Mohon tunggu...
Jimmy Banunaek
Jimmy Banunaek Mohon Tunggu... Guru - Menulislah sebelum engkau mati

Penulis pemula yang mau terus belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3 Hal yang Harus Diterapkan Guru dalam Membuat Penilaian

10 Juli 2019   10:01 Diperbarui: 28 Juni 2021   17:54 1716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui Hal yang Harus Diterapkan Guru dalam Membuat Penilaian (unsplash/annie-spratt)

Penerapan kurikulum 2013 di satuan pendidikan sekolah dasar sudah berjalan namun belum sepenuhnya memberikan hasil yang maksimal. Ada berbagai kendala yang dihadapi guru dalam penerapan, salah satunya adalah penilaian. 

Penilaian yang dimaksud adalah bagaimana seorang guru mampu menilai pencapaian kompetensi peserta didik dengan tepat terkhususnya dalam penilaian pengetahuan. Oleh karena itu maka, tulisan ini sangat membantu  guna menjawab pertayaan bagaimana cara dan waktu yang tepat untuk melakukan penilaian terhadap pencapaiaan kompetensi peserta didik.

Prinsip penilaian kurikulum 2013 tidak jauh berbeda dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) karena kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2006. 

Dalam kurikulum 2006 penilaian dilakukan berdasarkan muatan pembelajaran dalam bentuk angka sedangkan kurikulum 2013 penilaian mengacu pada muatan kompetensi dasar yang disajikan dalam bentuk angka dan eskripsi.

Baca juga : Penilaian Peserta Didik dalam Kurikulum 2013

Di dalam kurikulum 2013 konsep penilaian untuk memahami pembelajaran melalui kompetensi mengacu pada 3 (tiga) hal yaitu penilaian sebagai pembelajaran (asessment as learning), penilaian untuk pembelajaran (asessment for learning) dan penilaian atas pembelajaran (asessment of learning). Ketiga hal ini harus dilakukan oleh guru dalam kegiatan penilaian.

Sebelum kurikulum 2013 diterapkan, kita (guru) lebih kenal dengan sebutan penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif dikenal dengan penilaian proses sedangkan penilaian sumatif dikenal dengan penilaian hasil. 

pixabay.com
pixabay.com
Kalau dalam kurikulum 2013 penilaian formatif dikenal dengan asessment as learning dan asessment for learning. Sedangkan penilaian sumatif dikenal dengan asessment of learning. Jadi pada prinsipnya tidak ada perbedaan yang terlalu mendalam pada kegiaatan penilaian. Prinsip penilaian pada kurikulum 2013 adalah sbb:

1) Penilaian sebagai pembelajaran (asessment as learning) merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru sepanjang proses pembelajaran dengan tujuan untuk memahamkan sebuah konsep. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini untuk memberikan informasi kepada guru tentang kesiapan siswa memahami konsep yang lebih dalam. 

Sebagai contoh pada buku siswa tema 5 sub tema 1 pembelajaran 1. Temanya adalan pahlawanku. Pada kegiatan pembelajaran disajikan beberapa gambar di antaranya ada beberapa siswa yang menjenguk temannya yang sedang sakit, ada seorang peserta didik yang membantu temannya merapikan buku dan ada dua orang peserta didik yang melakukan observasi terhadap tembuhan dan hewan. 

Pertanyaan yang muncul adalah apa yang mereka lakukan, bagaimana pendapatmu tentng hal itu, dan hal baik apa yang bisa kamu contoh. Gambar-gambar dan pertayaan-pertayaan tersebut disajikan untuk memahamkan konsep tentang sikap yang dimiliki oleh seorang pahlawan. 

Baca juga : Penilaian Akhir Tahun Sesion Dua di Masa Pandemi

Jadi menjenguk teman yang sakit, menolong teman merapikan buku, dan merawat tanaman atau hewan merupakan contoh sikap dari seorang pahlawan. 

Melihat contoh yang sederhana namun dibutuhkan sebuah penalaran (berpikir kritis) dari peserta didik maka akan menghasilkan sebuah pemahaman yang luas tentang pahlawan. 

Jadi pahlawan bukan saja dikenal peserta didik karena pengorbananya mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan tetapi dari contoh tersebut menunjukan sikap dari kepahlawanan. Hasil penilaian atau jawaban itu disimpan sebagai portofolio peserta didik.

2) Penilaian untuk pembelajaran (asessment for learning) merupakan penilaian yang dilakukan oleh seorang guru untuk mendorong pencapaian kompetensi guna memantapkan pemahaman peserta didik. Penilaian ini dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan situasi pembelajaran di kelas. Dari hasil penilaian ini digunakan oleh guru untuk melakukan pengayan dan remidial.  

Sebagai contoh peserta didik ditugaskan menemukan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam sebuah paragraf untuk disajikan dalam diagram. Dari hasil penilaan tersebut guru dapat melihat seberapa dalam pemahaman peserta didik terhadap gagasan pokok dan pendukung tersebut. 

Baca juga : "Quizizz" Alternatif Penilaian yang Menarik dan Memotivasi di Masa Pandemi Covid-19

Jika ada peserta didik yang belum memahami maka dilakukan pembelajaran remidial. Penilaian ini bisa diakategorikan dalam penilaian harian dan penilaian tengah semester.

3) Penilaian atas pembelajaran (asessment of learning) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil dari kegiatan ini untuk memberikan informasi tentang keberhasilan pembelajaran. Kegiatan penilaian atas pembelajaran tidak harus terjadi setiap hari karena kegiatan ini dilakukan ketika peserta didik sudah siap untuk diukur pemahamannya. 

Dari mana guru mengetahui kesiapan peserta didik terhadap sebuah kompetensi yaitu dari penilaian pembelajaran sebelumnya. Artinya, bahwa sebelum guru melakukan penilaian atas pembelajaran maka penilaian sebagai pembelajaran dan penilaian untuk pembelajaran harus terlebih dilakukan.

Agar peserta didik benar-benar memahi dan mengetahui konsep tersebut. Asessment as learning dan asessment for learning yang lebih banyak dilakukan karena kedua hal tersebut merupakan bagian dari proses pembelajaran.

Demikian prinsip Penilaian pengetahuan dalam kurikulum 2013 yang bisa dikatakan sangat sederhana untuk dipahami oleh guru-guru. Mulai dari pemahaman konsep, pemantapan konsep dan pengukuran. Namun dalam pelaksanaanya masih banyka guru yang lebih fokus pada penilaian hasil tanpa mempedulikan proses. 

Hal itu terlihat ketika masih banyaknya anggaran yang dikeluarkan oleh satuan pendidikan untuk membiayai ujian try out ataupun les tambahan untuk mendongkrak hasil ujian. Padahal penilaian proses itulah yang sangat penting karena adanya interaksi yang efektif antara peserta didik dengan sesama maupun dengan guru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun