Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Faktor Kaesang, Pilpres dan Bonus Demografi

3 Oktober 2023   04:38 Diperbarui: 3 Oktober 2023   11:12 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jumlah Pemilih Milenial Dominan (KPU)

Masuknya Kaesang anak bungsu Presiden Joko Widodo ke dunia politik pekan lalu tak hanya mengguncangkan jagat politik Indonesia, akan tetapi juga mengunggah berbagai spekulasi baru menjelang Pilpres 2024.

Mata pengamat politik mendadak tertuju pada faktor usia muda Kaesang Pangarep (28), proses politik yang anomali -- hanya perlu tiga hari setelah memegang KTA partai dan langsung menduduki posisi Ketua Umum -- serta prospek Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bakal melangkah menuju Senayan 2024 menjadi kemuncak pembicaraan hari-hari ini. Juga spekulasi terjadinya kerenggangan hubungan antara Jokowi dengan Ketum partai PDI-P Megawati Soekarnoputri juga semakin menguat.

Di samping itu, terjunnya Kaesang dalam kaitan faktor Bonus Demografi yang bakal dihadapi Indonesia 2030 sampai 2040 juga menjadi pembicaraan menarik di kalangan para pengamat politik Indonesia. Nyaris tidak ada program khusus kaum milenial yang digarap partai-partai nasionalis seperti Nasdem, Golkar apalagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) seputar isyu ini.

Soal pemanfaatan momentum Bonus Demografi pernah diangkat secara khusus oleh Wakil Ketua MPR-RI Lestari Moerdijat menjelang perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-78 Agustus lalu, bahwa Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus demografi pada 2030 hingga 2040, bahwa pada rentang masa tersebut proporsi penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar jika dibandingkan dengan usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi 60 persen dari jumlah total penduduk Indonesia.

Jumlah Pemilih Milenial Dominan (KPU)
Jumlah Pemilih Milenial Dominan (KPU)

Faktor popularitas Kaesang Pangarep, usia muda serta citra partai yang lebih banyak dikenal sebagai partainya para milenium bahkan juga generasi Z, memperbesar spekulasi partai "gurem" ini bakal melangkah ke Senayan melebihi persyaratan Parliamentary Threshold yang minimal 4 persen suara pemilih. Dalam jangka ke depan, PSI bahkan dispekulasikan bisa menyerap suara anak-anak milenial yang tidak tertarik dengan partai-partai besar nasional yang cenderung menjadi permainan para "sepuh-sepuh".

Termasuk di antaranya, jargon "presiden itu petugas partai" yang paling tidak digemari anak-anak muda, yang selalu didengung-dengungkan oleh pucuk pimpinan PDI-P Megawati Soekarnoputri belakangan ini. Isyu ini bahkan diperkirakan bisa menggerus suara PDI-P di Pileg dan Pilpres 2024 mendatang. Utamanya suara kaum muda.

Sementara masuknya Kaesang ke politik untuk pertama kalinya dan langsung didaulat menjadi Ketum, juga serta merta diperbandingkan dengan tokoh muda Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang juga dipersiapkan oleh politisi senior, mantan Presiden RI dua periode, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Usia Muda Dominan

Istilah-istilah yang biasa dipakai kaum milenial untuk menyebut Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) dan bukan Kongres Partai yang dibawa dalam kaitan pengangkatan Kaesang sebagai Ketum partai, serta langkah-langkah segera untuk melakukan "Sowan Kebangsaan" guna membangun lobi dengan para sesepuh politik nasional, juga merupakan langkah konkret yang akan dilakukan Kaesang.

Sowan Kebangsaan seperti yang diungkapkan kepada pers oleh Giring Ganesha salah satu anggota Dewan Pembina Partai PSI setelah pengangkatan Kaesang, juga merupakan salah satu pertanda bahwa Kaesang memang benar-benar dipersiapkan sebagai ujung tombak yang baru partai untuk melakukan lobi dengan partai-partai parlemen di Senayan.

"Jadi, Mas Ketum Kaesang memang punya program Sowan Kebangsaan. Sekarang kita lagi sowan ke relawan-relawan Pak Jokowi. Habis itu, sowan ke tokoh-tokoh masyarakat. Insyaallah sebentar lagi kita akan sowan ke lintas partai," kata Giring, seperti dikutip pers.

Secara tersirat, pernyataan Giring Ganesha ini juga merupakan klaim yang menyatakan bahwa PSI itu tegak lurus dengan Pemerintahan Presiden Jokowi. Giring yang mantan Ketum PSI juga menyatakan agar seluruh kader PSI percaya pada strategi politik Kaesang Pangarep sebagai ujung tombak partai yang baru.

Menggeliatnya partai kaum muda yang berambisi lolos ke DPR-RI Senayan ini juga sekaligus relevan dengan data yang diungkapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menyatakan bahwa persentase pemilih milenial di Indonesia menjelang Pilpres 2024 sungguh sangat besar. KPU telah menetapkan jumlah pemilih tetap (DPT) 204.807.222.

"Sebanyak 66.822.389 pemilih atau 33,60% dari jumlah seluruh pemilih, adalah generasi milenial," kata Komisioner KPU RI Betty Epsilon Idroos dalam Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024, awal Juli 2023 silam.

Secara berturut-turut diungkapkan, bahwa generasi milenial merupakan pemilih terbanyak Pemilu kali ini dengan total jumlah pemilih 66,8 juta, disusul Generasi X total 57,5 juta pemilih, Generasi Z total 46,8 juta pemilih, disusul generasi Baby Boomer 28,1 juta pemilih serta generasi Pre-Boomer dengan jumlah paling sedikit 3,6 juta suara.

Generasi milenial adalah mereka yang terlahir pada tahun 1980 hingga 1994. Generasi Z dilahirkan antara 1995 hingga 2000. Generasi X kelahiran 1965 hingga 1979. Generasi Baby Boomer terlahir 1946 hingga 1964. Generasi Pre-Boomers terlahir sebelum 1944.

Kerenggangan Hubungan

Yang menarik disoroti adalah bahwa masuknya Kaesang sebagai anggota dan bahkan Ketum PSI adalah menguatnya sinyalemen kerenggangan hubungan antara Presiden Jokowi dan Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

PDI-P memiliki aturan yang ketat soal pilihan politik keluarga para kadernya. Dalam AD/ART partai diungkapkan secara tegas adanya larangan jika satu keluarga tidak boleh berbeda pilihan partai politik, sehingga kasus Kaesang ini bisa diartikan jika Joko Widodo sebagai kader partai dan bahkan "petugas partai" seperti berkali-kali ditekankan oleh Megawati, diduga sudah melakukan pembangkangan kepada Ketum partainya.

Namun sejumlah elit PDI-P berpendapat, bahwa Kaesang Pangarep yang sudah resmi menikah dan berkeluarga dengan Erina Gudono pada Desember 2022, sudah bukan lagi keluarga inti Jokowi. Sedangkan PDI-P hanya melarang keluarga inti saja untuk berbeda pilihan politik. Presiden Jokowi sendiri juga mengungkapkan, bahwa ia membebaskan keluarganya yang sudah menikah untuk mempunyai pilihan sendiri.

Sikap lunak PDIP dan Megawati ini memang dipertanyakan berbagai kalangan. Sebab, biasanya PDIP dan Megawati sangat tegas dengan para kader, khususnya terhadap keluarga kadernya yang berpindah parpol. Salah satu contohnya, Gubernur Maluku Murad Ismail dipecat sebagai kader dan Ketua DPD  PDI-P Maluku lantaran isterinya bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN).

Namun, lunaknya sikap Megawati dan PDI-P ini dinilai sangat wajar pula, karena Jokowi adalah kader istimewa mereka. Selain memiliki prestasi yang jelas, juga Jokowi terbukti dua periode menduduki posisi tertinggi sebagai Presiden Republik Indonesia. Jokowi juga terbukti memiliki basis pendukung yang banyak jika dibandingkan dengan PDI-P.

Meskipun secara jelas diungkapkan oleh Ketum PSI Kaesang Pangarep dalam pidato perdananya sebagai pucuk pimpinan partai, bahwa hadir sejumlah 137 organ dan relawan pendukung Jokowi dua periode dalam Kopdarnas pada (26 September 2023). Dia katakan pula, partai politik itu penting. Tetapi belum tentu capres partai akan menang tanpa dukungan dari relawan yang bergerak secara ikhlas dan tanpa pamrih.

Menarik ditunggu kiprah Kaesang Pangarep untuk membawa partai gurem PSI menjadi partai parlemen 2024. Agar warna milenial di dunia perpolitikan Indonesia juga tampil mengemuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun