Mohon tunggu...
Jimmy Banunaek
Jimmy Banunaek Mohon Tunggu... Guru - Menulislah sebelum engkau mati

Penulis pemula yang mau terus belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bisakah Guru di Desa Tetap Mengajar dalam Situasi Covid-19

6 April 2020   21:10 Diperbarui: 6 April 2020   21:18 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia saat ini sedang dilanda wabah yang mematikan yaitu corona virus (covid-19) demikian pula Indonesia yang ikut terdampak dari wabah ini. Data per 5 April 2020 menunjukan Indonesia berada diperingkat kedua kematian akibat virus coroan ini (https://kaltim.idntimes.com).

Pemerintah akhirnya sigap untuk mengambil tindakan preventif dengan memutus penyebaran virus ini melalui social distancing atau pembatasan sosial dan berkembang menjadi phisical distancing. Salah satu himbauan dari pemerintah yaitu bekerja dari rumah (Work from home) agar bisa membantu memutuskan penyebaran virus corona atau covid-19.

Keputusan ini berlaku juga bagi pendidikan di Indonesia dengan meliburkan sekolah-sekolah untuk belajar atau bekerja dari rumah saja. kegiatan belajar mengajar dengan tatap muka berubah menjadi pembelajaran berbasis digital atau online. Namun strategi ini tidak berlaku bagi sekolah-sekolah di pedesaan karena keterbatasan akses internet dan sarana pendukung seperti smartphone, leptop atau note book. 

Untuk mengantisipasi hal tersebut agar kegiatan belajar tetap berjalan maka strategi sederhana yang bisa diterapkan oleh guru-guru di pedesaan yaitu dengan berkunjung ke rumah peserta didik (home visit). Metode ini masih dibilang efektif dalam keadaan seperti ini karena tidak melibatkan banyak orang. Yang perlu diperhatikan oleh guru adalah menerapkan protokol keselamatan sesuai anjuran WHO.

Adanya kunjung rumah memiliki magnet dan suntikan motivasi kepada peserta didik karena kerinduan siswa kepada gurunya akibat liburan yang panjang dan aktivitas tatap muka yang sedikit jedah. Setelah semangat diberikan kepada peserta didik, bapak/ibu guru pun memberikan penugasan kepada peserta didik kemudian mengatur waktu untuk melakukan pengawasan dan evaluasi. Tidak terhenti di situ saja tetapi guru juga ikut membantu mensosialisasikan gerakan hidup bersih agar memutus penyebaran virus corona ini kepada orang tua maupun keluarga peserta didik.

Jika ada guru yg menerjemahkan 'bekerja dari rumah' secara sederhana maka pasti yg dilakukannya adalah 'mengerjakan tugas rumahnya' dan mengabaikan tanggungjawabnya. Mumpung kesempatan liburan panjang. Guru yang peduli tidak akan berdiam diri di rumah tetapi akan mencari cara atau metode yang tepat untuk mengisi liburan panjang ini dengan melakukan kontrol belajar kepada peserta didik. Apabila hal ini tidak dilakukan maka anak-anak didik (di desa) akan mengisi hari-hari liburan dengan bermain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun