Grup pemudanya, Alternatif Muda (JA), ditetapkan otoritas Jerman sebagai organisasi ekstremis. Kandidat utama partai di negara bagian Thuringia, Jerman Timur, Bjrn Hcke, dihukum awal tahun ini setelah melanggar hukum Jerman karena mengucapkan slogan Nazi di depan umum.
Namun, partai ini terus meraih dukungan. AfD baru-baru ini jadi partai sayap kanan pertama yang menang pemilihan negara bagian di Jerman sejak era Nazi, meski semua partai politik arus utama mengatakan takkan bersama mereka dalam koalisi, yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.
Ini bukan pertama kali Musk mengomentari politik Jerman. Juni silam, ia menanggapi video Seibt. "Mengapa ada reaksi negatif dari beberapa orang tentang AfD?
Mereka terus mengatakan sayap kanan, tapi kebijakan AfD yang pernah saya baca tak terdengar ekstremis. Mungkin saya melewatkan sesuatu," tulisnya.
Dan bulan lalu, dikutip dalam, 22 Desember detikINET dari CNN, ia melabeli Kanselir Jerman Olaf Scholz sebagai orang bodoh setelah koalisi pemerintahannya runtuh. Ia juga menyebut kebijakan imigrasi AfD terdengar masuk akal.
Musk mulai mengikuti pemimpin AfD Alice Weidel di X. "Alternatif untuk Jerman memang satu-satunya alternatif negara kita, pilihan terakhir kita. Saya berharap yang terbaik bagi Anda dan Presiden Donald Trump untuk masa jabatan mendatang!" tulis Weidel.
Christian Lindner, pemimpin Free Democratic Party yang pro bisnis, menanggapi Musk dan mendesaknya tidak terburu-buru mengambil kesimpulan dari jauh. "Walau pengendalian migrasi sangat penting bagi Jerman, AfD menentang kebebasan, bisnis dan mereka adalah partai ekstremis sayap kanan," tulis Lindner.
Dari pemerintahan tahun 2025 di Amerika, untuk menjadi Great America, pandangan yang sangat ekstreem konservatif akan menjadi sebuah  pilihan baru.
Pilihan yang kita buat apakah ada sebuah reformasi baru ?
Kembali ke cita revolusi mental yang mangkrak, lalu adanya  cita dari pemerintahan tahun 2025, kita hubungkan dengan perjuangan cita republik, akankah dapat terwujud ? Hanya waktu yang menentukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H