Saat lifter perkasa China Shi Zhiyong berhasil mengangkat barbel seberat 161 kg di nomor Snatch sebelas atlet angkat besi rivalnya pada terbungkam. Kubu Indonesia juga terdiam lantaran Rizki Juniansah (21) andalan Indonesia di kelas 73 kg, hanya berhasil mengangkat Snatch 155 kg. Itupun saat percobaan kedua setelah angkatan Snatch pertama Rizki dengan berat yang sama, gagal.
Tapi Angkat Besi memang tidak hanya snatch yang menentukan. Justru saat nomor Clean and Jerk, drama sesungguhnya pun terjadi lantaran para lifter berlomba mengangkat beban seberat-beratnya, demi mendapatkan jumlah total angkatan terbanyak.
Dan drama medali emas memang terjadi saat Clean and Jerk. Beruntungnya Rizki! Pesaing-pesaing terberatnya Shi Zhiyong (30) dari China dan Julio Mayora (27) dari Venezuela justru bertumbangan di angkatan Clean and Jerk ini. Rivalnya yang lain, lifter Jepang Miyamoto Masanori tak berhasil menambah jumlah total angkatannya (338 kg), serta lifter Korea Bak Ju-Hyo juga mandek di total (334 kg).
Shi Zhiyong, yang dua kali juara Olimpiade serta tiga kali juara dunia itu gagal dalam tiga kali percobaan -- dua kali gagal angkat 161 kg Clean and Jerk di percobaan pertama, dan tak tanggung-tanggung ia coba angkat 168 kg -- namun toh gagal. Pupus sudah Shi Zhiyong kembali meraih medali emas olimpiade seperti di Tokyo 2020 (2021) lalu. Karena totalnya hanya dari angkatan Snatch yang 161 kg. Sementara angkatan Clean and Jerk-nya nol. Demikian pula rival berat Rizki, lifter Venezuela Julio Mayora angkatan Clean and Jerk dia juga nol.
Justru yang bikin dagdigdug adalah lifter Thailand Wichuma Weeraphon. Tahu Rizki hanya gagal angkat 199 kg di percobaan pertama, ia mencoba menggusur Rizki dengan coba angkat 200 kg pada kesempatan terakhirnya, di angkatan ketiga. Beruntung, Wichuma gagal. Sehingga Clean and Jerk nya hanya dihitung 198 kg.
Rizki mencoba lagi pada kesempatan kedua, mengangkat barbel seberat 199 kg yang semula gagal diangkat di percobaan pertama. Dan ternyata berhasil. Kubu Indonesia pun meledak dengan penuh kegembiraan, lantaran Rizki yang jumlah totalnya (354 kg) tak tertandingi Wichuma Weeraphon yang total angkatannya hanya 346 kg. Rizki, yang sebenarnya masih punya kesempatan satu angkatan lagi di kesempatan ketiga, tak memanfaatkannya lantaran ia sudah tak terkejar lagi oleh siapapun. Emas sudah di tangan Rizki, meskipun ia masih punya kesempatan ketiga. Wichuma Weeraphon dapet medali perak. Perunggunya Andreev Bozhidar dari Bulgaria dengan total angkatan 344 kg (154 kg dan 190 Clean and Jerk)...
Ini emas Rizki Juniansah dalam penampilan pertama kalinya di Olimpiade. Tentu suatu langkah yang hebat, menebus kegagalan di kelas 61 kg ketika lifter seniornya, Eko Yuli Irawan gagal meraih medali. Eko Yuli (35) adalah peraih medali perunggu Olimpiade 2008 Beijing serta perunggu lagi di Olimpiade 2012 London. Eko Yuli juga peraih medali perak di Kejuaraan Dunia Yunior 2006.
Saat Rizki Juniansah meraih emas di Paris, jam di Jakarta sudah menunjukkan waktu Jumat (09.08.2024) dinihari pukul 03.00...
Emas di Panjat Tebing
Kegembiraan di South Arena Paris di cabang Angkat Besi itu menambah kegembiraan kubu Indonesia, lantaran sekitar sembilan jam sebelumnya di Le Bourget kawasan Bandara di Paris, atlet panjat tebing Veddriq Leonardo (27) lebih dulu meraih emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade Paris.
Veddriq memastikan dirinya meraih emas dengan mengalahkan rivalnya, Wu Peng dari China. Babak final yang berlangsung di Le Bourget Climbing Venue, Kamis (08.08.2024) petang berlangsung memukau. (Terlihat di tayangan televisi, penonton pun berjubel sekitar 5.000 orang...). Atlet kelahiran Pontianak lulusan Fakultas Keguruan itupun melesat ke tombol-tombol di puncak dinding dengan catatan waktu 4,75 detik di nomor Speed (Vitesse Homme).
Perjuangan keras Veddriq sudah dimulai sejak di perempat final, ketika berhadapan dengan pemanjat tebing Bassa Mawem dari Perancis, si pemilik rekor Olimpiade sebelumnya yang 5,45 detik. Namun, Veddriq mengalahkan Mawem dengan catatan waktu 4,88 detik. Sementara Mawem hanya 5,26 detik.
Sedangkan di final, Veddriq mengalahkan Wu Peng dengan catatan waktu 4,75 detik. Wu Peng terpaut 0,02 detik dengan 4,77 detik. Seperti cicak yang merangkak di dinding, Veddriq pun melesat ke puncak tombol, nyaris bersamaan dengan Wu Peng... *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H