Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Penonton Melebihi Kapasitas Penyebab Tragedi Kanjuruhan

6 Oktober 2022   05:30 Diperbarui: 6 Oktober 2022   15:15 1688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korban banyak yang meninggal karena terlambat mendapat pertolongan, serta pintu stadion tak banyak yang dibuka sehingga berdesakan, dan banyak yamg mati terinjak.

Sanksi FIFA

FIFA belum mengungkapkan sanksi yang diterapkan pada Indonesia. Akan tetapi melihat jumlah korban yang sebegitu banyak, bukan tidak mungkin akan membuyarkan keinginan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola U-20 tahun 2023 mendatang.

Bahkan keinginan Indonesia untuk bersaing dengan Korea Selatan serta Qatar menjadi tuan rumah sepak bola Piala Asia 2023 pun terancam buyar.

Padahal, Indonesia sebenarnya sudah berhasil menjadi tuan rumah pendamping (co-host) Piala Asia 2007 bersama Thailand, Malaysia dan Vietnam dan babak finalnya dilangsungkan di Jakarta, dengan hasil Irak juara mengalahkan Arab Saudi.

Namun, melihat reaksi Presiden FIFA bahwa kejadian di Kanjuruhan "di luar pemahaman kita" apalagi ratusan orang lainnya cedera dalam insiden tersebut, dan kata Infantino "dunia sepak bola kini dalam kondisi terguncang" dalam sebuah "hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam aktivitas sepak bola", maka redup kemungkinan Indonesia jadi tuan rumah sepak bola akan terwujud.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo juga sudah menyerukan, agar tragedi ini adalah "yang terakhir", dan memerintahkan penundaan seluruh pertandingan Liga 1 seraya menunggu hasil penyelidikan dan rekomendasi Tim Gabungan Investigasi Pencari Fakta. Namun jumlah korban jiwa itu sulit untuk ditutupi, bahwa peristiwa ini adalah yang terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia.

Peristiwa kelam ini semakin melengkapi tragedi sepak bola Indonesia, yang pernah dijatuhi sanksi satu tahun akibat "chaos administrasi" pada 2015, menyusul carut-marut di tubuh kepengurusan Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Dipicu dengan peristiwa 2007, ketika Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dihukum penjara akibat korupsi, namun tetap menjadi pemegang kendali organisasi sepak bola nasional itu dari balik jeruji penjara. Nurdin Halid empat tahun terus memimpin PSSI sampai 2011 dari penjara. Namun chaos organisasi terjadi, ketika muncul kepengurusan tandingan, dan bahkan ada liga tandingan.

Chaos administrasi PSSI ini terus berlangsung, sampai FIFA campur tangan dan menjatuhi sanksi pada Indonesia tahun 2015. Setahun berikut sanksi dicabut, dan tiga tahun kemudian, 2019, FIFA memberi secercah harapan perubahan dan bahkan menghadiahi Indonesia kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola U-20 pada 2023.

Bulan Juni 2019, sebuah panel pengurus FIFA dikirim ke Indonesia untuk menginspeksi sejumlah fasilitas tempat pertandingan sepak bola, sehubungan dengan penunjukan ini. Tim inspeksi ini pun menyatakan rasa puas, dan memuluskan keinginan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 20 Mei-11 Juni 2023. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun