Mohon tunggu...
Jimmy Hitipeuw
Jimmy Hitipeuw Mohon Tunggu... Guru - Mantan wartawan

Pemerhati isu sosial dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Horor

Wajah Penuh Darah dari Setan di Kelasku

28 April 2024   13:07 Diperbarui: 21 Juli 2024   10:10 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Bahkan dalam beberapa kasus, agama terkadang hanya digunakan tidak lebih dari komoditas politik untuk memenangkan suara atau merebut pengaruh dan jabatan tertentu dengan praktik memecah belah bangsa, seperti dalam kasus "cebong dan kampret".

Contoh kasus lainnya yang mengundang keprihatinan di negara ini adalah berbagai kasus pembunuhan hingga kasus bunuh diri, yang dilakukan baik oleh individu hingga kasus bunuh diri oleh 1 keluarga marak terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Seharusnya masalah seperti ini tidak perlu terjadi apabila kita sepenuhnya beriman untuk mengatakan bahwa kuasa Tuhan jauh lebih besar dari apapun masalah yang kita hadapi.

Begitu juga saat kita harus menghadapi  kenyataan akan terbentuknya pemerintahan baru di negara ini di tengah ketidakpuasan beberapa pihak karena capres dan cawapres yang diunggulkannya tidak keluar sebagai pemenang pilpres tahun ini.

Kita seharusnya selalu bersyukur tidak banyak lagi kampret dan cebong yang berkeliaran dalam tahun politik saat ini karena masing-masing sudah merasa tertipu. Setidaknya rasa tertipu itu patut kita syukuri karena kita dipaksa untuk menjadi dewasa berhadapan dengan perbedaan pandangan, suku, ras dan agama dalam kepentingan apapun, termasuk dalam politik. Bukan lagi menjadikan agama hanya sekadar komoditas politik atau menjadi kesurupan sendiri karena terlalu sering mengkafirkan orang yang berbeda agama tanpa sadar dirinya sendiri hanya mampu berpikiran sempit, bahkan tidak jauh lebih baik dari seorang ateis sekalipun.

Kita juga seharusnya bersyukur suara penentangan hasil pilpres tahun ini tidak sampai seperti kasus penentangan hasil pilpres 5 tahun lalu saat terjadi unjuk rasa di depan kantor Bawaslu Jakarta yang berakhir rusuh hingga menimbulkan korban jiwa dan materi. Kepolisian saat itu menangkap adanya indikasi martir di balik aksi kerusuhan. 

Kalau kita pelajari, permasalahan bangsa terus bergulir dalam dinamika berbeda dari 1 pemerintahan ke pemerintahan lain. Ada kekhawatiran sejumlah pihak bahwa pemenang pilpres tahun ini rawan untuk ditunganggi kepentingan rezim Orde Baru yang sarat dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta penindasan demokrasi. Ini yang seharusnya kita sikapi bukan dengan tindakan apriori, melainkan dengan selalu menaikkan doa bangsa bagi kebaikan negara kita. 

Masalah individu dan bangsa ini adalah bagian dari proses untuk menguji kualitas karakter kita. Tentunya ada banyak masalah yang tidak selesai hanya untuk dibahas dalam artikel ini. Namun, ungkapan doa pribadi dan bangsa banyak membuka lembaran keceriaan di tengah kedukaan dan ketidakpastian tahun-tahun mendatang.

Ada baiknya kita melihat setiap masalah dengan merenungkan kutipan dari Captain Jack Sparrow sebagai pembuka artikel ini. "Masalah terbesar yang kita hadapi bukanlah terletak pada masalahnya, tetapi bagaimana kita menyikapi masalah itu sendiri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun