Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Bulu Tangkis Indonesia di Ambang Senja Kala

7 Oktober 2023   11:05 Diperbarui: 7 Oktober 2023   17:10 1783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meski Permainannya Kini membaik, Gregoria Mariska Tunjung tak Membawa Medali. (Antara/Indriyanto Eko Suwarso/vt)

Fenomena surutnya prestasi bulu tangkis itu ternyata dibarengi juga dengan berduyun-duyun hijrahnya pemain dan pelatih bulu tangkis Indonesia ke luar negeri. 

Dalam sebuah wawancara khusus saya dengan juara All England (1993, 1994) Hariyanto Arbi mengatakan, tidak kurang dari 25 pelatih Indonesia pernah melatih atau masih melatih di luar negeri.

Fung Permadi (55) misalnya. Ia memang tidak seberapa hebat dibandingkan dengan rekan-rekan sepelatnasnya, yang pernah juara All England seperti Ardy B Wiranata. Apalagi dengan peraih emas Olimpiade Alan Budikusuma, dan peraih perunggu Olimpiade 1982 Hermawan Susanto. Tetapi ia setidaknya andil kehebatan di bulu tangkis China Taipei.

Fung hijrah ke China Taipei dan bahkan menjadi warga negara Taipei 1995-2000. Dan kemudian tampil sebagai finalis kejuaraan dunia di Kopenhagen 1999, setelah sebelumnya juga juara Hong Kong Terbuka 1996, juara China Terbuka 1996 sebagai pemain Taipei.

Tahun 1999 itu, selain finalis kejuaraan dunia di Kopenhagen sebagai pemain Taipei, Fung juga juara di Taipei Terbuka dan Swiss Terbuka. Lebih dari itu, Fung adalah pelatih di Taipei sebelum kini kembali ke Indonesia sebagai Manajer Tim di PB Djarum.

Indra Wijaya (49) juga salah satu di antara pelatih bulu tangkis Indonesia yang pernah meninggalkan Indonesia untuk melatih di luar negeri. Indra adalah pemain era 1995-2000-an seangkatan dengan Ardy B Wiranata (juara All England 1991, 1994) yang kini warga Kanada, serta juga Hariyanto Arbi (juara All England 1993, 1994 dan juara dunia 1995).

Indra Wijaya (49) berasal dari keluarga bulu tangkis. Ayah Indra, Hendra Wijaya adalah mantan pemain bulu tangkis sekaligus pemilik klub Rajawali Cirebon. Adik-adik Indra Wijaya, yakni Candra Wijaya, Rendra Wijaya dan Sandrawati Wijaya juga pemain bulu tangkis Indonesia.

Indra pernah dua kali memperkuat tim Piala Thomas Indonesia sebelum memutuskan berhenti dari pelatnas dan menjadi warga Singapura, serta memperkuat negeri Singa tersebut di berbagai kejuaraan internasional.

Nah, Indra Wijaya ini belum lama ini dikontrak Federasi Bulu Tangkis Indonesia PBSI sebagai pelatih kepala sektor tunggal putri, mulai Maret 2023. Terlepas dari kegagalan bulu tangkis Indonesia di Asian Games kali ini, Indra Wijaya andil dalam kemajuan performa andalan tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung (Jorji) yang akhir-akhir ini mulai meningkat. Juga, tampilnya Putri Kusuma Wardani.

Lebih dari 25 Pelatih

Indonesia tidak ragu lagi, sebenarnya kini adalah gudang pelatih bulu tangkis dunia. Hanya sayangnya, mereka umumnya kini memajukan bulu tangkis di luar Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun