Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jangan Sembarang Sebut Tim Spanyol Tim Matador

9 Desember 2022   10:50 Diperbarui: 11 Desember 2022   19:23 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: matador. (Sumber: pixabay.com/ patrick gantz)

Ketika Spanyol tersingkir secara tragis sejak di babak 16 besar Piala Dunia Qatar, banyak yang suka melabel tim nasional Spanyol dengan “Tim Matador”. 

Ada yang mengatakan, Tim Matador Gagal Membunuh Auman Singa, atau Tim Matador Disingkirkan Tim Kebab, ketika Matador kalah adu penalti 0-3 lawan Maroko.

Coba pelan-pelan kita runut arti harafiahnya dulu. Matador, harafiahnya berarti pembunuh. Mungkin juga judul “Matador Gagal Membunuh Auman Singa” terinspirasi tontonan paling terkenal di Madrid, ketika lelaki jantan dengan kibaran bendera di tangan berhasil mengalahkan dan bahkan membunuh banteng dengan tusukan akhir pedangnya.

Tontonan yang dianalogikan dengan pertandingan tim nasional sepak bola Spanyol dalam analogi di atas itu, sebenarnya bukan tontonan Matador. Tetapi “Matador de Torros” (Pembunuh Banteng-banteng). 

Tetapi orang cenderung menyingkat tontonan adu manusia vs banteng dengan tontonan “Matador” doang. Kalau menyamakan tim Spanyol dengan tim Matador? 

Ya sama saja mengatakan Spanish football team dengan The Killer. Nanti malah kalau mereka kalah trus disebut “The Painkiller Gagal Menjinakkan Auman Singa” dan seterusnya.

Persaingan Sengit di Spanyol

Di dalam negeri Spanyol sendiri, persaingan sengit antara dua tim hebat mereka – jagoan antarklub Eropa – yakni antara Real Madrid vs Barcelona sungguh sangat runcing. Bahkan di kalangan sepak bola Eropa Real Madrid vs Barcelona selalu disebut sebagai “pertarungan dua musuh bebuyutan”.

Real Madrid memang kampiun Eropa. Terbukti selama ini, Real Madrid sudah 14 kali juara antarklub Eropa, Piala Champions. Dibandingkan dengan Barcelona yang baru 5 kali saja. Sama Liverpool pun kalah. Liverpool 6 kali.

Di dalam persaingan dalam negeri Spanyol, La Liga saja, Real Madrid tak tertandingi. Sudah 35 kali Real Madrid juara La Liga, ini sungguh rekor tak tertandingi. 

Piala Raja Spanyol, Real Madrid 19 kali juara, Piala Super Spanyol 11 kali, dan masing-masing satu kali juara Copa Duarte dan satu kali Copa La Liga. 

Bandingkan dengan Barcelona yang “baru” juara La Liga 26 kali. Tetapi tentu, itu sudah mendekati reputasi Real Madrid, tinggal “9 tahun lagi” juara, maka sama sudah reputasi mereka.

Persaingan Politik

Persaingan politik yang tajam di dalam negeri Spanyol juga ikut memperuncing terminologi “musuh bebuyutan” di kalangan pencinta sepak bola di Spanyol. Bahkan memanng beberapa dekade belakangan ini, gerakan separatisme Basque di Barcelona memperuncing situasi politik di Spanyol.

Gerakan separatisme ini dilatar-belakangi dengan primordialisme etnis Catalan di Barcelona, yang merasa sebagai “etnis terpisah” dari Spanyol. Bahasa mereka pun beda. 

Orang Madrid berbahasa Spanish, Espagnol. Sedangkan orang Catalan di Barcelona berbahasa Catalan. Beda meski mirip. Kemiripannya mungkin seperti Swedia dan Denmark. Bisa saling mengerti, walau beda bahasa.

Gerakan separatisme ini sangat keras. Sampai ledak-meledakkan bom segala. Dan sangat terasa di Spanyol. Sehingga, segregasi itu seperti terasa dalam dunia sepak bola mereka. 

Madrid anti Barcelona, Barcelona anti Madrid. Sehingga jika ada pertarungan sepak bola di lapangan antara Real Madrid vs Barcelona? Wah, seru sekali.

Suatu ketika, saya sempat menyaksikan final Piala Champions di Stadion Wembley, Inggris antara FC Barcelona vs Sampdoria di hadapan sekitar 70.000 penonton pada periode 1991-1992. 

Barcelona juara dengan satu gol. Juga ketika saya tonton final AC Milan vs Barcelona di Stadion Olimpiade Athena, Yunani. Para pendukung Barcelona tidak hanya membanggakan diri “Barcelona Campeon...,” (bahasa Catalan, Barcelona juara). 

Akan tetapi juga mengejek Real Madrid yang nggak berhasil menjadi finalis Piala Champions, dengan menjuluki “Madrid Cabron...!” Alias “Madrid Bertanduk”. Seperti kerbau, seperti Banteng bodoh yang terbunuh dalam sebuah tontonan “Torrero” atau yang selama ini disebut-sebut orang umum sebagai “Matador”.

Nah, untuk kasus Spanyol tersingkir dari Piala Dunia Qatar, juga kudu ekstra hati-hati untuk menjuluki begitu saja Timnas Spanyol dengan “Tim Matador”. 

Selain “matador’ itu harafiahnya berarti pembunuh. Juga, pertunjukan membunuh banteng di Spanyol itu tidak pernah disebut “Matador” oleh orang Spanyol. 

Akan tetapi “Torrero”. Kalau toh disebut Matador, tentu mereka akan menyebut lengkap dengan “Matador de Torros” atau pertunjukan Pembunuh Banteng.

Tetapi jangan sekali-sekali menyebut mereka “penyuka cabron” atau penyuka kerbau. Jelas mereka akan marah. 

Masih lebih sopan dikit mengatakan mereka adalah “Matador yang Gagal Membunuh Auman Singa”. Lantaran, Auman (raungan) memang tidak akan pernah bisa dibunuh seorang pembunuh banteng sekalipun. Kalau diredam? Bisa. Mosok membunuh auman singa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun