lemparan Arhan Pratama sebagai sumber kekalahan tim nasional mereka.
Lain ladang lain belalang. Jika media di Indonesia sibuk bergunjing soal penampilan para pemain naturalisasi, seperti "Mbah Jay" Idzes yang ganteng menawan, maka media Vietnam justru menganalisaGol yang tercipta memang hanya satu ketika pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup F zona Konfederasi Asia (AFC) babak kedua berlangsung antara Indonesia vs Vietnam di Gelora Bung Karno Kamis (21.03.2024).
Meski demikian, gol semata wayang yang berawal dari throw in (lemparan kedalam) Arhan Pratama dan diselesaikan Egy Maulana Vikry itu justru membuat publik sepak bola Vietnam tertegun. Kok bisa sampai terjadi gol seperti itu, sementara Vietnam justru lengah membantu barisan pertahanan?
Ada analisa menarik yang ditulis oleh penulis sepak bola Xuan Binh, mengutip komentar pengamat sepak bola Federasi Asia Tenggara (AFF) Rhysh Rai. Menurut Rysh Rai, ada tiga pemain Vietnam yang "ngga berbuat apa-apa" ketika lemparan kedalam Arhan Pratama yang membuahkan gol tunggal Egy Maulana di gawang Vietnam malam itu.
"Indonesia menempatkan banyak pemain jika dibandingkan dengan Vietnam di kotak penjaga gawang. Saat Arhan melempar bola, terlihat beberapa pemain Vietnam harus menjaga dua pemain Indonesia. Tetapi saya justru tidak habis mengerti peran ketiga pemain Hoang Duc, Hung Dung dan Dinh Bac dalam situasi ini. Karena ketiganya hanya berdiri bebas tanpa menjaga siapapun. Mengapa mereka justru tidak membantu pertahanan saat lemparan ke dalam terjadi?" ungkap Rysh Rai.
Malah Bengong
Pada menit ke-51 Kamis malam itu, bek kiri Arhan Pratama melakukan lemparan ke dalam yang kuat dari jarak sekitar 40 meter ke arah kotak penalti Vietnam. Bek Rizky Ridho yang membantu serangan melompat paling tinggi, serta menyundul bola ke belakang.
Bek Vietnam Phan Tuan Tai terkejut dan menyundul bola ke tanah. Secara refleks, rekan setimnya Vo Minh Trong mengulurkan kakinya untuk menghalau bola. Namun bola berhasil mengenai Egy Maulana Vikry. Dalam posisi tak terkawal, sang gelandang Indonesia itu dengan mudah memasukkan bola dari jarak dekat gawang dan mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan tersebut.
Lemparan ke dalam (throw in) Arhan lewat di atas kepala Hung Dung, Hoang Duc, Pham Xuan Manh dan Bui Tien Dung. Sedangkan Indonesia memiliki lima pemain dekat kotak penalti, sementara Vietnam hanya tiga pemain membayangi mereka.
"Dalam situasi seperti ini, Vietnam kewalahan dan tidak bisa menurunkan pemain yang tepat," ungkap Rysh Rai, "Dalam bola mati, pemain harus membersihkan bola pada percobaan pertama atau kedua. Jika tidak, maka terjadilah masalah...," ungkap Rai.
Rysh Rai adalah mantan pemain Singapura, yang spesialisasinya sebagai komentator untuk saluran olahraga Inggris yang terkemuka di Asia. Rysh Rai katakan, mungkin pelatih Philippe Troussier mengatur pertahanan untuk hanya fokus berdiri sekitar 10 meter dari gawang, karena yakin Arhan hanya bisa melempar sejauh itu.
"Saya tidak tahu bagaimana Troussier mengatur pertahanan dalam situasi ini. Jadi saya hanya mengatakan apa yang saya lihat saja," tambah Rai pula, kepada penulis sepak bola dari media Vietnam berbahasa Inggris, eVn Express itu.
Lemparan Arhan
Komentar lain, pelatih klub Vietnam SHB Da Nang, Pham Minh Duc mengatakan bahwa dalam situasi bola mati, pemain bertahan harus selalu mengikuti dan tetap dekat dengan pemain lawan, mengirimkan pemain yang fisiknya jangkung untuk membayangi lawan yang memiliki ketinggian tubuh kurang lebih sama.
"Para pemain bertahan harus selalu dekat dengan pemain lawan di wilayah mereka," kata Pham Minh Duc. Ternyata pemain belakang Vietnam, Xuan Manh dan Tien Dung salah memprediksi lemparan kedalam itu mendarat begitu dekat dengan mulut gawang.
Usai pertandingan, dalam jumpa pers pelatih Troussier didampingi gelandang Nguyen Thai Son mengungkapkan, bahwa Vietnam sebenarnya sudah banyak mempersiapkan diri menghadapi situasi lemparan kedalam luar biasa seperti "lemparan Arhan" itu.
Ini adalah kali ketiganya, Vietnam di bawah Troussier (yang mewarisi kepelatihan nasional dari pelatih legend mereka, Park Hang-Seo), kebobolan gol dari situasi bola mati melawan Indonesia. Dua kali sebelumnya terjadi di semifinal SEA Games tahun lalu.
Troussier berkilah, "Kekalahan ini berasal dari kesalahan individu, padahal kami banyak berlatih untuk menghadapi situasi seperti itu," kata pelatih Vietnam, tentang kebobolan gol akibat dari bola mata "lemparan Arhan" dan diceploskan ke gawang oleh Egy Maulana Vikry ini.
Sementara, gelandang Hoang Duc yang mendampingi pelatih Troussier dalam jumpa pers itu justru mengakui, kekalahan di Gelora Bung Karno Jakarta itu merupakan "kesalahan tim, karena tidak mengawal pemain Indonesia di depan gawang," katanya.
Di Gelora Bung Karno, pada pertandingan 'home' (kandang) Indonesia namun 'away' (tandang) bagi Vietnam Kamis lalu itu, sebenarnya Troussier membawa harapan besar bagi Vietnam untuk menang, karena mereka membawa peraih gelar Golden Ball Vietnam 2023 Nguyen Hoang Duc bintang mereka, yang sebelumnya tidak ikut dipanggil ke Piala Asia di Qatar sebelum ini. Juga, ikut memperkuat Vietnam pahlawan SEA Games mereka, Nham Manh Dung.
Pertandingan kandang bagi Vietnam dan tandang bagi tim Garuda Indonesia, dilangsungkan Selasa (26.03.2024) ini di stadion kebanggaan mereka, My Dinh Hanoi. Dalam 20 tahun terakhir, diakui oleh pelatih Indonesia Shin Tae-Yong, belum pernah Indonesia meraih kemenangan atas tuan rumah Vietnam.
Thom Haye dan Ragnar
Di Tanah Air malah disibukkan berita tentang penampilan pemain-pemain naturalisasi, penampilan perdana pemain belakang asal FC Venezia "Mbah" Jay Idzes (meski masih muda belia) yang memperkuat lini belakang tim Garuda Shin Tae-Yong. Juga Nathan Tjoe-A-On di lini tengah.
Mbah Jay, selain tinggi ganteng, juga disukai penonton sepak bola Indonesia, karena ketenangannya menghalau bola di lini pertahanan Indonesia. Slow, but sure... kurang lebih seperti itu.
Meski demikian timbul juga pro dan kontra di antara netizen, antara pergunjingan "tim nasional rasa keju" serta rasa nasionalisme yang campur aduk. Â Seperti yang diungkapkan oleh mantan Kapten Tim Nasional Pra Piala Dunia, Herry Kiswanto, ketika ditemui belasan wartawan dalam acara buka bersama di Studio Kandang Ayam Cocomeo Cacamarica di Daksinapati Rawamangun, Jumat (22.03.2024), menyayangkan pelatih Shin Tae-Yong yang dinilainya 'kurang mencermati' pemain-pemain di Liga Indonesia, tetapi malah lebih banyak merekrut pemain-pemain abroad, pemain-pemain naturalisasi.
Sementara di media sosial, banyak bergunjing soal bakal penampilan perdana yang ditunggu-tunggu dari Thom Haye dari klub papan atas, SC Heerenveen Belanda yang berdarah Indonesia tentunya. Juga gelandang Fortuna Sittard Belanda, Ragnar Oratmangoen yang pekan lalu sudah resmi menjadi warga negara Indonesia. Namun tak termasuk gelandang tengah, Marc Klok dari Persib Bandung yang cedera.
Thom Haye, dan juga Ragnar Oratmangoen yang tidak turun ketika Indonesia berhadapan dengan Vietnam di Gelora Bung Karno, kini keduanya ikut berangkat bersama rombongan Timnas Indonesia, dan bahkan sudah berada di Hanoi, Vietnam setelah menyelesaikan paspor Indonesia di Jakarta.
Delapan pemain keturunan Indonesia di Belanda dan Italia dibawa pelatih Shin Tae Yong ke Vietnam dalam pertandingan tandang di My Dinh Stadium, Hanoi Vietnam Selasa (26.03.2024) nanti. Sedangkan 17 lainnya, pemain-pemain asal Liga di Indonesia dan pemain yang main di klub-klub luar negeri
Delapan dari 25 pemain yang dibawa Shin Tae-Yong ke Vietnam, adalah pemain naturalisasi. Ke-25 pemain yang dibawa Shin Tae-Yong adalah:
Kiper
Ernando Ari (Persebaya Surabaya), Muhammad Riyandi (Persis Solo), Adi Satriyo (PSIS Senayan).
Belakang:
Nathan Tjoe-A-On (SC Heerenveen), Rizky Ridho (Persija Jakarta), Edo Febriansah (Persib Bandung), Asnawi Mangkualam (Port FC), Wahyu Prasetyo (PSIS Semarang), Yakob Sayuri (PSM Makassar), Jay Idzes (Venezia FC), Justin Hubner (Woverhampton Wanderers), Pratama Arhan (Suwon FC), Muhammad Ferrari (Persija Jakarta).
Tengah:
Thom Haye (SC Heerenveen), Arkhan Fikri (Arema FC), Marselino Ferdinan (KMSK Deinze), Ricky Kambuaya (Dewa United), Ivar Jenner (Jong Utrecht), Rachmat Irianto (Persib Bandung).
Depan/striker:
Ragnar Oratmangoen (Fortuna Sittard), Rafael Struick (ADO Denhaag), Witan Sulaeman (Bhayangkara Presisi FC), Egy Maulana Vikry (Dewa United), Dimas Drajad (Persikabo), Ramadhan Sananta (Persis Solo), Hokky Caraka (PSS Sleman). *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H