Singapura  menjadi  salah satu negara  ASEAN  yang  memiliki ekonomi dan fasilitas publik terbaik di kawasan  Asia  Tenggara,  bahkan  sudah menjadi  negara  maju  dengan  penghasilan  yang  tinggi (Darmastuti, Juned, Susanto, & Al-Husin, 2021).  Namun  tetap  saja  Pandemi  COVID-19  memberikan  dampak  buruk  bagi  Singapura  terlebih pada sektor ekonominya.
Covid-19 menyebabkan dampak pada banyak sektor krusial pada sebuah negara seperti ekonomi, sosial, politik, dan kesehatan. Terutama pada sektor ekonomi yang menyebabkan penurunan laju pertembuhan ekonomi negara. Penurunan  ini  memunculkan  timbulnya  suatu  ancaman  serius bagi negara yaitu resesi ekonomi. Singapura menjadi salah satu negara yang mengalami  ancaman resesi ekonomi karena pandemi covid-19.
Singapura menghadapi ancaman resesi ekonomi selama pandemi Covid-19 karena pandemi ini memengaruhi kondisi perekonomian global dan mengganggu rantai pasok dunia. Karena pandemi ini juga memaksa pemerintah Singapura untuk memberlakukan lockdown di negaranya. Â Selain itu, Singapura juga mengalami penurunan investasi asing dan perlambatan pertumbuhan ekonomi karena diberlakukannya lockdown ini.
Tantangan Singapura Selama Pandemi Covid-19
Singapura selama pandemi Covid-19 menghadapi beberapa tantangan perekonomian yang kompleks, karena pandemi ini berdampak terhadap kondisi ekonomi global dan rantai pasok dunia. Berikut beberapa tantangan yang harus dihadapi Singapura selama covid-19 :
- Tantangan pertumbuhan ekonomi
Pada tahun 2020, DBS Group research memangkas proyeksi pertumbuhan perekonomian Singapura menjadi minus 7,8% akibat dampak pandemi virus corona. Namun, pemerintah Singapura mempersiapkan strategi agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan virus corona melalui vaksinasi, tes, pengobatan, dan tanggung jawab sosial - Tantangan pada sektor ekonomi
Sektor perekonomian Singapura juga mengalami dampak dari wabah virus corona. Karakteristik perekonomian Singapura yang mengandalkan perdagangan luar negeri dan tourisme. - Tantangan kebijakan ekonomi
Pemerintah Singapura mengambil langkah-langkah seperti kebijakan moneter dan kebijakan fiskal untuk mengatasi resesi ekonomi (Bariah & Rijal, 2022) - Tantangan Memberikan Bantuan kepada negara lain
Selama pandemi covid-19 melanda Singapura memberikan bantuan dan dukungan kepada negara lain untuk mempercepat penanggulangan pandemi covid-19, seperti, pengriman ventilator, oksigen, dan peralatan Kesehatan lainnya. - Tantangan terhadap Kesehatan
Covid-19 tidak hanya pada sektor Kesehatan, tetapi juga semua sektor merasakan dampaknya
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Singapura
Karena tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh Singapura, pemerintah Singapura mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada.
- Kebijakan Circuit Breaker (Lockdown)
Kebijakan ini menetapkan agar warga Singapura menjalankan semua kegiatan dari rumah, dengan penangguhan semua aktivitas baik di perkantoran maupun sekolah. Izin untuk melanjutkan kegiatan fisik hanya diberikan kepada sektor-sektor tertentu seperti transportasi, klinik, pasar, dan rumah sakit. (Bariah & Rijal, 2022). - Kebijakan Vaksinasi
Strategi kedua pemerintah Singapura untuk menangani pandemi covid-19 adalah melakukan vaksinasi. Vaksinasi terbukti efektif dalam mencegah penularan virus corona. - Kebijakan Ekonomi
Melalui Monethery Authority of Singapore (MAS) pemerintah Singapura memaparkan beberapa kebijakan ekonomi baik dalam bidang fiskal maupun moneter yang dilakukan untuk menghadapi resesi tersebut. Managing Director dari MAS, Ravi Menon mengatakan bahwa salah satu langkah yang dilakukan adalah membuka Kembali kegiatan ekonomi. - Empat stimulus kebijakan fiscal
- Stimulus Pertama (Unity Budget)
Stimulus ini diberikan pada 18 Februari 2020 dengan total $6.4 miliar. Dana ini dialokasikan pada sektor Kesehatan, Bisnis dan pekerja, dan ekonomi rumah tangga.- Stimulus Kedua (Ressilence Budget)
Diluncurkan pada 26 Maret 2020 dengan total dana sebesar $48 Miliar yang bersumber dari Cadangan nasional. Stimulus ini dianggarkan untuk mendukung bisnis lokal dengan memberikan penangguhan pajak, potongan pajak, dan juga skema pinjaman bagi pelaku bisnis. (Bariah & Rijal, 2022)- Stimulus Ketiga (Solidarity Budget)
Stimulus ini diberikan sebesar $5.1M pada tanggal 6 April 2020. Pada stimulus ini Pekerja asing yang memiliki hutang juga akan dibebaskan. Pemerintah juga akan terus memberikan hibah bagi para pekerja yang harus kehilangan pekerjaannya karena pandemi.- Stimulus Keempat (Fortitude Budget)
diluncurkan pada 26 Mei 2020, total dana yang diberikan kepada masyarakat dalam stimulus keempat ini sebesar S$ 33 miliar.