Mohon tunggu...
Jimmy Koby
Jimmy Koby Mohon Tunggu... Administrasi - Malas aja 😄😄

Menulis untuk berbagi, itu saja :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Buku, Bintang yang Turun Pamor

10 September 2018   01:12 Diperbarui: 10 September 2018   01:26 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : medium.com

Di suatu hari yang cerah, disela-sela liburan akhir pekan saya sempatkan waktu ke toko buku. Iseng-iseng saya main ke sana hanya untuk mencari komik yang sudah lama saya baca. Buku itu masih terpampang di etalase. Baik yang seri yang lama mau pun yang masi baru. Dulu ketika saya masih sma komik itu adalah salah satu yang popular. Saya beranjak ke rak-rak yang penuh buku fiksi. Ada banyak novel yang di pajang disana. Dalam hati kok bisa ya ada yang menulis buku setebal itu.

Itu adalah ungkapan yang selalu saya gumamkan dalam hati ketika berkunjung ke took buku. Bagaimana tidak, melihat banyak buku-buku tebal di rak selalu membuat saya terkagum kagum. Menulis selembar narasi bisa jadi sebuah perjuangan yang berat, apalagi sebuah narasi fiksi. Menulis skripsi sebanyak 100 halaman saja harus dikoreksi berulang ulang, belum lagi kesalahan penulisan yang tidak dapat dihindari.

Saya memang pengagum novel-novel fantasy seperti cerita peri, naga dan cerita cerita manusia super. Membaca cerita-cerita tersebut member kesan tersendiri buat saya. Namun kebiasaan membaca sudah mulai berkurang. Setelah banyak film bertemakan fantasy mulai diproduksi. Memang lebih menarik menonton dari pada membaca. Membaca menghabiskan waktu berjam jam bahkan bisa berhari hari, namun sebuah film dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 2 jam.

Selain itu jaringan internet yang mulai stabil dan dapat  dengan mudah di akses lewat gawai menyediakan banyak informasi dengan lebih cepat dibandingkan harus membaca buku. Hiburan seperti novel atau pun komik komik dapat dibaca secara online tanpa harus mengeluarkan ongkos lebih. Dulu sewaktu sma, sebuah buku dapat bergiliran dibaca oleh teman teman namun sekarang tinggal klik dan baca. Kini para kolektor novel roman yaitu para wanita mulai beralih ke drama korea.

Meskipun tidak semua buku dapat diakses lewat gawai, namun keberadaan mereka hampir dilupakan. Yang paling sering dibeli mungkin saat ini adalah buku pelajaran. Buku novel roman bahkan komik pun hampir tidak banyak yang membacanya sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun