"Nasehat saya, tidak semua urusan di dunia ini harus selalu dilihat dari sisi komersil. Fenomena #CitayamFashionWeek itu adalah gerakan organik akar rumput yang tumbuh kembangnya harus natural dan organik pula," ujar Ridwan Kamil dalam instagramnya, yang dikutip media, mengritik selebriti kaya Baim Wong, yang bersama sejumlah artis lain mendaftarkan Citayam Fashion Week ke PDKI.
Warganet pendukung Baim pun kontan mengritik balik Ridwan Kamil. Meski memang Baim Wong sungguh tidak 'pener', karena mengklaim upaya spontan orang pinggiran ini, dengan mendaftarkan Citayam Fashion Week seperti karya mereka saja.
Kalau melihat langsung di lapangan, apakah sisi negatif ini menonjol di Jalan Tanjung Karang Dukuh Atas? Nggak juga. Malah menghibur masyarakat.
Seperti hari Kamis siang itu, zebra cross di Jalan Tanjung karang itu malah menjadi tumpahan hiburan warga kota. Sampai tidak bisa membedakan, apakah yang melenggang di zebra cross itu mereka orang gedongan atau orang jalanan beneran?
Yang jelas, para fashionista dadakan di arena para Citayam fashionista ini meriah dengan berbagai warna. Nggak hanya fashionista a la warna-warni Harajuku saja yang berlenggang. Muncul para fashionista berjilbab, atau emak-emak berumur yang berlenggang-lenggok sembari pengen dipotret untuk konten.
Yang pasti, para Citayamers fesyen ini tidak peduli. Apakah istilah "Citayam Fashion Week" ini salah, dan seharusnya "Citayam Street Fashion" seperti pengertian akademis di kepala para gedongan. Nggak pedulilah mereka. Salah kek, itu memang brand spontan mereka. Mereka tetap jalan dengan istilah Citayam Fashion Week, brand orisinal mereka.Â
Mereka juga tidak peduli dengan kritikan berbasis teori di buku. Karena mereka memang hanya ingin menunjukkan ekspresi jalanan, melepas himpitan beban hidup keseharian mereka.
Sehari sebelumnya, ada kejadian yang cukup lucu. Ada seorang selebgram dengan follower jutaan mendekati Kurma, seleb Citayam, untuk minta berpotret bersama. Boleh minta foto dong! Adegan ini masuk TikTok.
Dengan entengnya, Kurma si seleb jalanan itu menjawab si selegbram: Maaf, saya sedang mau bikin konten.... Juga si Jeje Slebews, jadi sasaran nyinyir, ketika ia menyibak massa: "Ntar dulu, ntar dulu minggir dong.. nanti dulu mau foto!" Gaya spontan kampungan ini dinyinyirin warganet, bahkan jadi parodi netizen. Dasar nyinyirisme politik masuk ke jalanan.
Yang jelas, kini mulai muncul gejala kecemburuan mereka yang mapan pada ekspresi jalanan yang viral ini. Bahwa aksi jalanan ini menimbulkan kriminalitas lah, bikin macet jalan lah, mulai efek negatif remaja lah, banyak copet lah. Padahal, mereka kini menjadi obyek hiburan warga kota seolah bebas lepas dari himpitan tiga tahun harus work from home akibat pandemi.