Di awal PD II,  Jepang memakai slogan  "Pemimpin Asia", "Pelindung Asia" dan "Cahaya Asia".
Dikutip dari situs resmi Cambridge University, Perang Pasifik dimulai ketika Angkatan Laut Jepang melancarkan serangan mendadak terhadap Armada Pasifik Amerika di Pearl Harbor di Hawaii pada 1941.
Serangan ini mengejutkan sebagian besar orang Amerika dan keesokan harinya Presiden Roosevelt meminta Kongres untuk mendeklarasikan perang terhadap Jepang.
Pada Februari 1942, Jepang berhasil menginvasi dan menaklukkan Singapura, yang saat itu merupakan pangkalan militer utama Inggris di Asia Tenggara. Peristiwa itu menjadi penyerahan terbesar personel militer Inggris yang dianggap sebagai bencana.
Akan tetapi, pasca invasi tersebut, terjadi Pertempuran Midway pada Juni 1942, yaitu kekalahan besar pertama Angkatan Laut Kekaisaran Jepang oleh pasukan Amerika.
Usai Pertempuran Midway, dilanjut dengan serangan besar pertama sekutu terhadap jepang pada Pertempuran Guadalcanal di Kepulauan Solomon sekitar Agustus 1942 sampai Februari 1943.
Kemenangan pasukan sekutu menandai berakhirnya ekspansi Jepang dan awal peralihan Jepang ke operasi defensif.
Perang pasifik disebabkan oleh militer AS yang datang ke kawasan Pasifik untuk merebut kembali pangkalan angkatan laut dan udara satu demi satu dan perlahan mendekati Jepang untuk mewujudkan invasi.
Pangkalan yang tidak dapat direbut, akan diabaikan dan dilewati. Sebagian besar pertempuran di Pasifik, termasuk Tarawa, Saipan, Guam, Laut Filipina, dan Peleliu adalah bagian dari strategi 'Island Hopping' ini.
Kemudian pada tahun 1944 terjadi Pertempuran Leyte, yaitu pertempuran untuk merampas pasokan minyak Jepang. Leyte menjadi pertempuran laut terbesar pada Perang Dunia Kedua. Akibat pertempuran ini, Jepang menderita kerugian besar dan kekurangan bahan bakar selama sisa perang Pasifik.
Setelah Pertempuran Leyte, terjadi pembebasan Mania yang menjadi bagian dari kampanye Filipina dan tempat terjadinya pertempuran perkotaan terburuk dalam perang Pasifik.