Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dari Cangak Ondhol Sampai Keris Ki Dukun

3 Maret 2024   16:02 Diperbarui: 4 Maret 2024   00:01 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sultan Abdulgani Natadiningrat SE dari Kraton Kacirebonan. (Foto Paguyuban PBATC)

Sekitar lima puluh bilah tosan aji yang dijejerkan di meja depan Riki Kurniawan Apriansyah (27) kesemuanya bilah-bilah dari wilayah Pasundan. Dari kujang ciung, kujang badak, kujang bandung, sampai kudi trancang alias kujang geni, dan juga bentuk kudi yang paling terkenal di Cirebon, yakni kudi cangak ondhol.

All Pasundan items, di meja Riki. Sementara di belasan meja lain, berjajar di meja-meja, keris dari berbagai pelosok Jawa. Baik itu keris dari Surakarta, Yogyakarta, Pasundan, Madura, bahkan juga Bali dan Lombok. Syaipul dan kawan-kawan, bahkan bertujuh datang dari Lombok khusus untuk ikut gelaran acara ini. Hanya di meja Riki saja yang "All Pasundan" items.

Selama tiga hari itu, dari 1-3 Maret 2024 halaman Keraton Kacirebonan di Jalan Pulasaren, Pekalipan kota Cirebon, memang tengah berlangsung Pameran Keris serta Bursa Tosan Aji bertemakan "Nuansa Gaman Cirebon". Meski Tajuknya Nuansa Cirebon, akan tetapi yang dipamerkan banyak juga yang dari belahan lain pulau Jawa. Dari Jakarta, ada juga pebursa keris terkenal di You Tube, Joko Supriyadi. Juga Ronald Onay dari Bogor.

Di beranda khusus depan samping Keraton yang didirikan pada 18 Maret 1808 ini malah ada suguhan khusus koleksi keris-keris bergaya Cirebonan dan Pasundan, milik sejumlah kolektor di antaranya milik Kohin Abdul Rohim dari Jakarta, yang memang sehari-hari pekerjaannya adalah berburu tosan aji di berbagai pelosok Jawa Barat. Sebagian dikoleksi, dan sebagian dijualnya kembali kepala kolektor-kolektor keris serta tosan aji di seantero Jawa dan luar Jawa.

Sultan Abdulgani Natadiningrat

Sultan Kacirebonan ke-9, Pangeran Abdulgani Natadiningrat SE di hari pembukaan pameran bahkan sempat berpose dengan salah satu maskot keris asal Sumedang, yang modelnya mirip dengan pusaka kerajaan Sumedang Larang Ki Dukun.

Di kalangan kolektor keris di jagat maya Nusantara, umumnya mereka kenal nama Ki Dukun, pusaka yang berasal dari masa kerajaan Pajajaran di abad XVI, yang secara turun-temurun tersimpan di Kraton Sumedang sampai kini.

Meski di masa lalu hubungan berbagai kerajaan di Jawa Barat itu "naik turun", sempat bermusuhan karena pertikaian keluarga dan juga politik.

Akan tetapi, Cirebon memiliki kekerabatan juga dengan kraton-kraton di Jawa Barat, seperti Sumedang Larang -- yang saat ini sudah ditetapkan resmi oleh pemerintah Presiden Joko Widodo, sebagai "Puser Budaya Pasundan" alias pusat kebudayaan Sunda.

Keris Ki Dukun di Sumedang, merupakan satu dari antara berbagai pusaka kerajaan (royal heirlooms) milik raja terakhir Pajajaran Prabu Siliwangi, yang dititipkan ke kerajaan Sumedang Larang (di masa pemerintahan Prabu Geusanulun) sebelum Pajajaran hancur lumat diserbu oleh kerajaan Banten di tahun 1579 Masehi.

Karena sudah lebih dulu diamankan di Sumedang, maka pusaka-pusaka Pajajaran seperti Ki Dukun maupun mahkota kerajaan yang disebut mahkota Bino Kasih, sampai sekarang masih utuh tersimpan di Sumedang Larang, meskipun Pajajaran sudah "rata tanah" dan bahkan sulit dilacak, dimana persis letak bangunan keratonnya di sekitar Batutulis Bogor ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun