Mohon tunggu...
Jimmy Dwi Cahya
Jimmy Dwi Cahya Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UKSW

Fakultas Pertanian dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

[Kearifan Lokal] Antara Kebekolo dan Pertanian Berkelanjutan

12 Desember 2021   22:29 Diperbarui: 12 Desember 2021   22:35 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hai sobat kompasiana! Apakah kalian pernah mendengar kata kearifan local? Pasti kebanyakan dari kalian pernah mendengarnya dan mengetahui beberapa kearifan local pada daerah masing-masing. Banyak bidang yang tercakup didalam kearifan local, salah satunya adalah bidang pertanian. Disini saya akan membahas salah satu kearifan local dalam bidang pertanian.

Kearifan Lokal "Kebekolo"

Kearifan local merupakan segala bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman ataupun wawasan dan adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di komunitas ekologis. Disini saya akan membahas salah satu contoh kearifan local pada masyarakat Nusa Tenggara Timur terkhusus pada daerah Ende yakni Kebekolo.

Dalam budidaya tanaman di lahan, erosi merupakan masalah yang sering terjadi terutama pada lahan yang miring. Dalam mengatasi dampak erosi yang merugikan lahan pertanian, masyarakat Ende memiliki sebuah cara yang telah menjadi kearifan local daerahnya. Dampak erosi ini sangat merugikan lahan yang dimana berkurangnya kesuburan tanah akibat hilangnya lapisan top soil tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi dibandingkan dengan lapisan bawahnya.

Kebekolo merupakan barisan-barisan tumpukan kayu ataupun ranting pohon yang disusun atau direntang memotong lereng perbukitan pada lahan kering. Tumpukan kayu tersebut memiliki tujuan untuk menahan erosi dengan memperlambat laju aliran air permukaan pada saat turun hujan. Jarak tumpukan kayu tergantung dari tingkat kemiringan lahan, semakin miring lahan maka semakin rapat jarak tumpukan kayu.  

Teknik Kebekolo sangat efektif dalam memperkecil tingkat erosi tanah pada lahan akan tetapi semua hal pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Teknik kebekolo ini bergantung dengan umur serta ketahanan kayu. Kayu yang di tumpuk seiring berjalannya waktu akan rapuh dan hancur akibat proses pelapukan yang mengakibatkan para petani harus mengganti kayu secara periodic.

Untuk mengatasi kelemahan dari teknik kebekolo ini, Balai Penelitian Tanah (Balittanah) dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BTTP) NTT memberikan sentuhan teknologi pada kebekolo yakni dengan penanaman tumpang sari pada lahan dengan tanaman leguminosa. Sentuhan teknologi ini cukup sederhana sehingga dapat diadopsi oleh petani daerah Ende.

Tanaman leguminosa telah dimanfaatkan pada beberapa lahan pertanian sebagai tanaman konservasi karena memiliki manfaat baik secara ekologi maupun ekonomi. Tanaman leguminosa dapat mengikat N diudara menjadi N yang tersedia bagi tanaman utama pada lahan sehingga dapat memberikan dampak positif bagi lahan dan petani. Selain itu, karena kebekolo memerlukan kayu dalam penerapannya, kayu dari tanaman leguminosa dapat dijadikan sumber kayu untuk kebekolo sehingga petani tidak harus mencari sumber kayu lagi.

Kearifan local kebekolo berkaitan dengan pertanian berkelanjutan. Apa itu pertanian berkelanjutan? Pasti kalian pernah mendengar kata tersebut. Pertanian berkelajutan merupakan sebuah system produksi atau budidaya yang mempertimbangkan beberapa aspek yang saling berkaitan yakni aspek social budaya, lingkungan serta keuntungan. Banyak sekali lahan pertanian yang hanya memperhatikan keuntungan saja akan tetapi tidak memperhatikan lingkungan. Sebagai contoh banyak petani yang menggunakan input eksternal seperti pupuk dan pestisida yang sintesis atau bersifat anorganik. Tahukah kalian dalam penggunaan pupuk dan pestisida anorganik yang berlebihan dapat menyebabkan tanaman keracunan hara serta meninggalkan residu yang dapat merusak tanah. Sehingga penerapan pertanian berkelanjutan cukup penting untuk dipertimbangkan agar terjaganya kesehatan lingkungan serta stabilnya produktivitas lahan.

Selanjutnya mari kita kaitkan kearifan local kebekolo dengan pertanian berkelanjutan terkhusus dalam tiga aspek tersebut

Aspek Social Budaya

Dalam praktik kebekolo cukup sulit apabila dilakukan seorang diri sehingga petani saling membantu dalam penerapan kebekolo dalam lahannya. Dalam hal ini, antar petani dapat mempererat tali persaudaraan dengan saling membantu dalam penerapannya terlebih pada system kebekolo yang belum tersentuh oleh teknologi, para petani diharuskan mencari sumber kayu di daerahnya.

Aspek Ekonomi

Dalam penerapan kebekolo, terbukti dalam pengurangan tingkat erosi yang dapat mengakibatkan degradasi lahan sehingga produktivitas tidak mengalami penurunan yang signifikan. Pada system kebekolo yang telah mengalami sentuhan teknologi yakni dengan system penanaman tanaman konservasi dengan tanaman leguminosa dapat memberikan tambahan N untuk tanaman sehingga petani dapat mengurangi pengeluaran untuk melakukan pemupukan terhadap unsur N serta hasil panen tanaman leguminosa yang dapat dijual atau dimanfaatkan sendiri.

Aspek Lingkungan

Dalam hal lingkungan, kearifan local kebekolo menjaga kesehatan tanah dengan mengurangi kemungkinan erosi tanah yang dapat mengakibatkan lahan kehilangan lapisan top soil. Tumpukan kayu yang lapuk pada lahan juga dapat menjadi bahan organic untuk lahan. Pada system yang telah dipadukan dengan teknologi sederhana, tekhusus pada lahan yang menggunakan leguminosa sebagai tanaman konservasi, lahan mendapatkan N yang tersedia lebih banyak serta C organic yang tinggi dari biomasa tanaman konservasi yang dipilih serta pengurangan tingkat erosi akibat hujan yang memecah partikel tanah.

Kearifan local kebekolo mendukung pertanian organic yang dimana system kebekolo ini mendukung dalam ketiga aspek tersebut. Kebekolo ini sangat baik untuk diterapkan pada lahan terlebih diberi sentuhan teknologi seperti yang telah dijelaskan untuk meningkatkan dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kebekolo. Oleh karena itu, kearifan local kebekolo tidak boleh ditinggalkan oleh petani daerah Ende karena kebekolo ini memiliki pengaruh baik bagi lingkungan dari masa ke masa.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun