Tim peneliti keempat, dipimpin Tom Quist juga dari museum Volkenkunde Leiden. Tom Quist menemukan bukti lain lagi yang disebutnya sebagai “Keris Naga Siluman 1875 sebelum dipindah ke Volkenkunde” pernah dipamerkan di Philadelphia AS pada 1875.
Dalam pameran di AS, yang mengetengahkan koleksi keris-keris dari Kabinet Kerajaan Belanda itu, disebutkan dalam caption pameran bahwa keris ini “pemilik sebelumnya adalah Pangeran Diponegoro”. Dokumen katalog pameran itu hanya menyebutkan nomor inventaris kerisnya, tidak menyebutkan nama Naga Siluman.
“Dari tiga keris yang pernah diteliti tim Belanda itu, ya keris ini (nagasasra kamarogan luk 11) yang paling mendekati ciri-ciri keris Naga Siluman,” kata Margana, ada foto keris tersebut selain di dokumen, juga ada di Koran-koran dan majalah yang terbit selama pameran di Philadelphia.
Apapun kebenarannya, yang pasti penelusuran keris Kanjeng Kiai Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro ini tidak main-main, dan dipertanggung-jawabkan dengan dokumen-dokumen pendukung di tempat penyimpanan di Belanda. Meskipun, banyak versi pusaka mana yang disebut Naga Siluman. Namun boleh dipastikan, bahwa keris luk 11 berdapur Nagasasra yang dikembalikan oleh pemerintah Belanda saat kedatangan Raja Willem dan Ratu Maxima ke Indonesia pada 2020 itu diyakini adalah keris milik Pangeran Diponegoro. *
JIMMY S HARIANTO (31/12/2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H