Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Taktik "It's Now or Never" versi Shin Tae-Yong

19 Maret 2024   13:06 Diperbarui: 20 Maret 2024   09:53 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain Gelandang asal klub papan atas Belanda SC Heerenveen, Thom Haye (29) diperkirakan akan diturunkan perdana oleh pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-Yong, saat menjamu Vietnam di Gelora BungKarno Senayan Jakarta, Kamis (21.03.2024).

Pertandingan lawan Vietnam ini merupakan pertandingan lanjutan Grup F Babak Kedua Confederasi Asia (AFC) untuk Piala Dunia 2026 Kanada-Amerika-Meksiko. Ini merupakan pertandingan pertama dalam sistem home and away (kandang dan tandang) di babak kedua (dari keseluruhan lima babak) penyisihan zona Asia, menuju Piala Dunia 2026.

Thom Haye yang kini sudah berada di Jakarta, merupakan pemain termahal dalam Timnas Indonesia kali ini, dengan transfer senilai Rp 52,1 milyar. Dua kali lipat pemain termahal sebelumnya, Sandy Walsh dari KV Mechelen Belgia yang ditransfer senilai Rp 26,1 milyar.

Erick Thohir yang pernah mengakuisisi klub sepak bola Italia, Inter Milan pada November 2013 dan menjadi presiden klub tersebut sampai 2018, dan kini Ketua Umum PSSI, rupanya memenuhi ambisi pelatih Shin Tae-Yong, untuk merekrut pemain-pemain diaspora berdarah Indonesia, memperkuat Timnas Indonesia. Demi tidak tersingkir dari sejarah, untuk pertama kalinya lolos babak kedua penyisihan Zona Confederasi Asia untuk Piala Dunia 2026.

Dan tidak hanya Thom Haye. Bahkan juga pemain-pemain diaspora berdarah Indonesia lainnya, seperti Nathan Tjoe-A-On (22) juga dari SC Heerenveen Belanda dengan nilai transfer Rp 6,08 milyar, pemain sayap Ragnar Oratmangoen dari Klub Fortuna Sittard Belanda (Rp 7,82 milyar).

Ada juga dalam daftar transfer Timnas Indonesia kali ini Jay Idzes (23) dari klub Seri B Liga Italia, Venezia FC dengan transfer senilai Rp 15,64 milyar. Masih ada beberapa nama, akan tetapi mereka tidak termasuk dalam daftar 28 pemain yang dipanggil pelatih Shin Tae-Yong untuk melawan Vietnam kali ini.

Meski demikian, dari 28 pemain yang dipanggil Shin Tae-Yong, 23 di antaranya resmi akan dimasukkan Timnas, lantaran federasi sepak bola FIFA hanya menerima 23 pemain untuk masing-masing Timnas di Piala Dunia.

Adapun 28 pemain yang dipanggil Shin Tae-Yong adalah, tiga kiper Nadeo Argawinata (FC Borneo), Muhamad Riyandi (Persis Solo), Adi Satriyo (PSIS Semarang).

Pemain-pemain belakang: Nathan Tjoe-A-On (SC Heerenveen), Elkan Baggott (Bristol Rovers), Jordi Amat (Johor Darul Ta'zim), Sandy Walsh (KV Mechelen), Rizky Ridho (Persija Jakarta), Edo Febriansah (Persib Bandung), Asnawi Mangkualam (Port FC), Wahyu Prasetyo (PSIS Semarang), Yakob Sayuri IPSM Makassar), Yance Sayuri (PSM Makassar), Justin Hubner (Wolverhampton Wanderers), Pratama Arhan (Suwon FC).

Gelandang: Thom Haye (SC Heerenveen), Jay Idzes (Venezia FC), Marselino Ferdinan (KMSK Deinze), Ricky Kambuaya (Dewa United), Marc Klok (Persib Bandung), Ivar Jenner (Jong Utrecht).

Pemain depan: Ragnar Oratmangoen (Fortuna Sittard), Rafael Struick (ADO Denhaag), Witan Sulaeman (Bhayangkara Presisi FC), Egy Maulana (Dewa United), Dimas Drajad (Persikabo), Ramadhan Sananta (Persis Solo), Hokky Caraka (PSS Sleman).

Now or Never

Sekarang atau tidak sama sekali. Itu situasi yang dihadapi pelatih Shin Tae-Yong menghadapi situasi sepak bola Indonesia saat ini. Sudah 'kadung' lolos babak kedua kualifikasi Piala Dunia zona Asia, mosok tidak sekalian tembus prestasi ke putaran final Piala Dunia 2026 Kanada-Amerika Serikat-Meksiko?

Lolos babak kedua pun sejarah. Tanggung amat, menyia-nyiakan langkah bersejarah hanya untuk romantika bahwa "Indonesia untuk pertama kalinya lolos ke babak ketiga zona Confederasi Asia". Padahal masih bisa meneruskan langkah menuju tujuan yang lebih tinggi: lolos untuk pertama kalinya di Piala Dunia.

Langkah yang ditempuh Shin Tae-Yong, melanglang Tanah Air untuk mencari potensi pemain Timnas, bahkan keliling dunia mengunjungi pemain-pemain berdarah Indonesia yang ikut berkompetisi di klub-klub kelas dunia untuk kemudian direkrut masuk Timnas, dicibir. Bahwa adagium pembinaan sepak bola itu kudu dimulai dari kompetisi berjenjang antarklub di Tanah Air, yang "maju tak ingin, mundur tak hendak," itu.

Konsep pembinaan berjenjang seperti itu tentu benar. Seperti yang dipraktekkan dengan baik oleh tetangga-tetangga kita, Malaysia, Thailand, Vietnam, Korea, Jepang dan seluruh negara sepak bola di penjuru dunia. Tetapi untuk menghadapi situasi, Timnas Indonesia kudu lolos ke Piala Dunia 2026 Kanada-Amerika-Meksiko? Itu lain lagi.

Pertimbangan pragmatis: lho, emangnya Shin Tae-Yong yang kudu bertanggung jawab terhadap pembinaan sepak bola Indonesia? Adagium dari mana? Pelatih profesional seperti Shin Tae-Yong kudu bertanggung-jawab terhadap pembinaan sepak bola Indonesia?

Shin Tae-Yong resmi mengikat kontrak dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) sejak awal Januari 2020 dengan bayaran perbulan Rp 1,1 milyar bukan untuk itu. Tetapi memenangkan Timnas Indonesia. Menyusun tim terbaik untuk kompetisi di regional, Asia dan bahkan dunia kalau bisa. Diperpanjang kontraknya dari akhir 2023 sampai sekian tahun lagi, tentunya juga bukan untuk "bertanggung-jawab terhadap pembinaan nasional sepak bola Indonesia" yang kompetisinya boleh dikata "lama mendengkur". Nggak jelas mau ditujukan kemana, selain tanding dan mencari sponsor. Serta meramaikan blantika perjudian sepak bola

Lalu siapa yang mesti menjalankan Pembinaan? Ya jelas PSSI. Organisasi tertinggi sepak bola ini yang harus membangunkan kompetisi berjenjang yang sudah lama tidur ngorok, mendengkur, berkutat dengan kerusuhan ke kerusuhan stadion, suap dan disuap bandar judi, serta sistem kompetisi yang carut-marut. Tidak berjenjang ke prestasi kawasan dan dunia. Bukan tugas Shin Tae-Yong.

Jika situasinya "Indonesia untuk pertama kalinya dalam sejarah, lolos ke babak ketiga penyisihan Zone Confederasi Asia,". Ya tentunya tidak boleh tanggung, teruskan sekalian "lolos untuk pertama kalinya dalam sejarah, ke Piala Dunia" sekalian. Nggak usah tanggung...

Paling Buncit di Grup

Tangkapan Layar
Tangkapan Layar

Penampilan Timnas kita dalam tiga empat tahun terakhir ini, mulai menggembirakan. Kita semua tahu. Di bawah pelatih Korea Shin Tae-Yong yang nggak banyak sesumbar itu, permainan sepak bola Timnas kita semakin enak ditonton, banyak potensi pemain nasional hasil negeri sendiri tergali kemampuannya.

Tentu, permainan yang "enak ditonton" itu kudu dilanjutkan menjadi prestasi yang lebih meng-Asia. Dan syukur mendunia, ketimbang nostalgia dan romantika "untuk pertama kalinya Indonesia main 0-0 lawan tim tangguh BlaBlaBla" di sebuah kompetisi dunia, misalnya. Sudah bosan dengan romantika seperti itu.

Meski langkah sampai babak kedua penyisihan grup (dari total lima babak penyisihan di Asia) itu sudah menyejarah, namun perlu waswas pula, lantaran posisi Timnas Indonesia kini berada di urutan paling buncit Grup F babak kedua Confederasi Asia.

Irak, yang meraih dua kemenangan atas Indonesia dan Vietnam, dijagokan lolos ke babak ketiga penyisihan Confederasi Asia (AFC). Posisi kedua grup -- yang masih bisa lolos ke babak ketiga AFC -- boleh dikata di Grup F diperebutkan antara Timnas Vietnam, Indonesia serta kuda hitam bagi Indonesia.

Filipina seri 1-1 lawan Indonesia tetapi kalah lawan Vietnam. Sehingga Indonesia kudu menang saat menjamu Vietnam di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta (21 Maret 2024) nanti untuk memperbesar peluang, setidaknya bisa lolos melalui jalur peringkat kedua Grup F.

Setelah pertandingan kandang Kamis (21.03.2024) ini, giliran Timnas Indonesia akan bertandang ke Vietnam. Pertandingan dilangsungkan 26 Maret di Stadion My Dinh, Hanoi, Vietnam. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun