Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

The Socceroos Dibikin Frustrasi Maarten Paes

11 September 2024   04:28 Diperbarui: 11 September 2024   10:27 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lima hari setelah menderita kekalahan di kandang sendiri di Gold Coast, tim negeri Kanguru The Socceroos kembali dibikin frustrasi saat bertandang di Gelora Bung Karno Selasa (10.09.2024) malam.

Mendominasi hampir sepanjang pertandingan, itu rupanya tak cukup bagi Australia untuk membobol gawang timnas Indonesia yang dijaga Maarten Paes. Setidaknya enam kali kiper asal Dallas FC -- anggota terbaru tim Garuda -- melakukan aksi penyelamatan gawang yang spektakuler. Tak kurang dari Harry Souttar, pemain Sheffield United yang bertinggi tubuh 2 meter, memaksa Maarten Paes melakukan penyelamatan dengan sundulannya.

Tak lama kemudian saat pasukan Graham Arnold itu menambah tekanan yang bertubi-tubi ke gawang Paes, tendangan pemain sayap Bayern Muenchen kelahiran Tanzania Nestory Irankunda (18) pun memantul di tiang jauh. Dan entah bagaimana pantulan bola itu memantul lagi kena punggung Paes. Dan toh bola lolos melintas di depan gawang, lalu berlalu ke samping kanan gawang Indonesia tanpa ada yang memanfaatkannya.

Semenit kemudian pemain paling senior The Socceroos, Craig Goodwin (32) melepaskan tendangan jarak dekat di area gawang ke arah Paes. Dan toh bola berhasil dimentahkan oleh kiper asal Dallas FC -- Maarten Paes itu. Aksi Paes ini tak kalah heroik seperti yang ia lakukan ketika Indonesia menahan seri 1-1 tuan rumah Arab Saudi lima hari lalu di Jeddah, debut Maarten Paes di timnas.

Menit-menit awal babak pertama di GBK sebenarnya pasukan Shin Tae-Yong itu langsung membuka dengan ritme menyerang, sehingga dalam satu menit pertama sempat memaksa dua kali sepak pojok ke arah gawang Australia, dan satu sepak pojok lagi di menit ketiga.

Peringkat rupanya bukan jaminan. Indonesia yang hanya berperingkat 133 FIFA pun mampu menahan seri Australia yang peringkat FIFA 24 tanpa gol, 0-0. Rasa frustrasi pasukan Graham Arnold itupun bisa dimaklumi lantaran lima hari sebelumnya harus mengakui keunggulan Bahrain, 1-0 melalui gol bunuh diri Harry Souttar hanya semenit sebelum pertandingan berakhir. Australia bahkan main dengan sepuluh pemain kurang dari seperempat jam sebelum pertandingan berakhir. Dapat tambahan injury time tiga menit pun tak cukup waktu untuk menyamakan kedudukan bagi Australia.

Lebih frustrasi lagi, Selasa kemaren Bahrain di laga kedua Ronde Ketiga Grup C Penyisihan Piala Dunia 2026 digunduli tuan rumah Jepang, 5-0. Jalan makin berat tentunya, bagi Australia untuk bisa langsung lolos ke Piala Dunia 2026 yang digelar di Amerika, Kanada, Meksiko. Tetapi tentu masih terbuka untuk bisa lolos ke babak keempat Kualifikasi Piala Dunia untuk merebut posisi 3-4 Grup C.

Dua menit tiga sepak pojok

Disemangati tidak kurang dari 70.000 penonton tuan rumah, Indonesia langsung tancap gas. Menekan di menit-menit awal babak pertama. Sampai-sampai dalam satu menit, Indonesia memaksa sepak pojok dua kali. Dan semenit kemudian, sepak pojok lagi.

Tetapi Australia rupanya memang cepat sekali mempelajari pola serangan Marselino Ferdinan, Ragnar Oratmangoen, Rafael Struick, Nathan Tjoe-A-On dan kawan-kawan. Justru pertahanan Indonesia balik terkepung serangan-serangan bertubi-tubi The Socceroos. Dan di babak kedua pun, Australia yang terus mendominasi permainan, tidak berhasil membobol gawang Maarten Paes. Mendominasi pun rupanya tak cukup.

"Masih delapan pertandingan lagi, urutan kedua (grup) pun poinnya empat," kata Arnold, pelatih Australia, kepada pers, "Belum malapetaka, akan tetapi saya harus banyak berfikir saat pulang ke rumah," katanya. Baru mengumpulkan satu poin, dan kalah satu kali. Cukup berat perjalanan ke depan bagi Australia.

Stadion Gelora Bung Karno Selasa malam itu seperti tumpah ruah, menyambut laga kedua Grup C Penyisihan Piala Dunia 2026. Antusiasme tinggi penonton untuk melihat timnasnya, terlihat dari bagaimana cara mereka menonton. Berkostum merah putih, dan datang berombong-rombong dari luar kota memakai bus.

Performa timnas Indonesia dalam beberapa bulan terakhir ini memang memancing perhatian publik sepak bola Indonesia. Apalagi menyaksikan sepak terjang pemain-pemain yang berpengalaman di liga-liga Eropa, dan bahkan kiper pun pemain berpengalaman di Liga Mayor Amerika.

Maksimalkan pemain lokal

Lawan Australia, nampak sekali Shin Tae-Yong berupaya memaksimalkan penampilan pemain-pemain lokalnya, meskipun mayoritas yang turun sejak awal adalah pemain-pemain liga Eropa. Marselino Ferdinan, baru diganti Pratama Arhan pada menit 80. Wahyu Prasetyo (26), pemain Liga PSIS Semarang yang bertubuh gempal dan tinggi 1.80 meter, diturunkan mengganti Sandy Walsh di menit 86. Pemain sayap Witan Sulaeman juga diberi kesempatan mengganti striker Rafael Struick di menit 46.

Sementara bek kanan Rizky Ridho, tetap diandalkan sepanjang permainan seperti juga ketika tampil lawan Arab Saudi di Jeddah. Lini tengah memang nampak kurang menggigit jika dibandingkan dengan timnas Indonesia lawan Arab Saudi lima hari sebelumnya, ketika menurunkan hampir sepanjang pertandingan andalan lini tengah Thom Haye.

Thom Haye, yang menghidupkan serangan dari lapangan tengah ketika lawan Saudi lima hari lalu, baru diturunkan mengganti Ivar Jenner di menit 70. Namun menghadapi Australia, Thom Haye belum sempat banyak beraksi seperti ketika lawan Saudi. Pertandingan lebih banyak didominasi Australia.

Indonesia masih menyisakan delapan pertandingan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026:

(10 Oktober) Bahrain vs Indonesia (away), (15 Oktober) China vs Indonesia (away), (15 November) Indonesia vs Jepang (home), (19 November) Indonesia vs Arab Saudi (home), (20 Maret 2025) Australia vs Indonesia (away), (25 Maret 2025) Indonesia vs Bahrain (home), (5 Juni 2025) Indonesia vs China (home), (10 Juni 2025) Jepang vs Indonesia (away).

Susunan Pemain

Indonesia: Maarten Paes, Calvin Verdonk, Jay Idzes, Rizky Ridho, Justin Hubner, Nathan Tjoe-A-On, Ivar Jenner/Thom Haye, Sandy Walsh/Wahyu Prasetyo, Marselino Ferdinan/Pratama Arhan, Ragnar Oratmangoen, Rafael Struick/Witan Sulaeman

Australia: Mat Ryan, Alessandro Circati, Aziz Behich/K Rowles, Harry Souttar, Cameron Burgess, Jackson Irvine, Keanu Baccus, Cragi Goodwin, Samuel Silvera, Mitchell Duke/J Nisbet, Nestory Irankunda/A Mabil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun