Mohon tunggu...
Jimmy Dwi Cahya
Jimmy Dwi Cahya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UKSW

Fakultas Pertanian dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN FPB UKSW: Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Kentang Secara Hayati di Desa Sumberejo

11 Desember 2022   23:33 Diperbarui: 11 Desember 2022   23:35 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN FPB UKSW: Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Kentang Secara Hayati di Desa Sumberejo

Pada tanggal 1 November 2022, Fakultas Pertanian dan Bisnis melakukan kegiatan KKN di dua desa yakni Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang dan Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Sebagai kelompok genap (kelompok 6) kami berkesempatan melaksanakan KKN di Desa Sumberejo dengan topik pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kentang. KKN dilakukan selama sebulan lamanya. 

Desa Sumberejo terdiri atas 6 Dusun diantaranya adalah Dusun Klabaran, Dukuh, Kenteng, Kledokan, Banaran, dan Kragon Wetan. Sebagian besar masyarakat Desa Sumberejo berprofesi sebagai petani dan pedagang dengan komoditas utama hortikultura. Dalam pembagian tempat, kelompok 6 ditempatkan di Dusun Klabaran dengan pendamping Desa Bapak Karmidi. Selama 1 bulan kami tinggal bersama beliau dan melakukan program kerja serta belajar bersama petani di Dusun Klabaran.

Dari beberapa komoditas yang ada di Dusun Klabaran, kami berfokus pada komoditas kentang. Beberapa petani di Desa Sumberejo memiliki beberapa permasalahan pada saat budidaya kentang terutama hama dan penyakit yang menyerang. Pada musim kemarau, petani kentang menghadapi permasalahan hama yang cukup serius seperti orong-orong, susup, ulat, dan lalat daun, sedangkan pada musim penghujan para petani mengalami kerugian panen akibat beberapa penyakit yang utama adalah penyakit busuk. Dengan permasalahan yang dihadapi oleh petani, kami berupaya membuat sebuah alat perangkap hama untuk mengatasi permasalahan hama terutama pada musim kemarau dan berdiskusi bersama para petani terkait pengendalian-pengendalian terkait hama dan penyakit secara hayati.

Dalam pengamatan kami, Desa Sumberejo masih belum memanfaatkan perangkap cahaya untuk mengatasi permasalahan hama yang ada di Desa dan masih bergantung pada penggunaan insektisida sintetis karena hasil yang didapatkan instant. Penggunaan perangkap cahaya pada lahan layak diuji coba sebelum kami memperkenalkannya pada petani kentang sehingga kami membuat perangkap cahaya menggunakan solar panel dan aki untuk mempermudah penerapannya.

KKN FPB UKSW: Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Kentang Secara Hayati di Desa Sumberejo
KKN FPB UKSW: Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Kentang Secara Hayati di Desa Sumberejo

Dalam minggu pertama, kami mendesain alat dan survei ketersediaan bahan pembuatan perangkap cahaya untuk mengetahui apakah petani dapat membuat ulang perangkap cahaya yang kami buat. Untuk memperkecil biaya pembuatan, kami menggunakan aki motor bekas dan kayu sebagai bahan utama kerangka dan mengecatnya untuk memperpanjang masa guna alat. Total biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan alat ini adalah Rp. 415.000.

 Energi yang digunakan untuk menyalakan lampu bersumber dari terik matahari yang dikonversi menjadi energi listrik menggunakan solar panel yang kemudian disimpan dalam aki untuk menyalakan lampu pada malam hari. Untuk penyaluran energi yang dihasilkan solar panel tidak langsung menuju aki melainkan menggunakan penghubung yakni solar charger controller yang dimana alat ini juga memiliki sistem otomatis nyalanya lampu dengan menggunakan sensor pengisian pada solar panel. Pada saat solar panel tidak mendapatkan cahaya yang cukup untuk mengisi daya maka lampu akan menyala begitu sebaliknya pada saat solar panel memiliki cahaya yang cukup untuk mengisi daya aki lampu akan mati.

Malam hari, pada saat lampu menyala beberapa hama pada tanaman kentang seperti lalat daun, orong-orong, dan ngengat akan tertarik pada cahaya yang dihasilkan oleh alat yang kemudian akan mendekati cahaya tersebut. Hama yang mendekat akan jatuh kedalam baskom yang berisikan air yang sudah dicampur dengan deterjen agar hama yang terperangkap tidak dapat kabur. Dalam beberapa hari pengujian, ada beberapa hama yang terperangkap seperti lalat daun, lalat buah, orong-orong, kumbang, dan ngengat.

KKN FPB UKSW: Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Kentang Secara Hayati di Desa Sumberejo
KKN FPB UKSW: Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Kentang Secara Hayati di Desa Sumberejo

Selain penggunaan perangkap cahaya, kami juga memperkenalkan kepada petani terkait jamur parasite yakni Beauveria bassiana yang dapat digunakan sebagai bioinsektisida. Bersamaan dengan diskusi bersama para petani terkait pengendalian hama dan penyakit, kami memperkenalkan jamur ini dan memberikan jamur pada seluruh petani yang berdiskusi untuk mencobanya pada lahan. Sistem kerja dari jamur ini adalah akan memparasit tubuh dari hama yang dimulai dari menginfeksi bagian mulut hingga seluruh tubuh hama. Proses parasite memakan waktu hingga 7 hari, pada awalnya hal ini merupakan hal yang kami takuti karena pengendalian menggunakan jamur B. bassiana memakan waktu yang cukup lama akan tetapi, setelah memperkenalkan jamur tersebut terlihat sebagian besar petani tertarik dan memberikan beberapa pertanyaan terkait jamur B. bassiana.

Setelah melakukan survei pada beberapa toko pertanian sekitar Desa Sumberejo, belum ada toko pertanian yang menyediakan jamur tersebut dikarenakan para petani yang belum pernah memanfaatkan jamur ini untuk mengendalikan hama pada lahan. Seiring berjalannya waktu, apabila banyak para petani yang menggunakan jamur B. bassiana toko pertanian setempat akan menyediakan jamur tersebut.

Dalam mengendalikan penyakit busuk pada tanaman kentang yang dimana merupakan penyakit utama pada musim penghujan, kami menyarankan petani penggunaan Trichoderma sp. sebelum penanaman kentang dengan mengaplikasikannya pada lahan yang ingin ditanami kentang. Trichoderma sp. dapat mengurangi intensitas serangan jamur Phytopthora penyebab penyakit busuk pada tanaman kentang. Selain itu kami memberikan modul terkait gejala pada tanaman dan pengendalian beberapa hama dan penyakit lain pada tanaman kentang dengan beberapa teknik pengendalian untuk mempermudah petani mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman kentang.

Melalui beberapa program kerja KKN yang telah terlaksana, diharapkan dapat menjawab beberapa permasalahan petani kentang di lahan terkait hama dan penyakit dan para petani kentang Desa Sumberejo mulai menggunakan perangkap cahaya dan pengendalian hayati lainnya dalam mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman kentang sehingga dapat menekan penggunaan insektisida sintetis yang dapat menurunkan kesehatan ekosistem lahan.

Kelompok 6: Jimmy Dwi Cahya, Himawan Wicaksono, Krisman Sembiring, dan Oktaviana Herianti Jestin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun