Mohon tunggu...
JIMMY DIMAS WAHYU
JIMMY DIMAS WAHYU Mohon Tunggu... wiraswasta -

* Indonesia No.1 Wealth Motivator * Favourite Speaker by Speaker Indonesia * Board of Advisor Lima Dua Group

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bambu Runcing dan Bamboo Investing

2 Januari 2013   11:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:37 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalahnya yaitu adalah Produk Investasi apa yang tepat untuk strategi Bamboo Investingdiatas? Tanpa mengesampingkan peran dunia perbankan dalam perekonomian Indonesia, kurang pas jika Pembaca melakukan investasi tersebut pada bank. Mengapa demikian? Anda bisa membaca artikel saya sebelumnya atau klik link di dalam judul berikut ini “Save or Invest, Mana Yang Anda Pilih?

Jika pembaca ingat beberapa kata yang saya garis bawahi sebelumnya yaitu alternatifmurah,massal demi mencapai kemerdekaan, maka pada paragaraf ini saya akan menggunakan analogi bambu sebelumnya dengan analogi bambu pada bamboo investing yang dikenalkan oleh Bapak Michael Steven.

Alternatif. Alternatif produk investasi yang saya maksud adalah Reksadana Indeks. Secara sekilas, reksadana adalah produk investasi yang dikelola oleh Manajer Investasi yang profesional, sehingga investor mempercayakan sejumlah dana investasi kepada Manajer Investasi tersebut untuk dikelola dengan cara melakukan pembelian pada unit reksadana tersebut dengan suatu harga tertentu (atau dikenal dengan istilah Nilai Aktiva Bersih atau NAB). Sedangkan indeks yang saya maksud mengacu pada indeks saham (bukan saham secara individual), misalnya Indeks LQ-45 yang seringkali digunakan, hal ini berarti Indeks (atau pembobotan) dari 45 Saham yang sering dikenal dengan istilah Blue Chips karena secara umum memiliki fundamental perusahaan dan likuditas transaksi yang baik misal Astra (ASII), Bank BCA (BBCA), Bank BRI (BBRI), Unilever (UNVR), Telkom (TLKM), dsb yang umumnya perusahaan tersebut diketahui pembaca dengan baik. Kesimpulannya, jika Pembaca menyisihkan dana untuk melakukan investasi secara Bamboo Investing dengan melakukan pembelian terhadap Reksadana Indeks berbasiskan LQ-45, maka Pembaca sebenarnya secara sederhana telah melakukan investasi terhadap 45 saham tersebut (dan bukan masing-masing saham secara individu) yang dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi.

Murah. Murah disini bukanlah “Murahan”. Murah yang saya maksudkan disini adalah untuk membeli reksadana tersebut, Pembaca tidak perlu membayangkan dana investasi awal dalam jumlah yang sangat besar. Saat ini Reksadana Indeks dapat dibeli dengan dana investasi yangmurah yaitu minimal Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah). Bila Pembaca ingin menambah dana investasi atau top up, maka Pembaca dapat melakukannya setiap waktu dengan minimal kelipatan Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) sesuai kemampuan dan kondisi finansial Pembaca.

Mengapa saya sebut bukan “Murahan”? Karena dengan dana investasi yang murah tersebut, pembaca bisa membeli kumpulan saham LQ-45 tersebut dengan dana investasi yang sangat terjangkau dibandingkan bila pembaca membeli saham-saham tersebut secara individu karena harga saham yang relatif lebih tinggi bila dilihat secara individu. Menarik bukan? Untuk memberikan gambaran yang jelas kepada Pembaca, saya ingin menunjukkan dengan pergerakan Indeks LQ-45 melalui gambar dibawah ini.

Pergerakan Indeks LQ-45 Periode 2000 - 2012

Pergerakan Indeks LQ-45 Periode 2010 - 2012 (3 tahun terakhir)

Bila melihat data 3 (tiga) tahun terakhir mulai tahun 2010 hingga akhir 2012, maka Indeks LQ-45 telah mengalami kenaikan mencapai 48% dengan rata-rata per tahun memberikan return 15%(bukan berarti fixed return setiap tahunnya). Dengan rata-rata 15% per tahun dan diatas bunga deposito di perbankan maupun inflasi Indonesia yang memiliki rata-rata 7-8% per tahun (Time Value of Money), maka Reksadana Indeks tentunya menjadi alternatif yang patut diperhitungkan selain tentunya membutuhkan dana investasi yang sangat minim untuk memulai investasi.

Masal. Sepanjang pengetahuan dan pengalaman saya di bidang investasi khususnya Pasar Modal, terdapat beberapa persepsi masyarakat yang menurut saya sudah saatnya mengalami perubahan yaitu Pasar Modal hanyalah untuk kalangan berduit saja, Investasi Awal di Pasar Modal membutuhkan modal yang sangat besar, dan lain sebagainya. Saya harap melalui Reksadana Indeks ini persepsi tersebut mulai terkikis karena Reksadana Indeks menunjukkan bahwa investasi dapat dimulai dari modal yang sangat kecil dan masyarakat Indonesia dapat mengikutinya tanpa membedakan kalangan berduit atau tidak. Sudah saatnya kita merubah persepsi kita untuk mencapai kemerdekaan finansial bersama.

Kemerdekaan Finansial

Pada waktu awal saya berkarir di dunia Pasar Modal, saya sering mendengar pada waktu saya memberikan edukasi melalui seminar, training atau workshop bahwa Indonesia maju, rakyat tidak menikmati atau kemajuan hanya milik kaum elite semata. Secara pribadi, saya bisa memahami pandangan seperti itu karena minimnya edukasi Pasar Modal bagi masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan pola pikir banking mindeddibandingkan investment minded. Semoga melalui artikel ini dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan mulai mencari tahu dengan baik dan benar mengenai produk investasi yang terdapat di Pasar Modal Indonesia untuk mencapai kemerdekaan finansial yang menjadi idaman bagi semua orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun