Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Insiden Fatal Warnai Konser Deep Purple 1975

25 Agustus 2021   05:44 Diperbarui: 7 Januari 2022   18:30 2206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehari sebelumnya, Rabu siang 3 Desember 1975, rombongan besar grup musik rock Deep Purple ini tiba di Bandara Kemayoran Jakarta dari Australia.

Sebelum meneruskan perjalanan konser mereka ke Jepang dalam rangkaian tur Australia, Asia dan Amerika mempromosikan album terbaru mereka, Come Taste the Band. Merupakan album ketiga Deep Purple, yang tak mengikutkan personel lama mereka vokalis Ian Gillan, serta gitaris Ritchie Blackmore.

Pesawat Boeing 707 TransAir itu membawa personel mutakhir Deep Purple -- yang mereka sebut sebagai formasi Mark IV -- yang terdiri dari gitaris baru Tommy Bolin pengganti Ritchie Blackmore -- serta vokalis David Coverdale, pengganti Ian Gillan. 

Formasi lain masih diisi pemain yang sama sebelumnya, drummer Ian Paice, keyboards Jon Lord, serta pemain bass Glenn Hughes. 

Tommy Bolin gitaris asal James Gang juga mengisi vokal latar, seperti juga Jon Lord dan Glenn Hughes.Mereka langsung menuju tempat press conference (lihat foto) di Hotel Sahid Jaya di Jalan Sudirman Jakarta, meluncur menggunakan enam mobil.

Deep Purple berhasil digaet singgah berkonser di Jakarta oleh Denny Sabri, yang mengenal dekat manajer tour, Rob Cooksey. (Versi DeepPurpleNet, sempat terjadi renegosiasi dari semula satu kali konser di depan sekitar 8.000 penonton, menjadi dua kali konser selama dua hari di depan penonton, dua kali 75.000-an). 

Denny Sabri mengakui, pihak tour Deep Purple sempat kecewa dan meminta tambahan dari semula bayaran manggung Rp 15 juta, menjadi sekitar Rp 45 juta. 

Sementara band pembuka, God Bless dari Indonesia, mendapat honor Rp 3 juta. Dari dua hari pentas, pihak penyelenggara Buena Ventura berhasil meraup pemasukan uang sekitar Rp 150 juta.

(Saya menulis reportase konser ini, harus bersaing dengan berita-berita dalam negeri yang sedang hangat-hangatnya memberitakan Operasi Seroja, pasukan Indonesia ke Timor Timur yang mulai dilaksanakan 7 Desember 1975, atau dua hari setelah pentas Deep Purple. Reportase baru dimuat Kompas hari Rabu 8 Desember 1975. 

Sebagai bandingan nilai dollar terhadap rupiah, pada hari yang sama dimuat iklan bioskop di Jakarta yang termahal di Garden Hall -- kini Blok M Plaza. Karcis rata-rata bioskop Garden Hall Rp 1.300. Bandingkan dengan sinema XXI kini yang rata-rata Rp 50.000, kalau Premier bisa Rp 100.000, Rp 150.000).

Super keras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun