Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Maarten Paes Kini Favorit Baru Timnas Indonesia Mondial

8 September 2024   06:59 Diperbarui: 8 September 2024   14:25 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penampilan menawan saat melawan Arab Saudi di kandang lawan Jumat (06.09.2024) lalu membuat kiper Maarten Paes (26) kini jadi favorit baru publik "Timnas Indonesia Mondial" di Jakarta.

Sudah saatnya kini publik sepak bola di Jakarta menunggu penampilannya ketika Indonesia menghadapi Australia di pertandingan kedua timnas Indonesia melawan Australia di Babak Ketiga Kualifikasi Zona Asia Piala Dunia 2026 di Stadion Gelora Bung Karno Selasa (10.09.2024) nanti.

Maarten Paes ikut andil besar menahan laju tim favorit Arab Saudi dengan mencuri satu angka di pertandingan perdana Babak Ketiga Zona Asia Kualifikasi Piala Dunia 2026 Amerika 1-1. Terutama ketika Paes menggagalkan tendangan penalti pemain senior Al Hilal, Salem al-Dawsari (33) di menit 77.

Hadiah penalti Saudi itu memang terjadi karena kesalahan Maarten Paes yang kelewat berani memainkan bola pendek di depan gawangnya. Paes menggocek bola ke kiri, tak segera membuang bola sehingga mengganjal keras gelandang penyerang Saudi, Mohamed Kanno di sisi kiri kotak penalti. Tackling Paes kena kaki pemain Al Hilal FC itu, dan wasit asal Yordania Adham Makhadmeh menunjuk ke titik penalti.

Maarten Paes memblok tendangan Salem al-Dawsari dengan membuang bola ke depan sehingga memancing kekaguman, tak hanya pada publik pendukung Indonesia. Akan tetapi juga pelatih Arab Saudi, Roberto Mancini. Di media Arab Saudi, bahkan Salem al-Dawsari dikecam, serta pelatih Roberto Mancini diancam publik untuk diganti saja.

Kiper klub FC Dallas di klub Liga Mayor Amerika Serikat itupun serta merta memancing kekaguman publik Indonesia, terutama dengan gaya permainan beraninya... sering memainkan bola-bola pendek, di depan gawang. Ini tentunya membuat Rizky Ridho di sisi kanan pertahanan, ataupun bek kiri Calvin Verdonk harus kerja keras agar terhindar dari tackling pemain-pemain penyerang Saudi yang terhitung ganas-ganas.

Bek tengah Jay Idzes si pemain Venezia di Seri A Italia sudah terlihat solid menjaga daerah pertahanan, sehingga Sang Kapten ini juga memancing pujian tersendiri bagi kubu "Timnas Indonesia Mondial" di Stadion King Abdullah Sport City di Jeddah malam itu.

Lini tengah tidak lepas lagi dari permainan Thom Haye (29) yang memiliki jam terbang lama bermain di liga Eropa, seperti di klub Lecce in Italy, ADO Den Haag, NAC Breda, and Heerenveen Belanda. Duet Thom Haye dan Ivar Jenner mampu mengimbangi sekaligus merepotkan gelandang Arab Saudi yang berbahaya, Abdullah Al Khaibari.

Pola 3-4-3 saat menyerang dan 5-4-1 saat bertahan yang diterapkan pelatih Shin Tae-yong dan tim Indonesia bahkan sempat unggul melalui gol Ragnar Oratmangoen sampai hampir menit 45 berakhir sebelum turun minum. Tambahan 5 menit injury time membawa Saudi menyamakan kedudukan 1-1 di menit 45+3.

Bola assist Witan Sulaeman mampu diwujudkan jadi gol oleh Ragnar. Meskipun sebenarnya, bola tendangannya ke gawang Mohammed Al-Owais (32) sempat dibelokkan sedikit ke sisi kiri gawang Saudi Sandy Walsh. Namun rupanya gol tetap diakukan sebagai gol Ragnar, dan bukan Sandy.

Indonesia Mondial

Penampilan menawan Indonesia lawan Arab Saudi di Jeddah ini memancarkan harapan, Indonesia bakal memiliki Timnas mondial, dengan diperkuat pemain-pemain yang memiliki pengalaman panjang di liga-liga Eropa dan bahkan Paes di Liga Mayor Amerika Serikat.

Istilah "mondial" di sini tentu bukan maksud bergenit-genit. Tim Indonesia mondial hendaknya dapat dipahami sebagai timnas yang diperkuat pemain-pemain yang berkompetisi di liga-liga internasional atau global.

Pemain-pemain yang bermain di liga luar negeri, terutama di Eropa atau Amerika, biasanya memiliki pengalaman yang lebih luas dan menghadapi level kompetisi yang tinggi. Pengalaman ini bisa memberikan manfaat besar bagi tim nasional, karena mereka membawa standar permainan dan taktik yang lebih tinggi ke dalam tim.

Ada Jay Idzes yang main di Seri A Italia, ada Maarten Paes di Liga Mayor Amerika, dan bertebaran pemain tim Indonesia yang bermain di Liga Belanda. Belum lagi jika pelatih Shin Tae-yong mau sedikit "berdamai" dengan mau memainkan Elkan Baggott di Timnas.

Lengkap pula jika pemain Indonesia yang main di Liga Inggris seperti Baggott yang main di Liga Primer Ipswich Town. Dan sebenarnya empat pemain Indonesia lainnya, juga bermain di liga utama Inggris, seperti Justin Hubner di Wolverhampton. 

Andai saja Indonesia mampu merekrut pula Joseph Simatupang Ferguson Blackburn Rovers meski di U-18 dan U-23, serta Jairo Riedewald si gelandang Crystal Palace, serta Pascal Struijk (22) di Leeds United yang kakeknya lahir di Hindia Belanda. Maka ada setidaknya lima pemain Indonesia di Liga Primer Inggris.

Benar-benar Timnas Indonesia Mondial di depan mata. Tentunya jika saja Erick Thohir, yang pernah membesarkan pula sebagai pemilik klub raksasa Italia Inter Milen serta pelatih asal Korea Shin Tae-Yong mau merekrut mereka menjadi pemain timnas Indonesia.

Gossip yang melanda timnas Indonesia, di bulan September ini tengah diincar untuk dinaturalisasi tujuh pemain (tak tanggung-tanggung), Mees Hilgers dari U-23 Belanda, Ole Romeny (24) dari FC Utrecht Belanda, Mauro Zijlstra (19) dari Ajax U-17 dan Volendam U-21 Belanda, Kaya Symons (Eerste Divisie, De Graafschaap Belanda) yang masih 19 tahun, serta Dion Markx yang sempat dipanggil ke tim Indonesia U-20 serta Mauresmo Hinoke dari SC Heerenveen (U-21), dan juga Xavi Woudstra. Baik Symons, Dion dan Hinoke sempat membela tim Indonesia U-20 bersama pelatih Indra Sjafri di Toulon Cup 2024.

Timnas Indonesia Mondial sudah di depan mata. Kehadiran pemain-pemain yang bermain di luar negeri dalam tim nasional kita bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi pemain-pemain lain. Di saat kompetisi di Liga kita masih compang-camping prestasinya.

Mereka bisa membawa praktik-praktik latihan yang lebih baik dan pengetahuan tentang bagaimana menghadapi lawan-lawan yang lebih kuat di tingkat internasional. Viva, Indonesia Mondial.... *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun