Dunia sepak bola kehilangan seorang Libero terbaik yang pernah lahir di lapangan hijau, Franz Beckenbauer. Selain dikenal sebagai "jendral lapangan" (playmaker) bagi tim Jerman untuk tampil sebagai juara Eropa dan juga Juara Dunia pada masanya, Beckenbauer juga menginspirasi dunia tentang cara bagaimana menjinakkan permainan super menyerang, Total Football seperti ketika Jerman menaklukkan Belanda di final Piala Dunia 1974.
Postur tubuhnya yang tegap, 1,81 meter dan kekar, kokoh permainannya, Beckenbauer pada pertengahan 1970-an bisa muncul menjadi pemain belakang yang mampu meraih gelar Ballon d'Or alias bola emas sebagai pemain terbaik dunia, pada 1972 dan 1976. Ini tentu saja anomali. Lantaran, umumnya peraih Ballon d'or ya pemain-pemain penyerang, pencetak gol produktif seperti Gerd Muller (1970), Johan Cruyff (1970, 1973, 1974), atau jauh sebelum itu seperti Eusebio (1965), Bobby Charlton (1966) dan George Best (1968).
Franz Beckenbauer juga dikenal sebagai pelatih hebat Jerman, karena ia tak hanya berhasil membawa Jerman juara Piala Dunia ketika ia masih jadi pemain, akan tetapi juga ketika ia melatih Jerman. Beckenbauer menggantikan sebagai pelatih Jerman saat pelatih hebat mereka, Jupp Derwall dipecat lantaran Jerman tersingkir di putaran pertama Kejuaraan Eropa 1984.Â
Beckenbauer sendiri melesat prestasinya sebagai pemain libero -- pemain pertahanan yang bebas menjelajah di lini penyerangan -- ketika Jerman dipegang oleh pelatih atau manajer pelatih Jerman legendaris, Helmut Schoen. Schoen dengan Beckenbauer jendral lapangannya, membawa Jerman menjuarai Eropa 1972, serta Piala Dunia 1974.
Puncak prestasi yang dikenang orang adalah ketika Jerman dan Beckenbauer di final Piala Dunia 1974 mengalahkan Belanda dengan Johan Cruyff di final saat Jerman menjadi tuan rumah Piala Dunia. Padahal, seluruh dunia menjagokan Belanda -- yang pada tahun-tahun itu memunculkan permainan revolusioner, Total Football yang menggetarkan lawan siapapun di lapangan.
Total Football (totaalvoetbal) merupakan revolusi permainan sepak bola, yang memungkinkan semua pemain bertukar posisi (permutasi posisi) secara konstan, sambil menekan pemain lawan yang menguasai bola. Dengan demikian, taktik ini mengharuskan setiap pemain di tim itu mempunyai semua skill yang dibutuhkan, bisa menyerang dan bertahan sama bagusnya, serta memiliki fisik prima sepanjang 90 menit permainan!
Totaalvoetbal yang menggetarkan dunia ini semula dipopulerkan oleh Ajax Amsterdam, dengan pemain bintangnya Johan Cruff dari 1969-1973. Tim nasional Belanda kemudian mengadopsi permainan 'super menyerang' (pressure football) ini di Piala Dunia 1974 di bawah pelatihnya cemerlangnya, Rinus Michels.Â
Tim Oranye merajalela, tetapi berhasil dijinakkan oleh Jerman dengan permainan "libero" yang diperankan oleh Jendral Lapangan Franz Beckenbauer. Beckenbauer, seperti juga pemain-pemain Belanda saat itu, tampil di segala posisi. Basisnya pemain pertahanan, tetapi ia "libero" bebas menjelajah posisi penyerang, buat mengobrak-abrik pertahanan lawan.
Si Kaisar
Kehebatan Franz Beckenbauer inilah, yang membawa pemain yang tak pernah pindah dari Bayern Muenchen ketika ia di Jerman ini dengan julukan 'Der Kaiser'. Disebut demikian, selain ia memang "kaisar" lapangan hijau jika bermain, juga lantaran nama depan Beckenbauer adalah "Franz", nama yang biasa populer menjadi nama Kaisar di Austria...
Banyak pemain hebat yang produktif mencetak gol, seperti Eusebio, Pele, Maradona. Tetapi Franz Beckenbauer dinilai cemerlang di posisinya sebagai jendral lapangan, pengatur permainan, penjaga pertahanan, sekaligus juga 'libero' pengobrak-abrik pertahanan lawan. Sesuatu yang jarang di dunia.
Di level klub, bersama Bayern Muenchen, Beckenbauer sukses secara internasional memenangkan timnya, tak hanya Piala Dunia FIFA tim nasionalnya, akan tetapi juga Liga Champions UEFA di klubnya. Juga tentunya, gelar terbaik bagi pemain sepak bola dunia, Ballon d'Or dua kali, 1972 dan 1976.
Prestasi luar biasa lainnya dari Franz Beckenbauer adalah tampil 103 kali di tim nasional Jerman (Barat) dan bermain di tiga Piala Dunia FIFA dan dua kali Kejuaraan Eropa UEFA. Beckenbauer adalah salah satu dari tiga orang, bersama Mario Zagallo (Brasil) dan Didier Deschamps (Perancis) yang memenangkan Piala Dunia sebagai pemain, maupun saat sebagai manajer tim. Beckenbauer membawa Jerman juara Piala Dunia 1974 sebagai kapten tim, dan sebagai 1990 sebagai Manajer Pelatih. Lebih dari itu, Beckenbauer adalah juga pemain pertama yang berhasil mengangkat Piala Dunia, Kejuaraan Eropa bagi tim nasionalnya, serta juara Eropa di tingkat klub.
Bersama Bayern Muenchen yang membesarkannya, Beckenbauer yang kelahiran Muenchen 11 September 1945 ini berhasil membawa klubnya juara Piala Winners di Eropa 1967, dan tiga gelar juara di Liga Champions UEFA berturut-turut tahun 1974 hingga 1976. Dia juga menjadi manajer tim dan juga Presiden Bayern Muenchen setelah itu.
Saat usia pensiun, sempat bermain di Cosmos New York (1987-1990) dan juga Hamburg SV (1980-1982). Sebelum balik lagi ke Cosmos New York. Karena bermain di Cosmos New York, dan juga berkat reputasi dunianya, Franz Beckenbauer juga masuk dalam jajaran US National Soccer Hall of Fame...
Dunia kehilangan seorang pemain legendaris, yang belum tentu akan ada orang seperti dia lagi dalam lima bahkan sepuluh tahun ke depan....
RIP Der Kaiser di Jerman 7 Januari 2024. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H