Mohon tunggu...
Jimmy Wijaya
Jimmy Wijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Insan Bangsa

Berbagi Cerita

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Transformasi Pertamina, Mendorong Lokomotif Ekonomi

28 November 2020   08:41 Diperbarui: 28 November 2020   08:51 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transformasi Pertamina tidak melulu berbicara mengenai peningkatan laba, efisiensi dan pengurangan "kebocoran". Di lain sisi, transformasi perusahaan pelat merah ini juga berfokus pada upaya menciptakan values baru terhadap kebutuhan energi bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk di pelosok dan tanpa terkecuali.

Sebagai perusahan milik negara, transformasi melahirkan mindset baru yang jauh lebih peka dan adaptif. Terlebih di era disruptif seperti sekarang. Proses bisnis perusahaan tidak hanya mengandalkan pada revenue saja. Lebih dari itu, sebagian korporasi yang terus berkembang, bertransformasi menjadi perusahaan yang mampu berinovasi serta memberikan solusi.

Contohnya perusahaan rintisan (start-up), dimana orientasinya pada inovasi dan solusi terbukti mampu menumbangkan pemain lama yang tidak melakukan perubahan dan mempertahankan pola lama. Perusahan yang memiliki kepekaan dan mampu menghadirkan solusi, kelak akan menjadi perusahaan yang visioner. Itulah yang menjadi sebab mengapa perusahan harus bertransformasi.

Terkait dengan solusi, Pemerintah melalui Kementerian ESDM bersama BPH Migas dan Pertamina berkolaborasi, mengurai persoalan energi yang sudah bertahun-tahun lamanya menjadi permasalahan besar di negeri ini. Persoalan yang sangat berpengaruh signifikan terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah tertentu.

Melalui program BBM Satu Harga yang hadir sebagai solusi, secara bertahap mulai memetakan setiap permasalahan energi yang dialami masyarakat yang berada di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Perlahan, lembaga penyalur baru (SPBU Pertamina) dirampungkan di berbagai penjuru negeri. Tentunya hal tersebut akan berkontribusi pada kesejahteraan rakyat sekaligus menjadi lokomotif ekonomi.

Efek dari program BBM Satu Harga bagi masyarakat 3T berakibat pada terpangkasnya biaya-biaya yang selama ini menjadi beban masyarakat. Seolah, program ini membebaskan belenggu lama serta memberi kemudahan yang sudah lama dinantikan. Sebelum program pro rakyat ini bergulir, harga beli BBM membengkak di masyarakat, yang disebabkan belum adanya lembaga penyalur resmi di lokasi 3T, sementara demand masyarakat ada dan diambil melalui pengecer BBM yang men-supply dengan harga yang tinggi.

***

Mengapa menjadi BBM Satu Harga menjadi lokomotif ekonomi? Harga BBM murah dan mudah diakses berpengaruh pada konsumsi masyarakat. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi akan mengalami pertumbuhan.

Di Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) misalnya. Sudah puluhan tahun lamanya, kecamatan Babat Toman jauh dari akses suplai BBM. Karena sulitnya memperoleh BBM dan tingginya harga jual, masyarakat setempat merasa kampung halaman nenek moyangnya sebagai desa tertinggal.

Sulitnya memperoleh BBM di wilayah tersebut jelas merupakan sebuah ironi. Betapa tidak, Muba adalah salah satu daerah penghasil minyak di Indonesia, justru mengalami kendala dalam menikmati BBM, karena tidak adanya lembaga penyalur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun