Hitung-hitung kekuatan di atas kertas Koalisi Partai-partai berdasarkan Pemilu dan Pilpres 2019 lima tahun lalu, ternyata menarik juga. Coblosan pada 14 Februari 2024 tinggal tersisa hitungan hari, coba kita simak data berikut ini:
Hitung-hitung kekuatan di atas kertas berdasarkan kinerja partai-partai ini berdasarkan Pemilu dan Pilpres terakhir tahun 2019, urutannya adalah pengusung-pengusung Paslon 02, Paslon 01 dan Paslon 03. Tentu ini belum menggambarkan hasil akhir di Pemilu apalagi Pilpres 2024 nanti. Masih banyak faktor mempengaruhi, terutama gejolak pendapat menjelang hari coblosan:
Koalisi Perubahan dan Persatuan
Di Pemilu dan Pilpres 2024 Koalisi KPP ini hanya terdiri dari tiga partai di parlemen; Partai Nasdem 12.661.792 (9,05 persen); PKB: 13.570.097 (9,69 persen); dan PKS: 11.493.663 (8,21 persen). Namun kekuatannya cukup mampu mengimbangi "partai berkuasa" PDIP.
Total suara koalisi Perubahan yang mengusung Capres dan Cawapres 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar ini berdasar perolehan suara mereka di Pemilu dan Pilpres 2019 adalah 37.725.552 suara (26,95 persen).
Koalisi Indonesia Maju
erdiri dari Gerindra, Golkar, Partai Demokrat, PAN, ditambah tiga partai non-parlemen PSI, PBB, Garuda, serta satu partai baru Gelora. Gerindra sebagai urutan kedua pada Pemilu 2019 meraih suara 17.594.839 (12,57 persen). Golkar sebagai peringkat ketiga Pemilu lima tahun lalu jumlah suaranya 17.229.789 (12,31 persen). Partai Demokrat di urutan ketujuh di Pemilu 2019 hasilnya 10.876.507 (7,77 persen). PAN di Pemilu 2019 berada di urutan ke-9 dengan 9.572.623 (6,84 persen). Ditambah tiga partai non-parlemen PSI dengan suara 2.650.361 (1,89 persen), PBB dengan 1.099.848 (0,79 persen), Garuda 702.536 (0,05 persen dan sebuah partai baru, Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) belum ada perolehan suara.
Total suara Koalisi Indonesia maju yang mengusung Capres dan Cawapres 02 Prabowo-Gibran Rakabuming Raka ini berdasarkan perolehan suara mereka di Pemilu dan Pilpres 2019 adalah 59.726.503 suara (42.22 persen).
Koalisi PDIP
Koalisi ini resminya hanya terdiri dari dua partai, PDIP dan PPP. Belakangan Hanura dalam iklan di media televisi menyatakan mendukung Paslon 02. Di Pemilu dan Pilpres 2019 PDIP tampil sebagai pemenang dengan total perolehan suara 27.053.961 (19,33 persen), serta PPP 6.323.147 (4,52 persen).
Total suara Koalisi PDIP yang mengusung Capres dan Cawapres 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD ini berdasarkan perolehan suara mereka di Pemilu dan Pilpres 2019 adalah 33.377.108 suara (23,85 persen)
Massa Pendukung Jokowi 2019
Di luar basis partai koalisi, ataupun partai yang mengusung Capres-capres 2019 lima tahun silam, khusus untuk kemenangan Joko Widodo untuk periode kedua 2019 lalu juga berasal dari partai-partai lain di luar PDIP. Bahkan besar kemungkinan andil ormas pendukung Jokowi, seperti Projo dan Seknas Jokowi, sangat berperan sehingga perolehan suara Jokowi bahkan tiga kali lipat lebih besar dari perolehan suara partai PDIP sendiri, sebagai partai pengusungnya.
Ada baiknya ditengok kembali suara yang diraih oleh Jokowi di Pilpres 2019, saat ia berpasangan dengan ulama Banten, Ma'ruf Amin. Bahkan dengan rivalnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno waktu itu, Jokowi-Ma'ruf Amin terpaut cukup jauh.
Jumlah perolehan suara Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 mencapai 85.607.362 atau 55,50 persen suara, sedangkan perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen suara. Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen suara.
Adapun jumlah pemilih yang berada di dalam ataupun luar negeri mencapai 199.987.870 orang. Sementara pemilih yang menggunakan hak pilih sebanyak 158.012.506 orang. Dari total suara yang masuk, 3.754.905 suara tidak sah sehingga jumlah suara sah sebanyak 154.257.601 suara.
Tiga Kali Lipat Partai Pengusung
Jokowi mendapat suara 85.607.362 (55,50 persen suara nasional). Jika dibandingkan dengan jumlah suara dari partai pengusungnya, PDIP Perjuangan yang 27.053.961 suara, maka yang diperoleh Jokowi lebih dari 3 kali lipat jumlah suara partainya. Jumlah suara sah waktu itu 154.257.601 suara, dari antara 158.012.506 suara yang menggunakan hak pilihnya.
Sehingga 2/3 suara yang diraih Jokowi pada 2019 berasal dari luar partai pengusung (PDIP) dan berasal juga dari mesin pendukung Jokowi, baik itu Projo maupun Seknas Jokowi. Jumlah suara nasional PDIP, bahkan kurang dari sepertiga suara Jokowi.
Dengan merebaknya unjuk opini dari berbagai pihak, baik itu dari kalangan agamawan, pastur (Romo Magnis Suseno, Mudji Sutrisno, Romo Benny dsb), serta kalangan budayawan (Gunawan Mohamad, Butet Kartaredjasa dsb), serta belakangan kalangan kampus-kampus (UGM, UII) hampir dipastikan suara yang mendukung Paslon 02, Prabowo-Gibran akan susut.
Sudah tidak menjadi rahasia lagi, bahwa Presiden Jokowi ada di belakang koalisi besar Koalisi Indonesia Maju (Gerindra, Golkar, Partai Demokrat, PAN, ditambah tiga partai non-parlemen PSI, PBB, Garuda, serta satu partai baru Gelora).
Persaingan di Pemilu dan Pilpres 2024 kali ini menjadi menarik untuk disimak. Akankah PDIP berjaya lagi? Atau malah disalip Gerindra? Akankah "Partai Jokowi" PSI berhasil meraih minimal 4 persen suara guna mendapat kursi di parlemen DPR-RI Senayan?
Kita tunggu tangggal mainnya pada 14 Februari 2024....Â
SHA
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI