Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rumah Hidroponik Sarwono Kusumaatmadja

27 Mei 2023   09:10 Diperbarui: 28 Mei 2023   02:32 2691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ir Sarwono Kusumaatmadja (kanan) ketika menerima kami di rumah sederhananya di Pancoran pada 22 Maret 2023.  (Foto Tira Hadiatmojo)

Terakhir ketemu Pak Sarwono di rumah beliau yang sederhana di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan pada 3 Maret 2022. 

Baru saja pagi itu Pak Sarwono panen sayur-sayuran hidroponik yang berderet di pipa-pipa pralon depan rumahnya yang luasnya tak lebih dari 200 meter persegi.

"Ini rumah anak saya," kata pak Sarwono, yang menyilahkan saya dan istri saya ke dalam rumahnya, sembari menunggu kedatangan Pak Ishadi SK salah satu pendiri Trans TV yang dulu lebih dikenal sebagai Direktur TVRI di masa jaya pada era Orde Baru. 

Kami janjian ketemu di rumah Pak Sarwono pagi itu dengan Pak Ishadi dalam rangka melengkapi bahan tulisan untuk buku Biografi Pak Ishadi.

Sembari menunggu Pak Ishadi, kami ngobrol dengan Pak Sarwono Kusumaatmadja mantan Sekjen sipil Golkar pertama yang pernah menduduki sejumlah pos Menteri di era Soeharto ini, mengapa ia sampai bisa tinggal di rumah yang terlalu sederhana untuk seorang mantan menteri dari era Orde Baru.

Sarwono (24 Juli 1942) mengaku "tak memiliki rumah". Rumahnya semasa menteri, sudah dijual. Sebelum dijual, ia meminta anaknya yang membeli sebidang tanah kecil di seberang rumah menterinya, agar kalau sudah pensiun ia boleh tinggal di situ. Waktu dibeli anaknya, di atas bidang tanah itu ada rumah rusak.

"Kata saya, nanti papah bikinin rumah baru buat kamu (di bidang kecil tanah itu) dengan syarat papah boleh tinggal di rumah itu seumur hidup...," tutur Sarwono, tentang tanah yang kini ditanami tanaman-tanaman sayur hidroponik di halaman kecil depannya itu.

Rumah Sarwono yang "ditukar guling" dengan rumah kecil anaknya itu persis ada di seberang. Besar sekali rumah, yang kini ditempati anaknya. Khas, bertembok tinggi seperti umumnya rumah pejabat. 

Dan setelah pensiun pun, Sarwono menepati janji pada anaknya, tinggal di rumah mungil seberang jalan. Tanahnya pun milik anaknya, dan Sarwono yang membangun rumah kecil itu.

Menggosip

Ketika Pak Ishadi tiba dengan Alphard hitamnya, maka Pak Sarwono pun mengajak kami ngopi pagi sembari bergosip dan ngobrol di Starbuck di kaki sebuah gedung  bertingkat di pinggir Pancoran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun