Mohon tunggu...
Jimmy H Siahaan
Jimmy H Siahaan Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Dosen

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi: Raja dan Matahari

20 Oktober 2024   08:55 Diperbarui: 20 Oktober 2024   09:09 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa pemerintahan ternyata berlanjut hingga pemilu yang kedua. Kini genap satu dekade penuh. Saat kekuasaan berakhir.

Dipengujung kekuasaannya, kembali ada pernyataan dari
Bahlil, Ketua umum Golkar, melempar candaan soal 'Raja Jawa' sejurus setelah ia menegaskan sikap Golkar mendukung penuh pemerintahan dengan lebih paten lagi. Dia mewanti-wanti para kader agar tak bermain-main dengan Raja Jawa itu.

"Soalnya, Raja Jawa ini, kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu aja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh, ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu," kata Bahlil dalam Munas Golkar XI yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Prinsip  "Raja Adil  raja disembah " tentu tidak berlaku lagi pada masa kini. Yang berlaku " raja adil karena disanggah" .

Kesadaran masyarakat Jawa klasik tentang ruang memang amat tinggi. Merujuk uraian Indonesianis terkemuka Ben Anderson (1972), orang Jawa tidak melihat negaranya dalam pengertian batas-batas yang mengelilinginya, melainkan dari pusat yang memiliki kapasitas meluas ke mana saja. Batas geografis tidak dipandang sebagai periferi suatu negara, melainkan tempat tinggal kekuatan yang tak tampak. Kekuatan gaib menjadi unsur penyokong raja dalam mewujudkan harmoni antara jagat cilik (mikrokosmos) dan jagat gedhe.

Dari soal Raja pindah ke soal Matahari.

Tidak Ada Matahari Kembar di Selat Bali
Pasang surut hubungan dan persaingan Jawa dengan Bali dipungkas oleh serangan Majapahit yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Bali Kuno selama-lamanya.

Tidak Boleh Ada Matahari Kembar di Majapahit! (Kisah Raden Wijaya Vs Ranggalawe)

Akan kacau dalam sebuah negara, dalam sebuah entity termasuk partai politik, kalau mataharinya banyak," kata SBY dalam perayaan HUT Demokrat ke-23 sebagaimana disiarkan kanal YouTube Partai Demokrat, Senin (9/9/2024).

"Bisa dibayangkan, semakin panas, karena matahari satu sudah panas, kalau ada dua, ada tiga bagaimana," imbuhnya.

Diakhir terakhir kekuasaan Jokowi, Juru bicara Wakil Presiden (Wapres) RI, Masduki Baidlowi, menjelaskan maksud dari perkataan Ma'ruf Amin yang menyinggung soal matahari kembar. Masduki menceritakan selama lima tahun menjabat, Ma'ruf Amin selalu berupaya menjaga kekompakan dengan Presiden Joko Widodo.
"Jadi maksud tidak ada matahari kembar di situ. Wapres selalu menjaga jangan sampai tidak kompak dengan presidennya," kata Masduki kepada wartawan, Rabu (16/10/2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun