Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Memajukan Pariwisata Indonesia?

20 Desember 2018   11:50 Diperbarui: 20 Desember 2018   14:57 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menurut data Organisasi Pariwisata Dunia (World Tourism Organization), pada tahun 2017 turis yang berkunjung ke Indonesia mencapai 12.948.000 orang, ke Thailand 35.381.000 orang, ke Malaysia 25.948.000 orang, ke Singapura 13.906.000 orang, ke Vietnam 12.922.000 orang, ke Jepang 28.691.000 orang, ke China 60.740.000 orang, ke AS 76.941.000 orang, ke Spanyol 81.786.000 orang, ke Perancis 86.918.000 orang, dan ke Italia 58.253.000 orang.

Angka itu hanya untuk menggambarkan betapa pentingnya kehadiran turis asing bagi suatu negara. Dulu bagi Jepang kehadiran turis asing tidak begitu penting karena mengutamakan industri mesin dan mobil. Namun sejak menjadikan sektor pariwsiata sebagai salah satu prioritas pembangunan maka saat ini jumlah turis yang datang ke Jepang (28.691.000 orang) sudah melebihi turis yang datang ke Indonesia. Bahkan turis yang datang ke Malaysia pun jauh lebih banyak yakni 25.948.000 orang sementara ke Indonesia hanya 12.948.000 orang.

Padahal banyak orang tahu bahwa objek turis di Indonesia jauh lebih banyak seperti Bali, Lombok, Labuan Bajo, Danau Toba, Borobudur, Tanjung Lesung, Pulau Seribu, Raja Ampat, Bunaken, Manado, dll.

Salah satu yang bisa dilakukan Indonesia yakni membenahi laman atau home page tentang wisata di Indonesia. Jika belajar dari berbagai laman wisata di berbagai tempat di dunia, maka mereka menyajikan informasi yang baik dan dapat dipercaya serta dengan foto menarik yang meliputi:

  • Tentang Tempat Itu: Menjelaskan secara ringkas tentang tempat itu dan latar belakangnya.
  • Apa yang bisa dilakukan: menampilkan kegiatan yang bisa dilakukan di tempat itu mulai dari subuh, pagi, siang, sore, hingga malam hari. Ditampilkan dengan gambar-gambar yang menarik.
  • Pemandangan tentang makanan: ditampilkan jenis makanan dan di mana bisa dinikmati beserta harganya.
  • Tempat untuk tinggal: berisi informasi tentang tempat tinggal mulai dari hotel yang termahal sampai tempat penginapan yang termurah. Ditampilkan dalam gambar menarik.
  • Rencana Perjalanan: menampilkan rencana perjalanan yang sudah diatur oleh tenaga professional tinggal memilih paket perjalanan saja di tempat itu yang juga ditampilkan dengan gambar-gambar menarik.
  • Kegiatan besar: kegiatan besar yang sudah menjadi andalan tempat itu juga ditampilakan dengan gambar menarik.
  • Potongan harga: menampilkan pilihan yang menjadikan biaya lebih murah misalnya jika satu kelompok lebih 10 harganya menadapat potongan 50%, dan lain-lain.
  • Kelompok Perjalanan: berisi informasi yang mengatur perjalanan dalam kelompok atau keluarga sehingga bisa lebih dinikmati.

Jika Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten dan seluruh perwakilan kita di luar negeri serta dengan perusahaan penerbangan dan transportasi serta perhotelan, maka tidak mustahil tahun 2019 mendatang jumlah turis yang datang ke Indonesia bisa melewati jumlah turis yang datang ke Malaysia dan Jepang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun