Gaya bicara Kaesang memang blar! Gaya anak muda sekarang. Beda dengan Gibran Rakabuming Raka abangnya Wali Kota Solo yang terkesan lembah manah. Gibran gayanya "Njah, Njih" mundhuk-mundhuk khas Gaya Solo.
Kaesang Pangarep (28) lebih suka bicara terbuka. Orang Solo menyebut gaya blar seperti Kaesang itu sebagai "blatèr" (Jw). Suka bercanda, slèngèkan. Pembawaan Kaesang ramah, terkesan suka bergaul dengan sapaan masa kini: Hai Bro! Hai Sis! Tetapi rupanya pintar pidato. Dan ia bukan jenis politisi yang cocok jadi petugas partai seperti Gibran (35).
Coba perhatikan caranya berpidato di depan segenap anggota partainya, pidato pertamanya sebagai Ketua Umum PSI hari Selasa (26/9/2023). Selamat Malam Bro dan Sis! Mas dan Mbak semua. Teteh dan Akang! Uda dan Uni! Tidak heran jika para Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang bergaya muda pun langsung terpikat. Para Dewan Pembina langsung mendaulat Kaesang sebagaI Ketua Umum Partai, tak pakai lama. Baru tiga hari resmi "log in" sebagai anggota partai, Kaesang langsung Ketum.
Bagi PSI, tentunya kapan lagi. Mumpung mau. Kalau nunggu kongres keburu Kaesang berubah pendapat. Apalagi, menurut Grace Natalie--yang mantan Ketum dan pernah jurnalis, mantan pembawa acara yang kini Wakil Ketua Dewan Pembina partai--hal itu cukup diputuskan dalam forum yang disebut Kopdarnas (Kopi Darat Nasional) guna mendaulat anak presiden yang populer ini sebagai Ketua Umum partai.
Ini untuk pertama kalinya, anak bungsu Jokowi yang pengusaha makanan serta YouTuber ini terjun ke dunia politik. Langsung jadi Ketum partai pulak. Tapi setidaknya, setelah SD Negeri 16 Mangkubumen Kidul dan SMP Negeri 1 Manahan Solo sedikit mencicipi pendidikan internasional. Ia sekolah SMA di Singapura, Anglo-Chinese School Interational dengan program studi International Baccalaureat, lalu kuliah di Singapore University of Social Sciences ini
Kenapa Partai kecil?
Pernah suatu ketika mengatakan tak mau terjun ke politik. Tetapi ngapain sih sekarang mau? Dalam pidato Ketumnya selama lebih dari 45 menit Selasa itu, Kaesang blak-blakan bahwa ia tertarik politik karena Jokowi.
"Terus terang, saya masuk politik ya inspirasinya bapak saya sendiri," kata putra bungsu Presiden Jokowi ini pula, "Beliau ini orang yang sangat saya cintai dan saya hormati. Saya ingin mengikuti jejak beliau, berpolitik untuk kebaikan..,"
"Kepada bapak, saya ingin menyampaikan izin, saya mau menempuh jalan saya pak. Semoga Gusti Allah memberkati jalan yang saya pilih," kata Kaesang. Pada kesempatan lain, Jokowi hanya berkomentar: Anak saya yang sudah menikah, saya bebaskan menentukan langkahnya.
Setelah menikah dengan Erina Gudono, model dan pemegang gelar kontes kecantikan Indonesia, Putri Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta 2022, Kaesang yang pengusaha makanan ini mulai tertarik untuk terjun ke politik. Kaesang ia pilih partai kecil, dan bukan partai besar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang membesarkan bapaknya, karena pilihan sendiri.
 "Kemaren di medsos, ketika saya menerima KTA PSI, banyak yang ngeledek saya. Kaesang kok masuk partai kecil? Kenapa tidak masuk ke partai besar yang sudah ada di DPR?" kata Kaesang.
"Saya justru masuk PSI, karena partai ini masih kecil," katanya, "Saya tertarik gabung PSI karena PSI belum ada di DPR. Dan saya ingin berjuang bersama kawan-kawan semua di sini, agar di 2024 PSI menjadi partai besar. Tahun 2024, PSI akan ada di DPR RI, dan punya Fraksi di DPR,"
Politik "Move On"
Sebagai Ketum partai berlambang Tangan Kiri Mengepal berlatar merah itu, Kaesang mengaku akan menularkan optimisme. Terutama di kalangan anak-anak muda yang umumnya bersikap pesimis terhadap perkembangan dunia politik di Tanah Air.
"Saya sadar banyak anak-anak muda yang pesimis dan sinis dengan politik. Saya tidak bisa menyalahkan mereka. Politik saat ini sudah terlanjur diasosiasikan dengan pusatnya berantem, fitnah, hoax, korupsi, money politics dan sebagainya," kata Kaesang dalam pidatonya.
"Tetapi izinkan saya melihat dari kacamata lain. Bahwa politik, jika dilakukan secara benar, oleh orang yang tepat maka politik akan menjadi sumber kebaikan dan kesejahteraan..," katanya. Kesadaran barunya inilah yang mendorongnya untuk tidak ragu-ragu lagi terjun ke dunia politik.
"Saya ingin, kita anak-anak muda menyalakan lilin untuk berhenti mengutuk kegelapan. Karena politik adalah jalan lidah kita," kata Kaesang.
"Saya ingin PSI ini berpolitik dengan gembira. Saya ingin di PSI ini kita menjalankan 'politik move on'... Move on dari pesimisme, move on dari cara-cara berpolitik lama, move on dari cara-cara berpolitik yang memecah belah, gemar menebar fitnah dan hoax...," kata Kaesang, disambut tepuk riuh.
Politik Dinasti
Berbagai reaksi menyambut terjunnya anak bungsu Jokowi ini ke dunia politik, banting stir dari dunia usaha. Ada yang mencibir Jokowi kini tengah menggelar "karpet merah" untuk anak-anaknya, bahkan juga menantunya sebagai Wali Kota Medan sebelum ini.
Padahal, karpet merah sudah lebih panjang digelar oleh generasi penerus Bung Karno. Kemaren bahkan "tongkat pusaka" Soekarno pun sempat diacung-acungkan di depan ribuan massa PDIP-P, oleh penerus Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani dalam sebuah pertemuan massa pendukung partai berlambang Banteng belum lama ini. PDI-P sudah jelas akan meneruskan kepemimpinan partai pada keturunan biologis Bung Karno.
Tidak kurang panjang, juga digelar "karpet biru" oleh generasi penerus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lewat Partai Demokrat, yang kini berada di belakang Koalisi besar Koalisi Indonesia Maju bersama Bacapres Prabowo Soebianto.
Sementara anak bungsu Jokowi ini justru pilih tidak menjadi "petugas partai" besar yang sudah kuat di parlemen, yang membesarkan bapaknya, serta abang kandungnya Gibran Rakabuming Raka Wali Kota Surakarta.
Kaesang pilih membesarkan "partai gurem" yang baru berumur 9 tahun, didirikan oleh anak-anak muda Grace Natalie, Jeffrie Geovanie, Raja Juli Antoni, Isyana Bagoes Oka, Sunny Tanuwidjaja, Sumardy, dan terakhir sebelum diteruskan Kaesang, diketuai oleh seorang vokalis band, Giring Ganesha ini pula.
Elektoral mana yang akan disasar?
"Pemilih PSI itu jelas. Para nasionalis muda, dan nasionalis berjiwa muda. Gak papa, tua umur sedikit gpp, yang penting jiwanya tetap muda. Mereka semua nasionalis muda yang bosan dengan praktek korupsi, praktik diskriminasi, mereka masyarakat Indonesia yang bosan dengan istilah sejahtera yang hanya dalam kata-kata saja," kata Kaesang.
PSI sepertinya membersitkan kabar, bahwa kini "Jokower's Party in the Making" jelang Pileg dan Pilpres 2024. Nyatanya, hadir dalam Kopdarnas partai berambang Tangan Kiri Mengepal ini, sekitar 137 organ dan relawan Jokowi.
"Terima kasih sudah mengantarkan Pak Jokowi presiden dua periode. Saya percaya, bahwa partai politik penting dalam pemilihan presiden. Namun belum tentu kandidat tersebut menang tanpa dukungan dari relawan yang bergerak dengan ikhlas tanpa pamrih seperti mereka...," katanya.
Pertanyaan yang mencuat, lalu akan mendukung siapa PSI? Menurut Kaesang, Bacapres yang didukung adalah: Sabar!
Apakah ke Ganjar Pranowo yang diusung PDI-P, PPP (total 147 kursi) dan partai non-parlemen Partai Perindo dan Partai Hanura. Atau dukung Koalisi Besar, Koalisi Indonesia Maju mengusung Bacapres Prabowo Subianto (total 206 kursi) atau Koalisi Minor, Koalisi Perubahan-nya Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (total 167 kursi)?
Ternyata Bacapresnya masih Sabar. "Pelan-pelan dulu. Aja kesusu. Beri kami waktu untuk mendengar langsung dan merasakan denyut di akar rumput. Baru nanti kita tentukan arah kemenangan kita...," kata Kaesang pula.
Partai Jokower in the Making, PSI, rupanya tidak mau cepat-cepat memilih siapa bakal presiden kita 2024. Masih "Waiting for Godot...!" Kata Samuel Beckett... *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H