Mohon tunggu...
Jimmy Banunaek
Jimmy Banunaek Mohon Tunggu... Guru - Menulislah sebelum engkau mati

Penulis pemula yang mau terus belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Warisan Kepala Sekolah Apa?

10 Maret 2021   23:19 Diperbarui: 10 Maret 2021   23:31 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini dunia politik selalu membicarakan tentang legaci atau warisan apa yang mau ditinggalkan ketika menjadi seorang pemimpin. Semua berlomba untuk meninggalkan warisan yang selalu dikenang sebagai simbol dari kepemimpinan ketika menjabat.

Warisan itu yang akan dikenang sepanjang sejarah sekaligus sebagai barometer keberhasilan dalam memimpin.

Mengapa para pemimpin politik memikirkan hal tersebut karena mereka menyadari bahwa jabatan yang dimiliki hanya sementara. Punya masa waktu. 

Demikian juga umur yang dimiliki terbatas. Tidak ada yang tahu sampai kapan ia akan hidup. Jika demikian maka timbul pemikiran dari para sebagian pemimpin untuk meninggalkan sesuatu yang mungkin akan selalu dikenang sepanjang masa.

Sebenarnya apa itu legacy? secara umum legacy adalah warisan. Warisan bukan hanya merujuk pada harta benda, uang atau properti lainya tetapi ada nilai-nilai kehidupan yang ditinggalkan sebagai bekal.

Ketika orang berbicara tentang Mahatma Gandhi, maka mereka akan mengingatnya sebagai pemimpin karismatik yang membawa kemerdekaan bagai India. 

Ia adalah seorang pemimpin yang menyuarakan kemerdekaan tanpa kekerasan dengan melakukan demonstrasi secara damai walaupun banyak rakyat yang berkorban nyawa. Kutipannya yang menyentuh yaitu dimana ada cinta disitu ada kehidupan.

Demikian pula ketika kita berbicara tentang Mother Theresa atau Bunda Theresa maka kita akan mengingatnya sebagai seorang biarawati yang melayani orang miskin, sakit, yatim piatu, dan sekarat selama kebih dari 47 tahun di Calcuta-India. Ia mempersembahkan hidupnya untuk menolong kaum papa.

Di tanah air pun demikian jika bicara tentang Soekarno maka semua kita sepakat bahwa Ia adalah sang proklamator dengan berbagai legaci yang ditinggalkan. Semangatnya melawan paham imperialisme barat yang masuk lewat sistim kapitalisme. 

Ia menolak kerjasama dengan pihak asing. Menurutnya negara harus diuntungkan dan rakyat harus disejahterakan. 

Perjuangannya yang begitu masif dalam memperjuangkan rakyatnya dari semena-mena pihak asing akhirnya ia harus diungsikan diberbagai tempat. Walaupun harus ditahan dan dilempar diberbagai tempat namun semangat nasionalismenya tetap kokoh.

Dan masih banyak contoh tokoh-tokoh lainnya yang meninggalkan warisan hingga terus diingat sampai saat ini.

Kita sepakat bahwa di manapun kita ditempatkan dalam jabatan sebagai pemimpin maka ada sebuah warisan yang perlu ditinggalkan. Entah itu dalam bentuk barang kelihatan atau yang tidak kelihatan seperti semangat, perjuangan, motivasi, kerja keras dan lain sebagainya.

Sebagai kepala sekolah ada minimal dua jabatan yang melekat dalam diri yaitu sebagai manajer dan sebagai leader. Kedua tanggungjawab itu mengharuskan seorang kepala sekolah untuk benar-benar menerapkan dan mewujudkannya. 

Karena publik dalam hal ini masyarakat, orang tua, siswa maupun guru dan pemerintah ingin merasakan adannya perubahan. Ada legaci yang bisa ditinggalkan. 

Karena setelah menyelesaikan masa jabatan, orang akan menilai dan bertanya, apa saja yang sudah dibuatnya? Apakah ada perubahan? warisan apa yang sudah ditinggalkan? Jawabannya akan sangat beragam jika tak ada satupun pertanyaan yang bisa membuktikannya.

Narasi-narasi negatif sebenarnya tidak perlu muncul jika dalam masa kepemimpinan ada begitu banyak perubahan yang dilakukan. Misalnya perubahan belajar dan perilaku siswa. Dari malas menjadi rajin. 

Dari tidak tahu menjadi tahu. Iklim sekolah yang kondusif. Prestasi siswa meningkat, perubahan fisik sekolah terlihat. Dan masih banyak lagi yang bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan.

Ada sebuah prestise. Ada Kebanggaan dan kepuasaan tersendiri jika hal ini terjadi. Namun sungguh malang jika dalam masa kepemimpinan hanya ada masalah dan kekacauan yang ditinggalkan. 

Stigmatisasi maupun bullyan yang akan didapat sebagai harga dari sebuah kepercayaan. Masyarakat akan menilai kalau memang orang ini tidak layak menjadi memimpin.

Untuk itu hal yang perlu dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah bagaimana meninggalkan warisan yang baik. Terutama nilai-nilai moral seperti tanggungjawab, kejujuran, kerja keras, keterbukaan dsb. Agar proses kaderisasi kepemimpinan ke depan menjadi lebih baik.

Belajarlah dari para pemimpin hebat dunia agar memiliki gambaran bagaimana menjadi seorang pemimpin yang disegani sepanjang masa.  Hidup ini ibarat uap sesaat saja lalu menghilang, demikian juga jabatan. 

Tak ada yang kekal. Agar hidup ini terasa bermakna bahkan sampai akhiratpun akan selalu dikenang sepanjang sejarah. Ketika orang mengingatnya mereka akan menundukan kepala sambil berbisik dalam hati, ini baru kepala sekolah.

Salam Hormat,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun