada dialog antara solois dan orkestra".

Tetapi partai Piala Eropa 2024 silam, saat La Furia Espagnola tampil sebagai juaranya, dirigen Spanyol (pelatih) La Fuente lebih memainkan pasukan Alvaro Morata dan kawan-kawan sebagai Simfoni. Bukan Concerto. Lantaran memang Spanyol tampil sebagai sebuah tim yang solid, dengan hanya sedikit peran lebih pada si bintang muda Lamine Yamal (17 waktu itu), dan lebih banyak menekan setiap lawannya dengan orkestrasi simfoni. Main solid sebagai tim. Sehingga Spanyol pun mencatat sejarah baru, dengan mengalahkan empat juara dunia sekaligus.

Dalam perjalanan menuju final Euro 2024 Spanyol mengalahkan tiga juara dunia, dan di final menundukkan juara dunia (1966) Inggris di final Berlin Juli 2024 silam, 2-1.

Lengkapnya, orkes simfoni dengan dirigen De La Fuente ini di Euro 2024 menundukkan juara dunia empat kali Italia 1-0 di fase Grup. Memasuki fase knock out, Spanyol menyingkirkan juara dunia empat kali Jerman 2-1 lewat perpanjangan waktu di perempat final. Spanyol kemudian berhadapan dengan juara Piala Dunia 1998 dan 2018 Perancis dengan skor 2-1 untuk merebut tiket ke final dan berhadapan dengan Inggris.

Simfoni La Furia Roja Espagnola dengan dirigen De La Fuente berhasil mencatat sejarah dengan pemain-pemain yang mayoritas muda, yang menurut Fuente, adalah mantan-mantan pemain U-17, U-19 dan U-21. Tidak dengan permainan Concerto layaknya Portugal. Akan tetapi Simfonia Espagnola...

Mees Hilgers centre back asal Eredivisie Belanda FC Twente anggota terbaru Timnas Indonesia, yang akan diturunkan lawan Bahrain di Riffa, Kamis (10.10.2024) malam pukul 23.00. (Foto dok/Twitter alektramat)
Mees Hilgers centre back asal Eredivisie Belanda FC Twente anggota terbaru Timnas Indonesia, yang akan diturunkan lawan Bahrain di Riffa, Kamis (10.10.2024) malam pukul 23.00. (Foto dok/Twitter alektramat)

Indonesia vs Bahrain

Pentas "orkestra" penyisihan Piala Dunia 2026 Babak Ketiga Grup C Zona Asia lawan Bahrain di Stadion Nasional Bahrain di kota Riffa, Kamis (10.10.2024) mulai pukul 23.00 WIB sepertinya tidak akan berupa Concerto, bahkan Simfoni. Akan tetapi Concerto Grosso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun