Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Iga Swiatek Merasa Kehilangan Semangat Juang

23 Januari 2023   05:35 Diperbarui: 23 Januari 2023   16:08 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iga Swiatek (Foto Reuters/Sandra Sanders)

Iga Swiatek mengaku dia perlu menata ulang dirinya agar menemukan kembali semangat juang seperti yang dia pertunjukkan tahun lalu, setelah petenis berusia 21 nomor satu dunia ini dihentikan langkahnya di babak keempat turnamen tenis akbar seri Grand Slam Australia Open, Minggu (22/01/2023). 

Swiatek ditundukkan oleh juara Wimbledon berusia 23 tahun dari Rusia yang kini berpaspor Kazakhstan, Elena Rybakina 6-4, 6-4.

Petenis Polandia Swiatek (baca: Sfontek) tidak diragukan lagi, saat ini adalah petenis putri terbaik di muka bumi. Prestasinya, ia pernah mampu 37 kali main tak terkalahkan di turnamen-turnamen internasional sepanjang tahun 2022. Sebuah prestasi yang belum pernah dilakukan petenis putri manapun di dunia sepanjang abad 21 ini.

Bisa dilihat dari perjalanan karirnya. Swiatek mencapai peringkat nomor dua dunia pada 21 Maret 2022 pada usia 20 tahun. Dan dengan gantung raketnya petenis nomor satu dunia dari Australia Ashleigh Barty, yang menyatakan tak lagi tanding tenis di turnamen dunia pada 4 April 2022, maka posisi nomor satu dunia pun diambil alih Iga Swiatek sejak itu.

Swiatek dalam tiga tahun terakhir mencatat prestasi hebat, dengan menjuarai tiga turnamen akbar seri Grand Slam, Perancis Terbuka 2020 dan 2022, serta juara Amerika Serikat Terbuka 2022. Kini, dengan kekalahan di babak keempat lawan petenis Kazakhstan Elena Rybakina di Australia Terbuka, Swiatek tetap nomor satu dunia peringkatnya.

Takut Kalah

Swiatek mengaku mengalami suatu perasaan yang dirasakan semua petenis juara. Yaitu lebih dirundung perasaan takut kalah ketimbang ingin menang saat bertanding. Selama dua minggu memasuki turnamen Australia Terbuka, turnamen paling awal seri Grand Slam, Swiatek mengaku perasaan takut kalah ini lebih mendominasi pikirannya ketimbang perasaan ingin menang.

"Saya merasakan tekanan ini begitu kuat merundung diri saya, bahwa saya tak ingin kalah, ketimbang saya ingin menang. Kini saya perlu menata ulang diri saya sendiri, agar bisa meraih kembali semangat juang yang saya miliki tahun lalu," kata Iga Swiatek, dalam jumpa pers setelah kekalahannya di Melbourne, menurut wartawan kantor berita Reuters yang ikut dalam jumpa pers itu.

Swiatek mengaku sebenarnya ia justru belajar dari kekalahan. Sebelum mencapai prestasi yang belum pernah dilakukan petenis putri manapun di abad 21, menang tanding berturut-turut 37 kali pada 2022, sebenarnya Swiatek lebih dulu mengalami kegagalan. 

Sebelum memasuki turnamen AS Terbuka 2022, sebenarnya Swiatek mengaku main buruk. Sehingga gagal di turnamen di Toronto dan Cincinnati sebelum AS Terbuka. Maka, ketika main di AS Terbuka, pikirannya tanpa beban. Sehingga ia menang dan menjuarai AS Terbuka 2022 sebelum rekornya tak terkalahkan 37 kali, terhenti di babak ketiga Wimbledon 2022.

Semangat tanpa beban inilah yang kini hilang dari dirinya saat ini. Ia justru tampil tertekan sebagai petenis nomor satu dunia, yang tentunya dituntut oleh semua orang untuk menang, menang dan menang. Tidak boleh kalah.

"Saya harus belajar dari kekalahan seperti tahun lalu. Menata kembali diri saya agar menemukan kembali semangat juang seperti tahun lalu," kata petenis putri Polandia pertama yang mampu duduk di posisi nomor satu dunia.

Segala permukaan

Di turnamen tenis dunia saat ini, Iga Swiatek dikenal sebagai pemain agresif di segala lapangan. Baik itu lapangan keras, lapangan tanah liat, lapangan rumput maupun lapangan-lapangan berkarpet sintetis yang biasa dipakai di lapangan-lapangan tenis dunia.

Karena fokus permainannya adalah menyerang, tipe pemain seperti ini harus selalu bertumpu pada "permainan servis keras, pukulan topspin prima, dan kudu memiliki kemampuan pukulan lurus down the line atau menyusur garis pinggir lapangan yang akurat..," katanya.

Permainan agresif di tenis, pantangannya adalah tak boleh kehilangan poin dari melakukan kesalahan sendiri (unforced error). Kudu konsisten cermat, dan meraih angka demi angka untuk kemudian memukul 'winner', pukulan yang meraih angka. Seperti ia pertunjukkan dalam perjalanan juara kedua kalinya di Perancis Terbuka 2022, Swiatek memukul 175 winners dan hanya 127 unforced errors.

Ini yang dilukiskan oleh wartawan tenis, Christopher Clarey dari The New York Times: kemampuannya menyerosot di lapangan (sliding di tanah liat), membuatnya bisa bermain di pojokan lapangan belakang, mirip seperti yang dilakukan jagoan tanah liat dunia a la Kim Clijsters dan Novak Djokovic, dan memiliki "kecepatan seorang sprinter" untuk merangsek ke depan dengan sambaran pukulan top spin bertenaga seperti idoa Swiatek, Rafael Nadal...

Tetapi Iga Swiatek juga manusia atlet biasa, yang bisa kala-kala kehilangan semangat juang lantaran beban untuk harus menang terus menerus. Seperti yang sekarang ini.

Petenis nomor satu dunia ini juga memiliki kegemaran seperti manusia biasa lainnya. Ia seorang penggemar kucing, dan nama kucing betina kesayangannya Grappa. Suka baca dan mendengarkan musik. 

Kebiasaan sebelum turun tanding di lapangan, melalui headphone di telinganya, bisa ditebak ia suka mendengarkan musik keras Pearl Jam, Pink Floyd.. Dia penggemar berat penyanyi Taylor Swift, Red Hot Chili Peppers dan AC/DC.

Musik jazz, pop, soul, musik alternatif pun dilalap... *

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun