Di Barcelona 1992, bahkan kami mengontrak sebuah rumah di tengah kota dari seorang Peru yang tinggal di Spanyol, selama sebulan penuh untuk keperluan liputan bertujuh termasuk Kartono Ryadi. Mengantisipasi momen bersejarah, emas pertama kalinya bagi Indonesia sejak keikutsertaan di Olimpiade sejak 1952 Helsinki, Finlandia maka perlu kami mengontrak khusus rumah di Barcelona. Tentu saja, tidak murah.
Sehari-hari di Jakarta, Kartono Ryadi memiliki kebiasaan selalu mampir di Mess Wartawan Kompas di Kramat Kwitang IB no 17 Jakarta Pusat. Rutin, selepas dia mengantar isterinya, Kristianti yang berangkat bekerja di Gramedia Jakarta Kota, pagi-pagi sekali Kartono singgah di mess.Â
Skuter bututnya berwarna coklat muda, selalu membangunkan kami (1975) ketika ia menyandarkan kendaraan kumuhnya (jarang dicuci) di asrama kami. Ia mampir di Mess Kwitang, menunggu telpon dari kantor, menunggu perintah (assignment) khusus dari Redaksi Kompas di Palmerah Selatan.
Lokasi Mess Kwitang, sengaja dipilih Kompas di jantung kota Jakarta Pusat. Lantaran tempat tersebut sangat dekat ke berbagai spot penting pemberitaan baik itu untuk berita politik (Istana Negara) ataupun ekonomi (Departemen Keuangan). Spot itu memang merupakan sumber berita penting harian Kompas yang berbasis berita-berita politik dan ekonomi, di samping juga human interest.
Gaya Kartono Ryadi sehari-hari tidak pernah berubah, jika mampir di Mess Kwitang. Duduk bersilang kaki di kursi anyam plastik di garasi motor kami, mengisap rokok Gudang Garamnya, serta membolak-balik lembar koran Kompas yang pagi-pagi sekali biasanya sudah sampai di asrama.
"Bo, hari ini Rendra main di TIM?" tanya Kartono. Ya, foto-foto Kartono Ryadi pada berbagai pementasan penyair dan dramawan Rendra juga sangat sering menghiasi lembar budaya Kompas. Rendra merupakan salah satu obyek foto menarik, dengan latar belakang hitam, kontras dan eye catching untuk Kompas yang masih hitam putih pada tahun 1970-an itu. Apalagi kalau kericuhan terjadi. Pentas dramawan Rendra sering dihentikan oleh aparat keamanan dengan lemparan bom amoniak, lantaran kritikan-kritikan tajamnya pada pemerintah Orde Baru, terutama orasi Rendra terhadap keluarga Cendana....
Tidak terasa, Kartono Ryadi sudah mendahului kita menghadap Sang Pencipta lima belas tahun tahun silam. Jejak salah satu fotografer emas negeri ini terasa begitu tegap langkahnya, menjadi tambah sepi juga tanpa kehadirannya....
* JIMMY S HARIANTO (Taman Alfa Indah, 02/07/2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H