Jika Akhmad Dhani, Bebi Romeo, Anggun atau Rossa memprediksi dan sepakat bahwa Fatin akan menjadi bintang Indonesia masa depan dan karirnya akan panjang wajar saja karena mereka pakar musik yang tak diragukan lagi. Lalu ada Orang Mars yang jauh-jauh datang kemari tentunya lintas orbit menulis tentang Fatin pada tulisan pertamanya di kompasiana Maret 2013 lalu yang diklik hampir 10 ribu pembaca menyebutkan bahwa Fatin adalah sebuah cahaya yang terbit sebelum fajar adalah sebuah prediksi yang menjadi nyata.
Tulisan Orang Mars ini menggelitik dan menginspirasi saya untuk membuat sepenggal puisi untuk Fatin dan Khususnya Fantastic Fatinistic, tadinya akan saya tulis di sub kanal puisi tapi disana sepi... Jadi selamat mencermati...
Fatin diantara bintang
Ketika rembulan yang renta meredup dan perlahan tenggelam
Ketika bintang kehidupan yang beliapun masuk peraduan walau riaknya masih tersisa
Ketika bintang mimpi harus berpindah arah walau kadang kembali tetapi selalu pergi lagi
Ketika bintang matahariku pun belum mampu meraja semesta walau geliat separuh tubuhnya telah terlahap setengah isi buana
Ketika bintang besar yang menendang langit tak bereaksi lebih untuk berkuasa di jagad ini
Ketika bintang-bintang kecil hanya berkelip di kejauhan kaki langit
Ketika itulah melesat bintang mungilku bersinar cemerlang bagai berlian yang kilaunya menembusi belantara melintasi lima benua dan tujuh samudra
Sementara terang cahayanya menyejukkan hati membuai dan membangkitkan rasa rindu yang teramat dalam