Kunjungannya Yohannes Paulus II berlangsung pada 9-14 Oktober 1989. Dalam kunjungan bersejarah itu, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi beberapa kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Yogyakarta, Medan, dan Maumere di Flores, untuk bertemu umat Katolik dan memperkuat hubungan antaragama di Indonesia.
Selain rombongan Paus Fransiskus dan para Kardinal ke Jakarta kali ini pesawat ITA Airways juga membawa sejumlah wartawan untuk perjalanan resmi di Asia-Pasifik. Di antara rombongan, ada pula wartawan Kompas Josie Susilo Hardianto.
Di Bandara Paus disambut oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan beberapa pejabat lainnya. Juga pemimpin umat Katolik di Jakarta Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, serta Duta Besar Indonesia untuk Tahta Suci Vatican M Trias Kuncahyono yang juga mantan wartawan senior Kompas.
 "Ini perjalanan terpanjang saya..," ungkap Paus Fransiskus yang dibawa turun memakai kursi roda dengan lift dari pesawat, dalam salah satu pidato kedatangannya Selasa siang lalu. Dan memang sungguh perjalanan panjang, bagi seorang pemimpin negara dan pemimpin Gereja yang berusia hampir 89 tahun itu. Sebab setelah dari Jakarta, Paus masih harus melanjutkan perjalanannya ke beberapa negara di Asia-Pasifik sebagai bagian tur resminya.
Perjalanan panjang Paus Fransiskus kali ini mencapai jarak tak kurang dari 20.516 kilometer dimulai dari Roma di Italia, kemudian menuju Jakarta selama kurang lebih 13 jam sampai ke Soekarno-Hatta di Tangerang, Jakarta. Kemudian masih berjam-jam lagi Paus harus terbang menuju Timor Leste, Singapura dan Papua Nugini untuk kemudian kembali ke Roma dan Vatican.
Selama kunjungannya di Indonesia, ia dijadwalkan menghadiri beberapa acara penting, termasuk pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal dan memimpin misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno pada Kamis 5 Mei 2024 petang ini.
Kesederhanaan Paus terlihat jelas dari pilihan transportasi yang digunakan, yakni mobil Kijang Innova Zenix, dan caranya berinteraksi dengan publik dengan keramahan yang khas. Media lokal juga menyoroti tindakan ini sebagai contoh kerendahan hati seorang pemimpin global.
Sebagai pemimpin Gereja di Vatican, Paus Fransiskus wajib selalu memakai bahasa resmi Italia meski ia sebenarnya asli Argentina. Paus Fransiskus, lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio, berasal dari Buenos Aires, Argentina. Ia lahir pada 17 Desember 1936. Sebelum terpilih sebagai Paus pada tahun 2013, ia menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires
Ucapan simbolis Paus Fransiskus
Salah satu ucapan berkesan Paus Fransiskus adalah ketika berbicara di samping Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Sebuah ucapan simbolis mengutip langsung dan mengulang ucapan Paus Yohannes Paulus II saat berkunjung di tempat yang sama, di Istana Negara 35 tahun silam.
"Saya ingin menjadikan kata-kata dari Santo Yohanes Paulus II dalam kunjungannya pada 1989 di Istana ini sebagai perkataan saya," kata Paus Fransiskus di Istana, Jakarta, Rabu (4/8/2024).
Paus Yohanes Paulus II kala itu menyampaikan soal hak-hak manusia dan hak-hak politik warga negara. Kala itu, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Indonesia saat negara ini masih berada dalam pemerintahan Orde Baru, yang dipimpin oleh Presiden Soeharto.
"Beliau (Paus Yohanes Paulus II) berkata, dengan mengakui kehadiran keanekaragaman yang sah, dengan mengakui hak-hak manusia dan politik dari semua warga, dan dengan mendorong pertumbuhan persatuan nasional berlandaskan toleransi dan sikap saling menghargai terhadap orang lain, Anda orang Indonesia meletakkan fondasi bagi masyarakat yang adil dan damai yang diinginkan semua warga Indonesia untuk diri sendiri dan rindu untuk diwariskan kepada anak-anak setelahnya," kata Paus Fransiskus.