Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tol Becakayu Mangkrak Selama Lima Presiden

9 Oktober 2022   01:30 Diperbarui: 18 November 2022   07:55 1608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruas lanjutan, Seksi 2A Jaka Sampurna-Kayuringin sepanjang 4,12 km dengan progres konstruksi sebesar 100%, kemudian Seksi 2A-Ujung Kayuringin Margajaya progres konstruksinya juga telah mencapai 95,45% dan ditargetkan menurut Kementerian PUPR menjelang akhir tahun 2022 mendatang selesai tuntas 4,1 km konstruksi akhirnya. Proyek jalan tol layang itu digarap oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road.

Imbas Krisis Politik Ekonomi

Rencana pembangunan jalan tol layang yang semula diperkirakan sepanjang 21,5 km itu diinisiasi pada pemerintahan Soeharto tahun 1995. Tujuan utamanya mengurangi kemacetan parah yang rutin terjadi di jalur Bekasi-Jakarta melalui Kalimalang. 

Setahun kemudian, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga yang merupakan patungan empat perusahaan yang menjadi investor jalan tol Becakayu mendapatkan konsesi pengelolaan ruas tol ini.

Di tahun 2013 kementerian yang waktu itu masih bernama Kementerian Pekerjaan Umum (PU), menggelontorkan dana Rp 350 miliar untuk membantu proses pembebasan lahan jalan tol ini. Tujuannya untuk menstimulus dilanjutkannya kembali pembangunan jalan tol ini. 

Namun krisis ekonomi menyusul krisis politik di akhir pemerintahan Soeharto (1998) berimbas ke investor proyek jalan Tol Layang Becakayu. Sehingga proses pembangunan pun tersendat bahkan mangkrak.

Akhirnya, pada Oktober 2014, PT Waskita Karya lewat anak usahanya PT Waskita Toll Road mengambil alih sebagian besar saham Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga. Lewat akuisisi saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 240 miliar itu, BUMN konstruksi tersebut langsung menguasai kepemilikan sebesar 60% atas PT Kresna Kusuma Dyandra Marga. (Detikcom, 17/02/2017).

Surat Ijin Mulai Kerja (SIMK) pun dikeluarkan pada 5 Februari 2015 untuk pengerjaan seksi 1b dan 1c sepanjang 8 km. Secara keseluruhan, ruas yang mencapai panjang 21,04 km ditarget baru bisa beroperasi secara penuh pada 2021 nanti.

Pengambilalihan tersebut berimbas pada perubahan struktur pemegang saham. PT Waskita Karya Tbk adalah pemegang 60% saham PT KKDM, sisanya badan usaha lainnya yakni PT Tirtobumi Prakarsatama sebesar 14,97%, PT Citra Mandiri Sukses Sejati sebesar 12%, PT Remaja Bangun Kencana sebesar 6%, PT Indad Utama sebesar 6% dan PT Jasa Marga sebesar 1,03%.

Kehadiran Jalan Tol Layang Becakayu setelah 24 tahun mangkrak, memangkas waktu tempuh perjalanan dari Bekasi ke Kampung Melayu yang biasa dua jam, menjadi sangat lebih cepat, hanya dalam waktu 30 menit saja pada akhir November 2022 nanti. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun