Kini, kabupaten yang terletak di bagian leher peta papua itu memiliki lumbung energi baru. Masyarakat sudah lama menantikan BBM murah dan gampang diperoleh. Terlebih bagi masyarakat nelayan yang banyak menggantungkan pada ketersediaan solar.
Dengan harga solar yang terjangkau, memberi kontribusi pada positif pada turunnya beban operasional. Secara tidak langsung, iklim ekonomi mengalami perbaikan yang relatif lebih baik sekaligus peningkatan taraf hidup layak bagi komunitas nelayan.
Kehadiran program BBM Satu Harga di kabupaten yang memiliki luas 18.114 Km atau meliputi 13,02 persen dari wilayah Provinsi Papua Barat turut memberikan andil dalam pembenahan krisis listrik di wilayah tersebut. Lebih dari 15 tahun lamanya, sebagian masyarakat setempat tidak dapat menikmati listrik 24 jam.
Untuk mengoptimalkan listrik yang hanya bertahan mungkin hingga 12 jam saja per hari, warga Bintuni beralih menggunakan genset. Kendala yang sering dihadapi kala itu, sulitnya memperoleh solar untuk menghidupkan mesin genset. Jika itu terjadi, terpaksa beralih menggunakan lilin sebagai alternatif penerangan sementara.
Rampung 209 SPBU
Selain Kabupaten Teluk Bintuni, SPBU Kompak juga hadir di Kepulauan Ayau di Raja Ampat dan Kecamatan Matemani, Sorong Selatan. Secara bersamaan diresmikan yang dipusatkan di Terminal BBM Manokwari. Termasuk SPBU di Mahakam Ulu (Kalimantan Timur), Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sabu Riaju.Â
Total lembaga penyalur yang diresmikan berjumlah 15 SPBU. Peresmian tersebut guna mengejar target tahunan yang dicanangkan, yakni sebanyak 83 SPBU 1 Harga yang bakal beroperasi 2020. Sejak kebijakan pro rakyat ini dicanangkan 2017 silam, sudah ada ratusan SPBU Satu Harga diresmikan. Totalnya mencapai 209 lembaga penyalur, termasuk 15 SPBU yang baru diresmikan.
Terkait dengan penugasan, Pertamina menargetkan merampungkan infrastruktur lembaga penyalur untuk program BBM Satu Harga di 500 titik atau lokasi pada 2024 nanti. Harapannya ekonomi masyarakat bisa tumbuh dan menjadi lebih produktif dengan tersedianya BBM yang terjangkau di wilayah yang selama ini sulit dijangkau.
Pembuktian Pertamina
Pertamina membuktikan, mampu melewati tantangan dalam proses pengembangan infrastruktur lembaga penyalur baru guna menunjang program revolusioner, BBM Satu Harga. Kendati aspek geografis Indonesia sebagai negara kepulauan menjadi rintangan tersendiri, namun powerhouse ini mampu merampungkan sejumlah lembaga penyalur baru sesuai dengan target yang direncanakan.
Memang tidak mudah, terlebih beberapa wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) masih sulit untuk diakses karena keterbatasan infrastruktur pendukung. Termasuk di tahun 2020 ini, dimana ada pembatasan interaksi sosial di tengah upaya pencegahan penularan Covid-19.