Kepala Witan sempat dipocong, tetapi lepas-lepas terus. Dan dengan beberapa kali menyeringai kesakitan, pertandingan pun sempat menjalani injury time sekitar lima menit.
Peluang gol juga sempat dilakukan Witan di menit 59, ketika ia sempat 'mencuri' bola di sisi sayap kiri, tidak menendang langsung ke target gawang, akan tetapi malah mengoper pada Marselino Ferdinan. Dan Marselino berhasil dihalau tendangannya oleh pemain belakang Guinea.
Kondisi tim Garuda Muda sedang tidak baik-baik saja. Selain kapten tim Rizky Ridho yang tak bisa ikut main karena terkena kartu merah di pertandingan di Qatar, juga absennya Justin Hubner pemain andalan di lini belakang dan tengah Indonesia, tak mendapat izin dari klubnya Cerezo Osaka, lantaran klub Jepang itu tengah menghadapi lawan yang penting di liga dalam negerinya.
Pemain paling diandalkan di lini pengatur serangan, serta pertahanan, adalah Nathan Tjoe-A-On yang sungguh-sungguh menjadi palang pintu dan pengatur serangan tim Indonesia kali ini. Juga ada Ivar Jenner, maupun striker Rafael Struick dari ADO Den Haag, Belanda.
Lemparan Arhan juga sempat hampir membuahkan gol ketika lawan Guinea. Namun demikian, secara keseluruhan terutama di babak kedua, tim Guinea memang lebih hidup bangunan serangannya. Membuat beberapa kali Garuda Muda bikin blunder, termasuk juga Nathan sendiri, yang nyaris dibuat gol pemain Guinea karena pertahanannya nyaris lepas.
Dirugikan
Garuda Muda mendapat kesempatan "tuan rumah" dalam play off, upaya terakhir untuk lolos Olimpiade setelah Witan dkk gagal meraih peringkat ke-3 AFC U23 di Qatar dua hari sebelumnya, dikalahkan Irak 2-1.
Meski demikian, sejumlah kerugian justru dialami Indonesia. Cuaca dingin sekitar 12 derajat, serta kondisi kelelahan dan sejumlah pemain cedera, Marselino pun main dengan terpincang-pincang, Witan kepala dua kali dibebat.
Sementara wasit asal Perancis itu malah sering menuruti pemain-pemain Guinea yang sering melakukan diving, atau berlagak dikasari dan tergeletak di lapangan berlama-lama. Video Asisten Wasit (VAR) pun lebih banyak dicuekin dan tidak membantu menyelesaikan beberapa kali 'dispute' di lapangan.
Indonesia menjadi "tuan rumah" pertandingan, akan tetapi justru pemain-pemain Guinea yang umumnya sangat terbiasa main di Perancis, bahkan sebagian menganggap Clairefontaine adalah "tuan rumah kedua" mereka, membuat status itu justru berlaku untuk Guinea.
Karena yang lolos ke Olimpiade 2024 Paris dari play off Clairefontaine ini akan bergabung satu grup dengan Perancis di Grup A Olimpiade Paris, maka tak heran jika pertarungan Indonesia vs Guinea kali ini "diintip" oleh pelatih Timnas Perancis, Thierry Henri. Guinea, yang lolos Olimpiade karena menang lawan Indonesia, berada di Grup A bersama finalis Piala Dunia, Perancis, Amerika serta Selandia Baru.