Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menlu Milenial 2019-2024

24 Juli 2019   08:58 Diperbarui: 24 Juli 2019   18:32 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada keraguan bahwa Menlu Retno Marsudi sudah melaksanakan tugasnya dengan baik selama ini, sama halnya dengan para Menlu sebelumnya seperti Adam Malik dan Ali Alatas.

Namun untuk tahun 2019-2024 sebaiknya Presiden Jokowi memilih Menlu milenial. Siapakah Menlu milenial itu? Menlu milenial itu yang berani, lincah dan mengerti apa yang dibutuhkan negara ini.

Indonesia yang katanya sudah masuk jajaran 20 negara ekonomi besar dunia (G-20) tapi perwakilan Indonesia belum mencakup seuluh negara di dunia, bahkan ada yang dirangkap. Singapura, bukan anggota G-20, tapi bisa mempunyai hubungan ekonomi yang baik dengan hampir seluruh negara di dunia. 

Menlu milenial harus berani membuka keduataan dengan seluruh negara di dunia, walupun dubesnya tidak harus tinggal di negara itu, karena bisa dilakukan dengan tetap tinggaldi Jakarta seperti yang dilakukan Singapura dan negara-negara maju lainnya. Kalau bukan Menlu milenial, seseorang tidak akan berani mengambil langkah drastis dan sangat penting ini.

Tugas setiap dubes dan stafnya haruslah mendukung pereknomian Indonesia antara lain meningkatkan ekspor, mendatangkan investasi dan turis asing ke Indonesia seperti sering dilontarkan oleh Presiden Jokowi.

Tidak semua isu harus ditangani, tapi hanya yang terkait dengan kepentingan Indonesia. Para pengusaha Indonesia yang ingin melakukan ekspor ke luar negeri harus bisa dibantu Menlu milenial ke mana kira-kira harus melakukan ekspor dan produk apa yang diperlukan.

Pencitraan berupa foto berbagai kegiatan Menlu dan pejabatnya menarik untuk dilihat, namun Menlu milenial harus lebih mengutamakan raihan yang terukur misalnya ekspor Indonesia dari 194 negara di dunia ke Indonesia tahun sebelumnya berapa dan tahun berjalan berapa. 

Masyarakat dan pelaku usahalah yang menilai apakah itu menurun atau meningkat, Menlu milenial tidak perlu mengatakan bahwa itu meningkat atau menurun sebabg masyarkat kita sudah cerdas.

Dari mana Menlu milenial ini bisa diambil? Tidak harus dari Kementerian Luar Negeri, justeru dari luar bisa lebih baik karena akan berani mengambil tindakan drastis demi kepentingan Indonesia. Sedangkan kalau dari dalam akan sulit mengambil langkah baru karena sudah terbiasa dengan aturan yang mengikat dirinya.

Kemudian Menlu milenial ini harus bisa bekerja erat untuk memajukan ekonomi Indonesia. Misalnya harus bisa bekerja erat dan akrab dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian untuk membantu pengusaha Indonesia meningkatkan ekspornya ke luar negeri. 

Menlu milenial juga harus bekerja erat dengan Menteri Pariwisata guna meningkatkan turis asing dari seluruh dunia ke Indonesia. 

Menlu juga harus bisa saling telepon atau whatsapp dengan Kepala BPKM agar investasi aing yang masuk ke Indonesia sesuai dengan harapan masyarakat dan pengusaha kita dan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun