Gaspol Garuda Muda! Jangan Hilang Peluang Olimpiade

Target Shin Tae-Yong sudah terlewati membawa Garuda Muda lolos fase gugur kejuaraan sepak bola Asia U-23. Tetapi akankah sejarah sepak bola berhenti di sini dan Indonesia kehilangan peluang lolos ke Olimpiade 2024 Paris?

Baik Korea Selatan maupun Indonesia tentu tak mau kehilangan kesempatan itu. Lantaran, siapa yang kalah dan gugur dari perempat final Piala AFC U-23  di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar Jumat (26.04.2024) dinihari ini tak akan bisa tampil di pesta olahraga empat tahunan dunia di Paris 26 Juli-11 Agustus 2024. Kick off Indonesia vs Korea Selatan dimulai 00.30 WIB Jumat ini.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) juga memanfaatkan kejuaraan sepak bola AFC U-23 ini sebagai kualifikasi untuk tim sepak bola yang berhak tampil di Paris nanti. Siapa yang berhasil menjadi tiga besar kejuaraan sepak bola Konfederasi Asia ini, otomatis lolos Olimpiade Paris.

Sedangkan peringkat keempat AFC U-23, semifinalis di Qatar kali ini, masih berpeluang lolos Olimpiade Paris 2024 jika memenangi babak play off melawan Guinea -- juara sepak bola Afrika untuk berebut tempat keempat di Olimpiade.

Pelatih Korea Selatan Hwang Sun-Hong sudah pasti juga bersikeras untuk meloloskan Korea ke Paris, dengan menyingkirkan Indonesia yang dilatih pelatih sesama Korea, Shin Tae-Yong sobatnya. Pertarungan kepentingan pun tak pelak terjadi...

Delapan Kali Lolos Olimpiade

Bagi Indonesia, lolos fase gugur Piala AFC U-23 ini pun sudah sejarah. Menjadi tim delapan besar Asia untuk pertama kalinya. Akan tetapi peluang emas di depan mata bagi Shin Tae-Yong adalah meloloskan Indonesia untuk pertama kalinya setelah 68 tahun ke ajang olahraga empat tahunan Olimpiade Paris 2024. Itu baru sejarah. 

Indonesia pertama kali tampil di sepak bola Olimpiade 1956 Melbourne di zaman Toni Pogacnik, dengan pemain-pemain legendarisnya kiper Maulwi Saelan, serta pemain-pemain Endang Witarsa, Rusli Ramang dan kawan-kawan. Mereka mampu menahan tim kuat Uni Soviet 0-0.

Korea Selatan pertama kali lolos di Olimpiade Barcelona 1992, hanya sampai fase penyisihan grup. Dan selalu lolos Olimpiade sebanyak delapan kali sampai Tokyo 2020 dengan reputasi terbaik peraih medali perunggu Olimpiade 2012 London di Inggris di bawah pelatih Hong Myung-Bo.

Shin Tae-Yong pernah membawa timnas Korea Selatan lolos Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, dan tim yang dijuluki Taegeuk Warriors, The Red Devils (of Asia) serta Tigers of Asia ini berhasil sampai perempat final di Rio.

Tiga kali Korea Selatan lolos sampai perempat final. Di era kepelatihan Kim Ho-Kon di Olimpiade 2004 Athena, Yunani, Shin Tae-Yong di Rio 2016 serta Kim Hak-Bum di Olimpiade Tokyo 2020 (yang digelar tahun 2021 lalu, karena dunia dilanda wabah Covid).

Selebihnya Korea Selatan lolos Olimpiade sampai fase penyisihan grup di Olimpiade 1992 Barcelona (Kim Sam-Rak), Olimpiade 1996 Amerika Serikat (Anatoliy Bishovets), Olimpiade 2000 Sydney (Huh Jung-Mo), dan Olimpiade 2008 Beijing (Park Sung-Hwa).

Di arena olahraga empat tahunan Asia, Asian Games, tiga kali Korea Selatan meraih medali emas sepak bola. Yakni di Asian Games 2014 Seoul Korea (Lee Kwang-Jong), Asian Games 2018 Jakarta-Palembang (Kim Hak-Bum), serta Asian Games 2022 Hangzhou, Cina (Hwang Sun-Hong). Ditambah dua kali perunggu Asian Games di Busan 2002 (Park Hang-Seo),  dan Asian Games 2010 Guangzhou (Hong Myung-Bo).

Nathan Gabung Lagi

Jika dilihat dari kurva penampilan di AFC U-23 Qatar 2024 kali ini, Garuda Muda kini sedang puncak-puncaknya permainan. Tidak hanya cantik, dan memikat publik sepak bola Asia di Qatar kali ini, juga Garuda Muda penuh kejutan.

Penampilan apik Garuda Muda di Qatar kali ini tidak lepas dari peran poros permainan yang dilakukan gelandang penyerang klub SC Heerenveen Belanda, Nathan Tjoe-A-On dan pemain Ivar Jenner dari FC Utrecht.  Kerjasama dua poros ini menghidupkan pemain-pemain keren seperti Marselino Ferdinan, Witan Sulaeman dan Komang Teguh -- ketiganya para pencetak dua gol di AFC U-23 di Qatar kali ini. Gol-gol Marselino, Witan dan Komang dicatat AFC sebagai gol-gol indah di turnamen kali ini.

Ivar Jenner sempat diparkir, tak bisa main di pertandingan kedua lawan Australia lantaran kena dua kartu kuning dan bahkan kartu merah dalam pertandingan yang penuh keputusan kontroversi wasit Tajikistan, Nasrullo Kabirov, saat Garuda Muda kalah 0-2 di pertandingan perdana lawan tim tuan rumah Qatar.

Sementara Nathan Tjoe-A-On -- yang dipuji skill permainannya di lapangan tengah, hanya mendapat izin seminggu dari klub SC Heerenveen untuk tampil di Garuda Muda. Nathan sempat terbang balik ke Belanda tempatnya bermain di SC Heerenveen. Namun dengan permintaan khusus dan lobi Erick Thohir ketua PSSI, Nathan yang sempat meninggalkan Qatar untuk balik ke Belanda setelah Garuda Muda menang gemilang di pertandingan akhir Grup A lawan Yordania 4-1, ia bertolak kembali bergabung tim U-23 Indonesia. Rabu dinihari Nathan akhirnya sudah bisa bergabung lagi tim Garuda Muda di Qatar untuk menghadapi lawan paling berat di turnamen ini, Korea Selatan.

Maka, tim Garuda Muda kini seharusnya bisa tampil maksimal melawan Korea lantaran saat ini memiliki kekuatan penuh, seperti ketika lawan Yordania. Apalagi, striker Ramadhan Sananta yang terkena kartu merah di pertandingan lawan turn rumah Qatar pun sudah bisa dimainkan lagi.

Perkiraan pemain Garuda Muda yang menjadi starter lawan tim Macan Asia, Korea Selatan, adalah : Ernando Ari (Persebaya Surabaya), Rizky Ridho (Persija Jakarta), Justin Hubner (Cerezo Osaka Jepang), Komang Teguh (Borneo FC), Ivar Jenner (FC Utrecht), Nathan Tjoe-A-On (SC Heerenveen Belanda), Pratama Arhan (Suwon FC Korea), Fajar Fathurrahman (Borneo FC), Marselino Ferdinan (KMSK Deinze Belgia), Witan Sulaeman (Bhayangkara FC), Rafael Struick (ADO Den Haag, Belanda). Pelatih Shin Tae-Yong.

Sedangkan tim Korea Selatan kemungkinan:  Kim Jeong-Hoon, Hwang Jae-Won, Seo Myung-Gwan, Byun Joon-Soo, Cho Hyun-Taek, Paik Sang-Hoon, Kim Min-Woo, Kang Sang-Yoon, Eom Ji-Sung, Lee Young-Joon. Pelatih Hwang Sun-Hong.*