Partai indah ini yang terakhir bagi Tai Tzu-ying yang mengumumkan akan mengundurkan diri setelah All England...
Chen Yufei
Partai final All England 2023 lawan juara Olimpiade Tokyo Chen Yufei, juga dramatis. Belum lagi, pemain China Chen Yufei yang dijagokan di All England kali ini, adalah juara Olimpiade Tokyo, yang di perempat final menyingkirkan secara telak juara bertahan All England dan juara dunia Akane Yamaguchi dua game langsung, 21-17, 21-8.
Memang di percaturan putri dunia, saat ini tengah dikuasai pemain-pemain bulu tangkis hebat. Sehingga pertarungan putri selalu enak ditonton. Jadi, ya seru sekali. Tidak hanya An Se-young si juara baru All England yang memancing daya tarik untuk ditonton, dengan keuletannya. Masih ada Akane Yamaguchi, yang meskipun tingginya tak sampai 160 cm, namun permainannya menawan dengan pertahanannya yang liat, sulit dimatikan.
Pertarungan terketat ya terjadi di antara jagoan-jagoan puncaknya. Chen Yufei, juara All England 2019 dan juara Olimpiade, Tai Tzu-ying juara tiga kali All England, serta penantang berat mereka, An Se-young, juara All England kali ini. Permainan An Se-young, sangat menarik untuk disimak. Tak hanya tajam menyerang, akan tetapi juga kokoh bertahan seperti tembok Panmunjon di Korea.
Sayangnya Tai Tzu-ying kini mengundurkan diri dari persilatan bulu tangkis putri dunia. Mereka adalah pemain-pemain usia dua puluhan. Tai Tzu-ying tertua, 28 tahun. Chen Yufei usianya matang, 25 tahun. Sedangkan An Se-young  masih 21 tahun. Dan si mungil Akane Yamaguchi seumur Chen Yufei, 25 tahun.
An Se-young menundukkan Che Yufei di final All England dengan ketat, 21-17, 10-21, sebelum meraih kemenangan akhir (20-17, 20-18, 29-19) 21-19. Partai ini merupakan contoh, bagaimana kematangan permainan Chen Yufei, yang begitu tenang di saat-saat menjelang kekalahan. Mengejar ketinggalan di tubir jurang, 17-20, 18-20, 19-20. Sebelum akhirnya kalah 19-21, Chen Yufei pantang menyerah.
Sistem reli poin
Revolusi permaian bulu tangkis memang kini terjadi, semenjak sistem angka diberlakukan 21x2 Reli Poin pada 2006. Sistem ini 'memperbaiki' sistem klasik, yang sudah 125 tahun diberlakukan sejak 1877-2002.
Sistem perhitungan angka klasik ini meliputi, tunggal putra, ganda putra, ganda putri dan campuran dengan angka 15, dan deuce 5 sejak 13-13, atau deuce 3 jika posisi 14-14. Khusus tunggal putrinya, game di angka 11.
Sistem diubah menjadi 5x7 poin oleh Federasi Bulu Tangkis Internasional (IBF) namun hanya bertahan tak lebih dari delapan bulan, dari bulan Januari sampai Agustus 2002.