Debutan pemain naturalisasi
Pertandingan antara Vietnam vs Indonesia, baik yang leg 1 di Gelora Bung Karno, maupun Leg 2 di Stadion My Dinh Hanoi, bagi Shin Tae-yong sebagai penampilan debutan baru, seperti pemain keturunan Indonesia di Belanda Jay Idzes yang main di Liga Serie B Italia Venezia FC, serta Nathan Tjoe-A-On yang juga keturunan Indonesia Belanda, dari klub SC Heerenveen.Â
Sedangkan di Leg 2 Vietnam Indonesia di Hanoi, merupakan debut (penampilan pertama) di timnas Indonesia bagi pemain termahal dalam tim kali ini, Thom Haye yang ditransfer dari SC Heerenveen senilai Rp 52,14 milyar. Demikian juga debutan Ragnar Oratmangoen dari Fortuna Sittard senilai Rp 7,87 milyar.
Jay Idzes berhasil memikat publik Jakarta dengan permainan kalemnya, namun efektif bisa menghalau serangan-serangan cepat dan serangan balik pemain-pemain Vietnam. Demikian juga Nathan Tjoe-A-On yang membangun serangan dari lini tengah.
Thom Haye, dalam penampilan pertamanya di Hanoi, berhasil memanfaatkan 'bola mati' sepak pojok yang akurat, dan langsung ditanduk Jay Idzes yang tinggi jangkung 185 cm di menit ke-9 ke jaring kiper naturalisasi Vietnam, Philippe Nguyen.
Gol kedua di menit 23 merupakan gol indah, serangan solo Ragnar Oratmangoen dari sayap kiri, melewati sejumlah pemain belakang Vietnam, dan kiper Philippe Nguyen bahkan tak sempat menepis bola sedikitpun. Gol ketiga di menit 90+8 injury time merupakan gol penyerang Persis Solo, Ramadhan Sananta memanfaatkan kemelut di mulut gawang Vietnam.
Tiga babak lagi
Jalan memang masih panjang, berliku. Lantaran pertandingan babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 Kanada-Amerika Serikat-Meksiko ini berlangsung lima babak guna memperebutkan 8 tempat 'direct slot' di Piala Dunia, akan tetapi juga satu tempat lagi dari babak Play off Kualifikasi Piala Dunia.
Tidak seperti Piala Dunia sebelum-sebelumnya. Untuk Piala Dunia 2026 kali ini, untuk pertama kalinya putaran finalnya diikuti 48 negara, dari semula hanya 32 tim nasional dunia.
Dan untuk pertama kalinya pula, pula Piala Dunia menjamin setidaknya setiap konfederasi sepak bola minimum lolos satu timnas wakilnya.